Kisah Kesaktian Nyi Mas Gandasari, Panglima Perang Wanita Kesultanan Cirebon

- 23 November 2022, 06:12 WIB
Kisah Kesaktian Nyi Mas Gandasari, Panglima Perang Wanita Kesultanan Cirebon
Kisah Kesaktian Nyi Mas Gandasari, Panglima Perang Wanita Kesultanan Cirebon /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL MAJALENGKA - Kisah kesaktian Nyimas Gandasari Kesultanan Cirebon, satu-satunya panglima perang wanita Kesultanan Cirebon.

Dalam sejarah Babad Cirebon terdapat wanita yang memiliki peranan penting dalam perjuangan awal Kesultanan Cirebon yaitu Nyimas Gandasari.

Nyimas Gandasari sering dikisahkan di beberapa naskah Cirebon salah satunya terdapat di dalam naskah Mertasinga.

Baca Juga: Perjuangan Ibu Melahirkan di Posko Bencana Gempa Bumi Cianjur, Ridwan Kamil Beri Nama Unik

Dikisahkan sosok Nyimas Gandasari ini merupakan putri angkat dari Pangeran Walangsungsang atau lebih dikenal Pangeran Cakrabuana yang kemudian juga ia merupakan salah satu murid kepercayaan dari Sunan Gunung Jati.

Kehadiran Nyimas Gandasari di Cirebon bermula dari kisah perjalanan panjang Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu dengan adiknya Nyimas Rarasantang ke tanah suci guna melakukan ibadah haji.

Selepas dari tanah suci Pangeran Cakrabuana kemudian pulang ke tanah Jawa seorang diri karena Nyimas Rarasantang telah dinikahi oleh penguasa Mesir pada masa itu.

Baca Juga: KEJUTAN Arab Saudi Damparkan Argentina ke Dasar Klasemen Grup C Piala Dunia 2022 Qatar

Dalam perjalanannya pulang ke Jawa Pangeran Cakrabuana melewati beberapa daerah dan kerajaan. Kemudian tibalah ia di Pulau Sumatera.

Pangeran Cakrabuana singgah untuk beberapa lama di Kesultanan Samudera Pasai.

Dikisahkan ketika Pangeran Cakrabuana singgah di Samudra Pasai, kondisi wilayah tersebut tengah diserang wabah penyakit yang menimpa hampir seluruh rakyat hingga raja dan penghuni istana.

Baca Juga: TAK PUNYA MODAL tapi Bisa Ekspor Barang ke Luar Negeri, Hal Ini yang Perlu Kamu Ketahui

Dengan penuh keyakinan Pangeran Cakrabuana memberanikan diri untuk mengobati penyakit sang Raja.

Dengan kuasa Allah wabah yang sulit disembuhkan itu ditangan Pangeran Cakrabuana dapat disembuhkan. Wabah yang menimpa Samudera Pasai dapat berangsur hilang setelah ditemukan obat penangkalnya.

Namun mirisnya di tengah kegembiraan rakyat Samudera Pasai akan hilangnya wabah yang menimpanya cukup lama.

Kesedihan kembali menyelimuti istana karena meninggalnya sang ratu yang pada saat itu tengah mengandung sembilan bulan.

Baca Juga: Kampung Terkecil di Dunia Ada di Majalengka, Yuk Cari Tahu Informasinya di Sini

Meski demikian, bayi di dalam kandungannya berhasil diselamatkan dan bayi tersebut berjenis kelamin perempuan.

Sang putri Pasai yang tidak memiliki ibu sejak lahir sudah memperlihatkan kedekatan dan rasa sayangnya terhadap Pangeran Cakrabuana, terlebih lagi bahwa terhadapnya sang putri begitu disayang dan sangat dekat layaknya anak sendiri.

Karena jasa Pangeran Cakrabuana yang mampu menyembuhkan penyakit Raja Pasai dan menghilangkan wabah yang melanda negerinya kemudian Pangeran Cakrabuana dijadikan tamu kehormatan kerajaan Samudera Pasai

Terlebih ketika sang Sultan mengetahui jika Pangeran Cakrabuana merupakan anak raja dari kerajaan Sunda Prabu Siliwangi.

Baca Juga: TERKINI, Korban Gempa Cianjur Bertambah Jadi 268 Orang Meninggal, 1.083 Luka-luka dan 58.362 Warga Mengungsi

Setelah sekian lama menetap, kemudian Pangeran Cakrabuana kembali ke tanah Jawa. Ketika Mbah Kuwu memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya pulang, sang putri yang sudah terlanjur dekat sangat sedih dan ingin ikut bersama Pangeran Cakrabuana.

Melihat demikian kemudian sang Sultan pun menyerahkan putrinya kepada Pangeran Cakrabuana agar diasuh dan dididik layaknya anak sendiri.

Singkat cerita tibalah Pangeran Cakrabuana beserta sang putri di Cirebon.

