Baca Juga: MOTTO HIDUP Prabu Siliwangi Yang Diwarisi Hingga Cucunya Sunan Gunung Jati
Syarif Hidayatullah datang ke Jawa pada tahun 1470 M menggantikan Syekh Maulana Ali Akbar yang wafat tahun 1436 M.150
Setelah Syarif Hidayatullah beranjak dewasa, beliau tekad bulat menjadi guru pengajar Islam.
Syarif Hidayatullah pergi ke Mekah untuk mempelajari Islam secara mendalam kepada Syekh Tadhuddin Al-Kubri dan Syekh Ataullah Sadjali, pengikut madzhab Imam Syafi'i rhm. Setelah itu Syarif Hidayatullah Jati menuju Baghdad untuk belajar ilmu tasawuf syar'i.
Setelah Syarif Hidayatullah menuntut ilmu, beliau kembali ke Mesir. Di Mesir, beliau hendak diangkat menjadi Raja Mesir, menggantikan pamannya.
Baca Juga: INILAH KARAKTER Jiwa Kepemimpinan Prabu Siliwangi, Kesatria Arif dan Bijaksana
Namun Syarif Hidayatullah tidak menerimanya, karena beliau lebih bertekad ke Jawa untuk menyebarkan dakwah Islam di Cirebon. Lalu diangkatlah adiknya yang bernama Syarif Nurullah sebagai Sultan Mesir.
Syarif Hidayatullah menuju Jawa dengan singgah terlebih dulu di wilayah penyebaran İslam seperti Gujarat, Pasai, Banten, dan Gresik.
Selama dua tahun di Pasai, Sunan Gunung Jati berguru kepada Maulana İshaq, salah satu sesepuh Wali Songo angkatan pertama yang pernah dakwah di Blambangan sekaligus ayah Ainul Yaqin (Sunan Giri).
Setelah itü Syarif Hidayatullah berlayar menuju Banten. Di sana sudah ada orang-orang yang maşuk İslam. İni adalah buah hasil dakwah Maulana Hasanuddin, Maulana Aliyuddin, dan Maulana Malik Isra'il maupun Sunan h,Ampel yang menjadi pemimpin Wali Songo angkatan ke-2.