PORTAL MAJALENGKA - Tarling adalah salah satu genre musik yang tumbuh, berkembang di wilayah pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat, terutama wilayah Cirebon dan Indramayu .
Tarling merupakan hasil dari buah pikiran masyarakat wilayah Pantura yang mewarnai kehidupan mereka.
Identitas tarling tidak bisa terlepas dari gitar dan suling. Sebagaimana namanya yang mengambil bagian belakang kata gitar dan suling.
Dari gitar dan suling kemudian menjadi media hiburan setelah dilengkapi dengan waditra lain, seperti: gendang, tutukan, dan kecrek.
Baca Juga: Lagu 'Baridin Titip Tarling' Bikin Merinding, Simak Lirik Terjemahnya Sarat dengan Pesan Mendalam
Musik atau lagu-lagu tarling pada hakikatnya dapat digolongkan menjadi dua bentuk musik tarling, yakni: Klasik dan Modern (kreasi baru).
1. Musik tarling Klasik
Komposisi lagu-lagu Tarling Klasik, pada dasarnya modifikasi dari karya seni
karawitan Cirebon.
Umumnya, diciptakan dan dimainkan dalam laras pelog, seperti: Kiser Saidah, Cerbonan, Dermayonan.
Lagu tarling klasik mempunyai bentuk dan pola yang tetap. Secara umum lagu tarling klasik tidak dapat diiringi musik yang dimainkan secara bentuk akor(chord) seperti dalam memainkan musik pop lainnya.
Instrumen gitarnya pun dimainkan dalam bentuk petikan dan laras pelog yang didekatkan pada laras diatonis.
Kendati demikian kadang ditemukan pula beberapa bentuk lagu klasik Cirebon yang bisa dimainkan dengan iringan bentuk akor (chord).
Seperti halnya lagu tarling klasik Malela, lagu ini dapat disesuaikan dalam tangga nada minor pada skala diatonis.
Baca Juga: Sosok Wa Kancil dalam Lagu Tarling' Kelara' yang Menyayat Hati, Simak Terjemahan Lirik dan Pesannya
2. Musik Tarling Modern (kekinian)
Berdasarkan sumber melodi dan bentuk irama yang digunakan, musik tarling Modern terbagi atas dua jenis, yakni: beraturan, dan tidak beraturan.
a. Musik tarling modern beraturan
Musik tarling modern beraturan merupakan karya modifikasi dari karya tarling Klasik ataupun lagu khas Cirebon.
Notasi musik tarling modern ini memiliki bentuk yang tetap dan tertulis, syair lagu mulai terarah dan subyektif.
Musik tarling beraturan ini berkembang pada sekitar tahun 1960-an. Contoh lagu jenis ini diantaranya: Warung Pojok, Pengantin Baru, Sumpah Suci, Salah Pilih, dan lain-lain.
b. Musik tarling modern tidak beraturan
Musik atau lagu tarling modern tidak beraturan ini terbagi ke dalam dua kelompok yaitu pertama kelompok senyawa dengan karawitan Cirebon dan kedua kelompok ingkar atau lepas dari alur karawitan Cirebon.
Musik tarling modern tidak beraturan yang termasuk dalam kelompok senyawa dengan karawitan Cirebo memiliki komposisi lagu yang lebih dekat dengan lagu gamelan Cirebon.
Kelompok ini berdiri sendiri dengan Interval melodi mirip lagu-lagu karawitan Cirebon
Sementara itu musik tarling modern tidak beraturan kelompok ingkar dari karawitan Cirebon tidak dapat dimainkan dengan musik gamelan.
Golongan inipun berdiri sendiri dan banyak memasukan atau dipengaruhi unsur-unsur asing dari berbagai jenis musik lain terutama musik popular dan dangdut.
Baca Juga: Daya Tarik Lagu 'Pemuda Idaman', Nengsi Mampu Membius Penikmat Tarling Tiap Generasi
Lagu–lagu yang tergolong jenis ini diantaranya: Pemuda Idaman, Bisikan Ati, Dewa, Duit, Enakan, Kawin Paksa, dan lain-lain.
Secara umum musik tarling modern memiliki persamaan dengan lagu-lagu dangdut Indonesia.
Semua karya musik tarling modern dapat diiringi dengan irama musik: Pop, Dangdut, Bosanova, Reegae, Disco dangdut dan lain-lain. *