Kemudian sang putri dididik dan diajarkan semua bidang keilmuan, dari ilmu agama, tatakrama, sampai ilmu bela diri dan teknik berperang.

Baca Juga: Laga Grup C Piala Dunia 2022 Qatar: Meksiko vs Polandia Jalani Laga Penentu, Bersaing Rebut Tiket Pendamping

Dengan asuhan dan didikan Pangeran Cakrabuana, sang putri tumbuh menjadi wanita yang cantik jelita dan terkenal wanita yang sakti mandraguna.

Putri Pasai ituw pun akhirnya dikenal dengan nama Nyi Mas Gandasari. Nyi Mas Gandasari dikenal sebagai perempuan dengan kesaktian yang sangat tinggi.

Dengan kesaktiannya itu ia mengadakan sayembara adu tanding untuk mencari calon suami, yang mampu mengalahkannya maka ia bersedia untuk dijadikan istri.

Dari banyaknya para pendekar dari berbagai daerah yang ikut serta, tidak ada satupun yang mampu menandingi kesaktian Nyi Mas Gandasari.

Baca Juga: WAJAH SEDIH FANS Argentina Asal Majalengka, Kalah dari Arab Saudi di Piala Dunia Qatar 2022

Hingga pada suatu waktu datanglah seorang pengembara yang tidak sengaja ikut dalam sayembara tersebut.

Ia seorang yang sakti mandraguna yang sedang mencari seseorang yang mampu mengalahkan kesaktiannya dengan memotong rambut panjangnya ia dikenal dengan Syekh Magelung.

Singkat cerita akhirnya Syekh Magelung mampu menandingi kesaktian Nyi Mas Gandasari. Sesuai dengan janjinya kemudian Nyi mas Gandasari dipersunting oleh Syekh Magelung dan keduanya kemudian mengabdikan diri menjadi Panglima inti di Kesultanan Cirebon.

Sementara dalam kisah lain menyebutkan bahwa dalam pertarungan antara Nyi Mas Gandasari dan Syekh Magelung tersebut, keduanya sama-sama kuat dan tidak ada yang kalah hingga pertarungan tersebut dihentikan oleh Sunan Gunung Jati.

Baca Juga: What is The LOTEK SEMANGGEN, Kuliner Khas Majalengka Nikmatnya Sangat Menggoda

Karena Nyi Mas Gandasari tidak mampu dikalahkan diceritakan sampai akhir hayatnya ia tidak menikah dalam istilah bahasa Cirebon Nyi Mas Gandasari merupakan seorang perawan sunti.

Karena keberaniannya, dalam pergerakan awal Kesultanan Cirebon Nyi Mas Gandasari kerap diberi tugas sebagai panglima yang berada pada barisan terdepan ketika berperang bahkan namanya menjadi salah satu panglima perang yang beasal dari Kesultanan Cirebon.

Banyak pertempuran yang telah Ia lewati dalam membela Kesultanan Cirebon, baik dari serangan luar maupun dari gerakan para pemberontak.

Salah satu pertempuran besar yang ia hadapi yaitu ketika pertempuran melawan pasukan Palimanan dan Serangan besar ke kerajaan Galuh atau Pajajaran.

Baca Juga: Ong Kim Swee Ucapkan Salam Perpisahan, Sinyal Saddil Ramdani ke Eropa semakin Kuat

Selain menjadi panglima perang pasukan Cirebon Nyimas Gandasari pernah diberi tugas oleh Sunan Gunung Jati untuk menghadapi serangan musuh dari aliran hitam yang sudah meresahkan.

Dalam serangannya kelompok aliran hitam tersebut melibatkan pasukan gaib sebangsa jin.

Bersama dengan para Kesatria lainnya yang dipimpin oleh Pangeran Cakrabuana, Nyi Mas Gandasari berhasil dalam menjalankan tugasnya untuk menumpas aliran hitam yang mengganggu Kesultanan Cirebon.

Untuk mengenang pengabdian dan jasanya yang telah diberikan kepada Kesultanan Cirebon, Nyi Mas Gandasari diberi hadiah sebuah wilayah yang sekarang dikenal dengan nama daerah Panguragan.

Baca Juga: Lowongan Kerja di Kabulaten/Kota Cirebon, Gaji Lumayan Besar, Buruan Daftar!

Sejak saat itu Nyi Mas Gandasari menjadi penguasa tempat tersebut dan kemudian ia dikenal juga dengan nama Nyi Mas Panguragan.

Jasa Nyimas Gandasari atas Kesultanan Cirebon begitu besar. Oleh sebab itu nama beliau begitu terkenal khususnya di kalangan masyarakat Cirebon.

Sosok Nyi Mas Gandasari digambarkan sebagai wanita yang tangguh dan dikenal sebagai seorang panglima perang wanita satu-satunya dari Kesultanan Cirebon.

Itulah kisah asal usul Nyi Mas Gandasari dan kesaktiannya dalam berperang.***

 

Editor: Andra Adyatama

Sumber: YouTube Bujang Gotri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x