Diimbau Mengurangi Tabungan dan Perbanyak Konsumsi, Simpanan di Bank Malah Naik

- 30 Desember 2020, 15:15 WIB
LPS mencatat simpanan masyarakat di 110 bank umum per November 2020 mencapai Rp6.701 triliun
LPS mencatat simpanan masyarakat di 110 bank umum per November 2020 mencapai Rp6.701 triliun /antara

PORTAL MAJALENGKA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai konsumsi masyarakat atau mengurangi simpanan di bank menjadi salah satu cara mendukung pertumbuhan ekonomi, sekaligus melepaskan Indonesia dari resesi.

Namun Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat simpanan masyarakat di 110 bank umum per November 2020 mencapai Rp6.701 triliun atau naik 10,91 persen, dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp6.042 triliun.

“Di pertengahan tahun 2020 akibat pandemi, masyarakat terutama nasabah dengan simpanan jumbo menahan spending-nya, baik untuk konsumsi bagi nasabah perorangan maupun untuk investasi bagi nasabah korporat,” kata Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.

Baca Juga: 10 Besar di Indonesia, Aset Bank Syariah Indonesia Rp214,6 Triliun

Sedangkan secara bulanan, jumlah simpanan masyarakat di bank umum itu meningkat 0,15 persen dari Rp6.691 triliun pada Oktober 2020.

Untuk jumlah rekening simpanan pada November 2020 mencapai 344,5 juta rekening atau tumbuh 14,24 persen dibandingkan periode sama pada 2019.

Dia menyimpulkan penyebaran dana simpanan perbankan sudah merata pada beberapa segmen khususnya nasabah yang memiliki saldo di bawah Rp5 miliar.

Baca Juga: Untuk Mencapai Herd Imunity, Ini Jumlah Vaksin Covid-19 yang Disiapkan Pemerintah

Kesimpulan itu, lanjut dia, berdasarkan data November 2020 yang menunjukkan peningkatan nominal simpanan dengan tiering di bawah Rp100 juta mencapai 1,1 persen atau Rp10,49 triliun.

Sedangkan, simpanan dengan tiering di atas Rp5 miliar mengalami penurunan sebesar 0,7 persen atau Rp22,96 triliun.

Menurut dia, pemerataan pola pertumbuhan simpanan tersebut menjadi pertanda pulihnya konsumsi dan investasi masyarakat menjelang akhir tahun dan awal tahun depan.

Baca Juga: Lebih Ketat tapi Mudah, Penerima Bantuan Sembako Harus Dilaporkan ke Kemensos

Hal itu seiring dengan rencana pemerintah untuk melaksanakan program vaksinasi Covid-19 pada awal tahun 2021.

Apabila mencermati pergerakan kategori Bank Umum Kategori Usaha (BUKU), lanjut dia, data posisi simpanan secara historis sejak tahun 2013 menunjukkan pola yang konsisten menjelang akhir tahun pada November dan Desember.

Dalam dua bulan terakhir jelang tutup tahun itu, ujar dia, biasanya terjadi pergeseran simpanan secara sementara dari bank-bank BUKU I dan II ke bank-bank BUKU III dan IV.

“Sebelum nanti pada Januari tahun berikutnya simpanan tersebut akan kembali ke bank-bank BUKU I dan II,” imbuhnya.

Baca Juga: Alhamdulillah, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Dinyatakan Negatif Covid-19

Berdasarkan pemantauan LPS, terjadi peningkatan pertumbuhan simpanan atau Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan dari Agustus hingga November 2020 baik pada Bank BUKU I hingga Bank BUKU IV.

“Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi likuiditas perbankan semakin stabil. Kami mengapresiasi upaya pemerintah dalam meningkatkan likuiditas melalui kebijakan fiskal sejak semester kedua tahun 2020,” ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan data per November 2020, jumlah rekening simpanan yang dijamin LPS telah mencapai 99,91 persen yakni 344,24 juta rekening atau di atas target yang ditetapkan Undang-Undang LPS sebesar 90 persen.

Baca Juga: BPK Periksa Anggaran Penanganan Pandemi Covid-19, Berapa Totalnya?

“Walaupun tekanan pandemi belum mereda, kondisi stabilitas sistem perbankan kita semakin membaik. Kondisi sistem keuangan kita menjelang awal tahun 2021 lebih baik dibandingkan dengan situasi di pertengahan 2020. Sistem keuangan kita saat ini lebih siap untuk membiayai ekspansi ekonomi, dibandingkan bulan-bulan sebelumnya,” katanya. ***

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah