Abu Nawas dan Kritik Terhadap Insfratruktur Negara

16 September 2022, 08:00 WIB
Abu Nawas dan Kritik Terhadap Insfratruktur Negara /Youtube/humorsufiofficial

PORTAL MAJALENGKA – Nama Abu Nawas sangat populer di kalangan masyarakat dunia, terutama masyarakat Indonesia.

Perjalanan Abu Nawas yang dianggap tidak waras merupakan sosok orang cerdas dan jenaka.

Kegaduhan yang sering dibuat Abu Nawas selalu mengandung sisi kebenaran dan tidak bisa terelakkan.

Baca Juga: Diduga Hacker Bjorka, Tim Khusus Tangkap Pemuda Asal Madiun

Baik dalam bentuk humor, sindiran, bahkan kritik Abu Nawas terhadap pemerintah dengan khas uniknya.

Seperti saat Abu Nawas mengkritik Insfratruktur negara melalui aksinya yang membuat semua masyarakat Baghdad marah dan mengecam perbuatan Abu Nawas.

Saat itu, Abu Nawas memasang baligo besar di depan rumahnya dan bertuliskan menjual matahari.

Baca Juga: Tes Ujian Depresi, Cari Tahu Seberapa Depresi Kamu Saat Ini! Berikut Link Google Form dan Bocoran Soalnya

Aksi Abu Nawas yang memasang iklan menjual matahari, membuat masyarakat Baghdad marah dan berbondong-bondong menuju ke istana Khalifah Harun Ar Rasyid untuk melaporkan perilaku Abu Nawas.

Masyarakat Baghdad saat itu cemas, bagaimana kalau matahari Baghdad benar-benar dijual oleh Abu Nawas.

Tidak mungkin lagi ada kehidupan di Baghdad saat matahari Baghdad dijual Abu Nawas.

Baca Juga: DEBAT SENGIT, Sunan Gunung Jati dengan Syekh Siti Jenar, Argumen Tingkat Tinggi Sunan Kalijaga

Hampir semua masyarakat Baghdad berkumpul di depan istana menunggu sang Khalifah Harun Ar-Rasyid. Saat itu, Khalifah Harun Ar-Rasyid menanyakan tindakan Abu Nawas secara langsung.

“Abu Nuwas, antum serius mau menjual matahari?” tanya Khalifah Harun Ar-Rasyid sambil mengamati massa yang terus membludak di depan istananya. “Benar baginda, supaya kita bisa ikut cara mereka menggunakan otak”, jawab Abu Nawas

“Maksud antum?” tanya khalifah kaget.

Baca Juga: KISAH MISTIS PUTRI LODAYA, Anak Angkat Sunan Gunung Jati Ternyata Anak Raja India.

“Begini baginda, apakah infrastruktur di Baghdad terbangun hebat di zaman baginda? Baginda bangga bisa menjadi teladan buat rakyat bahwa selama menjabat jadi khalifah bagida tidak korupsi?

Baginda senang tidak mempertontonkan keserakahan dengan menguasai ratusan ribu hektar padang pasir, padahal baginda bisa melakukannya dengan kekuasaan yang sekarang baginda genggam?”, jawab Abu Nawas.

“Abu Nuwas, coba ke inti masalah!”, jawab sang Khalifah.

Baca Juga: Gus Dur Bongkar Sosok 3 Wali Allah Asal Jakarta Berperan sebagai Paku Bumi

“Jika baginda turun dan tanya massa yang sekarang berdemonstrasi itu, ketahuilah bahwa mereka akan menjawab buat apa bangun infrastruktur, infrastruktur tidak bisa dimakan!

Jadi, jalan-jalan mulus yang baginda bangun selama ini, puluhan bendungan yang baginda banggakan, lapangan terbang, rel kereta api di Khorramabad, pasar-pasar di Kirkuk, itu semua percuma, tak bisa dimakan!”, ucap Abu Nawas.

Khalifah Harun Al-Rasyid terdiam.

Baca Juga: MBAH MOEN dan Habib Luthfi bin Yahya Kerap Hadiri Acara Pejabat, ini Rahasianya Menurut Gus Baha

“Baginda bangga tidak korupsi? Anak baginda jual pisang goreng? Itu malah membuat mereka marah dan cemburu. Buat mereka baginda mestinya korupsi agar mereka tak repot-repot lagi bikin isu tak masuk akal, misalnya baginda keturunan Mongolia, baginda memusuhi ulama, baginda membiarkan partai Bats yang sudah dilarang tumbuh lagi, wah pokoknya banyak baginda...”, ucap Abu Nawas lagi

“Lalu apa hubungannya dengan menjual Matahari?”, tanya sang Khalifah

Dengan pelan-pelan Abu Nuwas kemudian menjelaskan bahwa apa yang dianggap Khalifah Harun sebagai prestasi nasional tapi justru dianggap pemborosan dan membebani negara adalah karena mereka terbiasa melihat semua prestasi yang ada di ruang gelap.

Baca Juga: KAROMAH SAKTI Sunan Gunung Jati, Hingga Ajaran Islam Berkembang di Jawa Barat

Di ruang gelap, gadis cantik tak terlihat, sebatang emas bisa dianggap besi. Apalagi jika cara melihatnya sambil bergelantungan.

“Tapi, kalau pun mata mereka tak melihat di ruang gelap, bukankah telinga mereka mendengar, hati mereka terbuka? Bagaimana mungkin mereka menuduhku memusuhi ulama padahal wakilku sekarang adalah ulama Jika pun mereka tak suka aku, bukankah kepada mereka sekarang aku sodorkan ulama yang dulu mereka klaim mereka bela? Mengapa sekarang mereka tinggalkan?”, ucap sang Khalifah

“Baginda, itulah enaknya melihat dunia di ruang gelap sambil terbalik. Kita bisa menikmati apa yang mereka nikmati selama ini. Baginda tidak capek berpikir rasional?”, jawab Abu Nawas.

Baca Juga: SANTRI MADURA Saksikan Karomah Wali Mbah Moen, Syekh Rajab: 'Aku Bersaksi Mbah Moen Wali Allah'

Khalifah terdiam.

“Percayalah baginda, hanya dengan melihat segala sesuatu di kegelapan, baginda akan paham mengapa selama ini mereka melihat infrastruktur megah, pemerataan pembangunan di daerah tertinggal,... semuanya sama sekali tak berguna karena tak bisa dimakan. Mohon jangan katakan “infrastruktur memang tak bisa dimakan, tapi dengan infrastruktur kita semakin mudah cari makan” itu cara berpikir rasional dan normal, paduka...”, jawab Abu Nawas

Khalifah kali ini diam saja. Dia memberi isyarat Massa di luar istana makin membludak, tapi membenarkan Abu Nuwas.

“Jadi, boleh saya jual Matahari?”, tanya Abu Nawas.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku Kisah Lucu Kecerdasan Abu Nawas

Tags

Terkini

Terpopuler