KH Ahmad Shobari, Pewaris Pesantren Tua di Kuningan yang Lahirkan Ulama dan Para Kyai Pendiri Pondok Besar

- 22 Desember 2022, 14:30 WIB
KH Ahmad Shobari, salah satu pesantren CIwedus di Kabupaten Kuningan yang banyak melahirkan ulama dan kyai pendiri pondok pesantren besar.
KH Ahmad Shobari, salah satu pesantren CIwedus di Kabupaten Kuningan yang banyak melahirkan ulama dan kyai pendiri pondok pesantren besar. /Ayi Abdullah/

 

PORTAL MAJALENGKA - Pada awal abad ke-18 di Cilimus, Kabupaten Kuningan terdapat sebuah pusat pengajararan agama Islam yang terbilang tua yakni Pesantren Ciwedus.

Pesantren Ciwedus tersebut didirikan oleh KH Kalamudin, beliau seorang ulama berasal dari Banten.

Keberadaan pondok pesantren berjalan secara berkelanjutan. Sepeninggal KH Kalamudin Pesantren Ciwedus dilteruskan oleh menantunya yang bernama KH Syueb.

Baca Juga: Mengenal Pendiri Pondok Pesantren Pertama di Majalengka, Syekh Faqih Ibrahim

Tidak berhenti sampai disitu, setelah KH. Syueb meninggal, kepemimpinan pondok pesantren Ciwedus kemudian digantikan oleh KH Adroi.

Masa kepemimpinan selanjutnya setelah KH Adroi wafat, Pesantren Ciwedus diteruskan oleh KH Ahmad Shobari. Pada masa kepemimpinan KH Ahmad Shobari inilah, pondok pesantren Ciwedus maju pesat.

Pesantren Ciwedus banyak didatangi para santri dari dalam dan luar Ciwedus yang bermaksud belajar di pesantren tersebut.

Pada masa kepemimpinan KH Ahmad Shobari pula pesantren bertumbuh besar, bahkan dapat dikatakan pada masa KH Shobari ini pesantren Ciwedus pernah mengalami masa-masa keemasann hingga tahun 1916 ketika KH Shobari meninggal dunia.

Sejak berdiri, Pesantren Ciwedus telah melahirkan ulama-ulama atau para kyai besar yang berhasil menyebarkan keilmuannya dengan mendirikan pesantren baru di daerahnya masing-masing. Sehingga pendidikan Islam tersebar di beberapa daerah di Pulau Jawa ini.

Baca Juga: Sejarah Asal-usul Pondok Buntet Pesantren Cirebon, Keistimewaan dan Kehebatan Kyai Abbas Buntet

Beberapa para ulama atau para kyai tersebut diantaranya KH Habib Abdurohman di Semarang, Habib Jagasatru di Cirebon, KH Sanusi di Babakan Ciwaringin Cirebon.

Selain itu KH Syatibi dan KH Hidayat juga berhasil mengembangkan podok pesantren di Cikijing-Majalengka. Termasuk pula tokoh pendiri PUI dari Majalengka yakni KH Abdul Halim.

Di daerah Kandang Sapi-Cianjur ada KH Zaenal Mustofa, sementara di Cilimus Kuningan ada KH Mutawali dan KH Mahfudz.

Sosok ulama besar lainnya yang juga merupakan alumnus pesantren ini adalah KH Sudjai di Gudang Tasikmalaya, KH Hambali di Ciamis, KH Syamsuri Baedowi di Tebuireng Jawa Timur, KH Ilyas di daerah Cibeunteur (Banjar) dan masih banyak lainnya.

Pesantren tua yang juga terkenal di Kuningan adalah Pesantren Lengkong. Pesantren ini didirikan oleh Syekh Haji Muhammad Dako, utusan dari Cirebon, pada sekitar akhir abad ke-18.

Baca Juga: 5 Pondok Pesantren di Indramayu yang Bisa Jadi Rujukan Orang Tua untuk Tempat Anaknya Belajar

Pesantren Lengkong terdapat di daerah Lengkong, Kecamatan Garawangi Kabupaten Kuningan.

Setelah Syekh Haji Muhammad Dako meninggal, pesantren diteruskan oleh Kyai Abdul Karim, Kyai Fakih Tolab, Kyai Lukmanul Hakim atau yang dikenal sebagai Kyai Hasan Maolani.

Bila ditelusuri, dari keturunan dan murid-murid Kyai Hasan Maolani inilah banyak menurunkan para penghulu di Kuningan. *

Editor: Ayi Abdullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x