Tembakau Penyebab Inflasi Tertinggi November

1 Desember 2020, 23:35 WIB
Ilustrasi tembakau. Kenaikan harga tembakau menjadi salah satu penyebab inflasi tertinggi /Pixabay/Humusak

PORTAL MAJALENGKA - Inflasi tahun kalender Januari-November 2020 sebesar 1,23 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,59 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga sejumlah pangan telah memicu inflasi pada November 2020 sebesar 0,28 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto di Jakarta, Selasa 1 Desember 2020 mengatakan salah satu penyebab kenaikan harga itu adalah pasokan yang terganggu karena musim hujan.

Baca Juga: Lebih Tinggi Dari September, Tasikmalaya Alami Inflasi 0,14 %

“Inflasi pada November ini harus diwaspadai, karena mulai musim hujan dan pengaruh libur panjang beberapa waktu lalu. Cuaca juga bisa menghambat distribusi barang ke konsumen,” katanya.

Kenaikan harga pangan tersebut membuat kelompok makanan, minuman dan tembakau menyumbang inflasi tinggi pada periode ini yaitu sebesar 0,86 persen.

“Kenaikan harga itu terlihat dari bahan makanan yang menyumbang andil inflasi yaitu daging ayam ras, telur ayam ras, cabai merah, dan bawang merah,” kata Setianto.

Baca Juga: Inflasi Oktober 2020 Salah Satunya Gara-gara Cabai

Kelompok pengeluaran lainnya yang juga mengalami inflasi antara lain kelompok kesehatan 0,32 persen, kelompok transportasi 0,30 persen dan kelompok pakaian dan alas kaki 0,14 persen.

Meski demikian, terdapat kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi sehingga mampu menekan inflasi yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,23 persen serta kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,04 persen.

Baca Juga: Sampai September, Cukai Hasil Tembakau Tumbuh 8,53 Persen

Setianto menambahkan, dari 90 kota IHK, sebanyak 83 kota mengalami inflasi dan hanya tujuh kota yang menyumbang deflasi selama November 2020.

Inflasi tinggi terjadi di Tual sebesar 1,15 persen dan inflasi rendah terjadi di Bima 0,01 persen. Sedangkan deflasi tinggi terjadi di Kendari 0,22 persen dan deflasi rendah di Meulaboh dan Palopo masing-masing 0,01 persen. ***

Editor: Hanif Maulana

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler