Cholil Efek Rumah Kaca Ramaikan HSN 2023 dan Pekan Raya Cirebon, Diskusi Musik Sufistik

6 November 2023, 23:02 WIB
Cholil Efek Rumah Kaca Ramaikan HSN 2023 dan Pekan Raya Cirebon, Diskusi Musik Sufistik /Dok. LTN NU Kab. Cirebon

PORTAL MAJALENGKA - Rangkaian Hari Santri Nasional (HSN) 2023 dan Pekan Raya Cirebon (PRC) diramaikan kehadiran vokalis band Efek Rumah Kaca, Cholil Mahmud pada Minggu malam, 5 Oktober 2023.

Kehadiran Cholil di panggung HSN dan PRC tersebut diinisiasi Pengurus Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) PCNU Kabupaten Cirebon untuk diskusi bertajuk "Musik Sufistik: Bedah Lirik 'Putih' Efek Rumah Kaca."

Acara diskusi musik sufistik bersama Cholil sang vokalis Efek Rumah Kaca menjadi warna tersendiri di Panggung Utama Arena Pekan Raya Cirebon (PRC), Watubelah, Sumber, Cirebon. Acara diskusi pun berlangsung gayeng.

Baca Juga: Pemerintah Beri Sinyal Kenaikan Upah, Serikat Buruh Jawa Barat Minta UMP dan UMK 2024 Naik 15 Persen

Cholil menyebut bahwa sebagian lagu yang diciptakannya merupakan potret dari memori kehidupan sehari-hari yang dirasakan sewaktu kecil. Namun, ia mengaku tidak menyangka akan mendapatkan respons yang membanggakan, terutama dari kalangan pesantren.

“Saya cuma menyuarakan pengalaman yang didapat di masa kecil,” kata sang vokalis.

Menurut Cholil, musik memiliki kekuatan tersendiri sebagai sarana untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Termasuk pesan-pesan pelestarian lingkungan dari kacamata agama.

Baca Juga: PARA Pemenang Pilwu Serentak 2023 Kabupaten Cirebon di Wilayah Kecamatan Mundu, Lemahabang, dan Klangenan

“Ada juga perasaan ingin membuktikan bahwa dengan bermain musik, enggak harus jauh dari agama. Melalui lagu-lagu yang kami ciptakan, sebenarnya ERK (Efek Rumah Kaca) ingin memaknai religiusitas secara lebih luas,” tegas Cholil.

Proses kreatif album Sinestesia

Cholil menuturkan, proses kreatif di dalam album “Sinestesia (2015)” terutama untuk tembang yang bertajuk “Putih” merupakan jawaban atas sebuah tantangan yang hadir. Yakni, sebabak upaya untuk melahirkan karya yang cukup berbeda ketimbang dua album yang sudah diluncurkan sebelumnya.

“Biasanya kami membuat lagu dengan format yang lebih simpel dan struktur yang sederhana. Di dua album yang sebelumnya, lagunya masih dengan tipikal standar durasi tiga sampai empat menitan,” katanya.

Baca Juga: Selain Terjangkau Samsung Galaxy A14 Punya Banyak Keunggulan, Simak Harga dan Spesifikasinya di Sini

“Tetapi di album Sinestesia kami menantang diri untuk membuat lagu yang lebih kompleks dan dengan durasi yang cukup panjang, tapi diupayakan tetap ringan didengar,” ungkapnya.

Lagu “Putih” berdurasi 09:46 menit untuk versi album dan 09:48 format unduh digital. Tembang ini memuat pesan tentang kematian sekaligus kelahiran dalam siklus hidup manusia.

Ide penciptaan di balik lagu "Putih"

"Putih sejatinya dua lagu yang digabung menjadi satu. Bagian pertama menggambarkan suasana kehilangan dan yang kedua bercerita tentang kebahagiaan,” katanya.

Baca Juga: INILAH Pemenang Pilwu Serentak 2023 Cirebon Kecamatan Kedawung, Karangsembung, dan Karangwareng

Cholil mengaku, lagu itu terinspirasi dari segala pengalaman yang ia peroleh pada masa anak-anak. Ide penciptaan karya tersebut terpantik dari kenangan masa kecil yang begitu dekat dengan tradisi tahlilan yang secara guyub digelar warga ketika ada seseorang yang meninggal dunia.

Berikut penggalan lirik lagu Putih:

"Saat kematian datang
Aku berbaring dalam mobil ambulans Dengar, pembicaraan tentang pemakaman
Dan takdirku menjelang
Sirene berlarian sahut-sahutan Tegang, membuka jalan menuju Tuhan

Akhirnya aku usai juga

Saat berkunjung ke rumah
Menengok ke kamar ke ruang tengah Hangat,
menghirup bau masakan kesukaan
Dan tahlilan dimulai
Doa bertaburan terkadang tangis terdengar
Akupun ikut tersedu sedan
Akhirnya aku usai juga
Oh, kini aku lengkap sudah"

Baca Juga: Waspada! Rawan Disusupi Kepentingan, Dewan Ajak Masyarakat Awasi Program PKT di Majalengka

"Waktu kecil, saya sering mendengar kiai atau ustadz yang menceritakan bahwa orang yang sudah meninggal itu rohnya tidak langsung terangkat. Ia masih sempat melihat apa yang terjadi di dunia nyata. Itu pengetahuan yang kemudian saya ekspresikan melalui lagu tersebut," katanya.

Menurut Cholil, lagu lain yang cukup terpengaruh dari pengalaman keberagamaan di masa lampau adalah singel berjudul “Debu-Debu Berterbangan” dalam album pertama, serta “Kuning” yang juga termuat pada album Sinestesia.

“Debu-Debu Berterbangan itu terinspirasi ketika masih sekolah di madrasah yang setiap harinya membaca QS. Al-Ashr. Sementara dalam lagu ‘Kuning‘ ada saripati hadis yang menceritakan tentang jarak matahari yang hanya sejengkal dari kepala,” ungkap Cholil.***

Editor: Husain Ali

Tags

Terkini

Terpopuler