Network
Kekayaan Kwong kian berlipat ganda setelah pada 2008 menjual sebagian saham Bayan ke publik.
Di tengah harga saham dan harga batu bara yang anjlok, Kwong malah memborong saham emiten miliknya sendiri, yaitu BYAN. Tujuannya, untuk investasi dengan status kepemilikan langsung.
Baca Juga: Peringatan 18 Tahun Tsunami Aceh, Edukasi Generasi Muda agar Tanggap dan Siaga Bencana
Sepanjang tahun lalu, Kwong rajin membeli saham perusahaan besutannya. semua transaksinya beli tanpa jual sekali pun. Kwong sangat cermat mengakumulasi saham.
Ketajaman insting atas yang dilakukannya tersebut berbukti cuan. Perang yang terjadi antara Rusia-Ukraina memicu krisis energi dan melambungkan harga batu bara.
Kinerja Bayan Resources pun gemilang dengan pendapatan yang naik melesat ketimbang tahun lalu.
Pada tahun 2022 ini Bayan membukukan pendapatan US$3,3 miliar. Sedangkan tahun lalu hanya US$1,74 miliar.
Ternyata Kwong tak cuma main di bisnis batu bara saja. Dia juga merambah bisnis energi terbarukan (EBT).
Dan ia mengendalikan perusahaan EBT Singapura Metis Energy tersebut. Di mana perusahaan ini sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources.
Kwong juga merambah bisnis di negara Australia dengan mengakuisisi Kangaroo Resaurces Limited. Ini merupakan operator tambang yang memiliki konsesi batu bara di Indonesia.
