PCNU Kabupaten Cirebon Kolaborasi dengan Kemenag dan Pemda Sukseskan MQK

9 November 2023, 15:43 WIB
Kemenag Kabupaten Cirebon menggelar Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK). /Wafirotul Fikriyah/

PORTAL MAJALENGKA -  Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon berkolaborasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) dan pemerintah daerah setempat menyukseskan Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat Kabupaten, Selasa 7 November 2023.

Musabaqoh Qiraatil Kutub yang berlangsung di aula Kemenag Kabupaten Cirebon itu merupakan salah satu rangkaian  peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2023.

Penanggung jawab acara, Moh Izzuddin menjelaskan, ajang MQK ini  merupakan salah satu program unggulan Kemenag yang dilaksanakan rutin setiap tahunnya.

"Ajang MQK ini berjenjang dari tingkat provinsi hingga nasional. Sehingga di tingkat Kabupaten harus diselenggarakan," katanya saat dikonfirmasi, Rabu 8 November 2023.

Baca Juga: Wadahi Kreativitas Anak-anak, PCNU Kabupaten Cirebon Gelar Lomba Mewarnai Tingkat RA

Dia mengatakan, tujuan MQK sendiri dilaksanakan sebagai wadah bagi santri untuk berani tampil di publik dengan kemampuannya dalam memahami kitab kuning.

"Di samping itu sebagai penyaringan untuk diikutsertakan di tingkat provinsi," jelas dia.

Sosok yang juga menjabat sebagai Kepala Seksi Pondok Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Kabupaten Cirebon itu menyampaikan, ajang MQK ini diikuti 52 santri dari 8 pondok pesantren, yakni sebagai berikut:

1. PP Khas Kempek
2. PP MHS Babakan Ciwaringin
3. PP Mualimin Mualimat Babakan Ciwaringin
4. PP Al-Azhar Al-Amin Babakan Ciwaringin
5. PP Tahsinul Akhlaq Winong
6. PP Roudhatul Qur'an Gedongan
7. PP Ikmali Gedongan
8. PP Assalafie Babakan Ciwaringin

"Untuk saat ini kami hanya menyelenggarakan dua marhalah, yakni wustha dan ulya kategori putra putri," imbuhnya.

Baca Juga: Kemenag Siapkan Bantuan Penyelesaian Pendididikan bagi Mahasiswa S2 dan S3, Berikut Syarat dan Cara Daftarnya

Kitab yang dilombakan pada marhalah wustha yakni Fathul Qarib al-Mujib fi Syarh Alfazh at-Taqrib karya Syekh Abu Abdillah Syams ad-Din Muhammad Qasim.

Sementara kitab yang dilombakan pada marhalah ulya yakni Fathul Mu'in bi Syarh Qurrah al-'Ain bi Muhimmat ad-Din karya Syekh Ahmad Zain al-Din al-Malibari.

Dia mengaku, Kemenag Kabupaten Cirebon akan terus memantau para juara dan terus menjalin komunikasi dengan para pembimbing pondok pesantren. Hal itu dilakukan guna meningkatkan kemampuan santri dalam membaca kitab kuning.

"Karena para pemenang lomba ke depannya akan kita kirim di tingkat provinsi," kata dia.

Dia berharap, lewat ajang MQK ini, para santri di Kabupaten Cirebon terus termotivasi untuk memperdalam kemampuannya dalam membaca kitab kuning.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Cirebon, Saefuddin Jazuli berharap, melalui ajang MQK ini mampu menampilkan santriwan atau santriwati yang berani tampil menyampaikan kemampuanya dalam membaca dan memahami kitab kuning.

"Selain itu MQK ini sebagai media penyaringan santri untuk dapat diikutsertakan di tingkat yang lebih tinggi, yakni tingkat Provinsi dan tentunya berharap bisa sampai tingkat nasional," ujar sosok yang juga Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon itu.

Baca Juga: Khidmat ke NU, Wakil Katib Syuriah PCNU Kabupaten Cirebon: Insya Allah Mendapat Keberkahan

Tidak hanya sebagai peserta, ia menargetkan santri dari Kabupaten Cirebon sukses meraih prestasi di kancah nasional. Sehingga ia akan membanggakan almamater pesantrennya.

"Dengan demikian, nama Kabupaten Cirebon juga akan kian terangkat sebagai salah satu kota santri," ucap Saefuddin.

"Tentunya kita beharap agar para santri tidak saja memahami kitab secara tekstual, dalam hal ini adalah kitab Fikih Fathul Qarib dan Fathul Muin," imbuhnya.

Ia menjelaskan, hukum fikih begitu dinamis. Sehingga santri harus bisa menselaraskan dalam kehidupan sehari-hari.

"Dan tentunya Kemenag sebagai instansi pemerintah yang memiliki peran dan tugas keagamaan harus bisa mendorong pesantren agar dalam proses pembelajaran kitab kuning tidak terpaku pada tekstualitas saja, tapi juga kontekstualitas," terangnya.

Saefuddin menegaskan, kualitas pemahaman santri-santri Cirebon tidak boleh dipandang sebelah mata. Sebab banyak pesantren besar di Cirebon yang telah melahirkan tokoh besar.

"Tokoh-tokoh besar itu lahir dari pesantren di Cirebon baik itu salaf maupun modern, atau kombinasi antar keduanya. Misalnya pesantren tua di Cirebon, yaini Ciwaringin, Buntet, Gedongan, dan lainnya," kata dia.

Ia mengimbau kepada santri di Cirebon untuk bisa berperan aktif di tengah masyarakat dengan bekal keagamaan yang dimilikinya.

Baca Juga: LBM PCNU Indramayu Dukung dan Kawal Ketat Keputusan PWNU Jawa Barat Terkait Penyimpangan Al Zaytun

"Sehingga nantinya bisa menjadi suri tauladan bagi masyarakat," tandasnya.

Berikut nama-nama pemenang MQK tingkat Kabupaten Cirebon:

Marhalah Wustha Putra:

1. Fahmi Idris (PP Assalafie Babakan Ciwaringin)
2. D'Raja Lelaki Pilihan Muhammad (PP Al-Azhar Al-Amin Babakan Ciwaringin)
3. Miftahul Anwar (PP Khas Kempek)

Marhalah Wustha Putri:

1. Zian Zulfiatul Zanah (PP Muallimin Muallimat Babakan Ciwaringin)
2. Iim Himayah Arrosyadi (PP Muallimin Muallimat Babakan Ciwaringin)
3. Shela Mahbubah Salamah (PP Raudhatul Qur'an Gedongan)

Marhalah Ulya Putra:

1. Izzi Zain Muhammad (PP Assalafie Babakan Ciwaringin)
2. Sri Triyandi (PP Raudhatul Qur'an Gedongan)
3. Muhammad Habibi (PP Raudhatul Qur'an Gedongan)

Marhalah Ulya Putri:

1. Uzlifatul Jannah (PP Tahsinul Akhlaq Winong)
2. Nurul Hikmah (PP Tahsinul Akhlaq Winong)
3. Hilyatussu'ada (PP Tahsinul Akhlaq Winong). *

Editor: Ayi Abdullah

Tags

Terkini

Terpopuler