Kemudian Prabu Siliwangi mengutus Tumenggung Jayabaya untuk melantik (ngistrénan; Sunda) Pangeran Walang Sungsang.
Pangeran Walangsungsang pun dilantik menjadi raja Nagara Agung Pakungwati Cirebon dengan gelar Abhiseka Sri Magana.
Dari Prabu Siliwangi juga Pangeran Walangsungsang menerima Pratanda atau gelar keprabuan (kalungguhan kaprabuan).
Baca Juga: Cinta Bersemi di Makam SUNAN GUNUNG JATI, Kisah Cinta Kakek Sondani dengan Gadis Cantik bernama Via
Selain itu juga Pangeran Walangsungsang menerima Anarimakna Kacawartyan atau tanda kekuasaan memerintah kerajaan lokal.
Di sini jelaslah bahwa Prabu Siliwangi tidak anti Islam. Prabu Siliwangi justeru bersikap rasika dharmika ring pamekul agami Rasul.
Artinya Prabu Siliwangi sangat adil dan bijaksana terhadap orang yang memeluk agama Rasul Muhammad SAW.
Nagara Agung Pakungwati Cirebon menjadi kerajaan pertama di Tatar Pasundan yang didirikan Pangeran Walangsungsang.
Baca Juga: BUKA PUASA GELAR! AC Milan Scudetto: Giroud Borong 2 Gol Kessie 1 Gol, Skor Akhir 3-0 atas Sassuolo
Dan Sunan Gunung Jati menjadi penerus dalam penyebaran agama Islam ketika ia sudah dewasa, dan menjadi Sultan di Cirebon dengan kedaulatan sendiri.***