Tiga Bulan Deflasi, Tanda Daya Beli Masyarakat Melemah

- 2 Oktober 2020, 03:00 WIB
BPS
BPS /

PORTAL MAJALENGKA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan terjadi deflasi sebesar 0,05 persen pada September 2020 atau sama dengan periode Juli-Agustus yang juga mengalami deflasi.

BPS menyatakan deflasi untuk pertama kalinya terjadi selama tiga bulan berturut-turut sejak periode Maret-September 1999.

Baca Juga: Tuntaskan Data Kependudukan, BPS Sisir Para Tunawisma di Kabupaten Majalengka

“Sebelumnya deflasi berturut-turut terjadi pada 1999, mulai Maret hingga September,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis 1 Oktober 2020.

Deflasi yang terjadi pada periode tersebut berlangsung selama tujuh bulan seiring dengan adanya pemulihan ekonomi setelah Indonesia dihantam oleh krisis finansial 1998.

Baca Juga: Dibanding Resesi, Pengusaha Lebih Takut Pandemi Berkepanjangan

Selama tiga bulan berturut-turut telah terjadi deflasi pada perekonomian nasional yaitu Juli sebesar 0,10 persen dan Agustus serta September masing-masing 0,05 persen.

Suhariyanto mengatakan deflasi yang terjadi selama tiga bulan berturut-turut harus menjadi perhatian khusus, karena merupakan tanda-tanda dari perlemahan daya beli masyarakat.

Baca Juga: Resesi di Depan Mata, Pemerintah Berlakukan Kebijakan Relaksasi Iuran Jaminan Sosial Bagi Pekerja

Kondisi itu juga terlihat dari inflasi inti yang tercatat 1,86 persen atau menurun sejak April 2020. Padahal dalam periode tersebut ada momen perayaan Lebaran yang biasanya menyumbang inflasi tinggi.

“Yang perlu diwaspadai inflasi inti yang turun sejak Maret. Inflasi inti rendah menunjukkan daya beli masih sangat-sangat lemah. Deflasi juga perlu diwaspadai karena sudah tiga bulan, artinya triwulan tiga ini daya beli rendah,” katanya.

Baca Juga: Sri Mulyani Pastikan Resesi Terjadi di Akhir Bulan September

Meski demikian, lesunya permintaan masyarakat tersebut terjadi karena pemerintah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang telah membatasi kegiatan maupun aktivitas ekonomi. ***

Editor: Ayi Abdullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x