PORTAL MAJALENGKA - Sejak Sunan Gunung Jati dilantik menjadi Raja di Cirebon sekitar 1479 M, ia memamnfaatkan jabatanya untuk syiar agama Islam.
Sunan Gunung Jati masif mengunjungi tempat-tempat yang mayoritas penduduknya belum memuluk agama Islam.
Dikisahkan oleh Dadan Wildan dalam bukunya yang berjudul Sunan Gunung Jati ia menuliskan keberangkatan Sunan Gunung Jati ke Banten pada abad ke-15 (tidak disebut detail tahunnya) menggunakan jalur laut.
Baca Juga: Insiden Mematikan Goa Siuk, Ulah Kenakalan Jaya Kelana Putra Sunan Gunung Jati
Keberangkatan Sunan Gunung Jati dikawal oleh Ki Gede Sembung dan Ki Gede Bungko. Saat memasuki laut Dermayu tanpa disadari perahu layar yang ditumpangi Sunan Gunung Jati dihadang dan diampiri bajak laut.
Gerombolan bajak laut itu dipimpin Ki Krimun. Ki Krimun menghendaki apa yang dibawa Sunan Gunung Jati agar diserahkan kepadanya.
Dengan tenang Sunan Gunung Jati menjawab bahwa apa yang ia bawa hanya sebuah tumpukan Alquran. Bukan tumpukan harta ataupun emas.
Namun Ki Krimun malahan memaksa agar Sunan Gunung Jati meninggalkan perahunya beserta pengawalnya.