COKRO JOYO Keramat Sakti yang Luar Biasa, Kisah Dakwah Sunan Gunung Jati dan Walisongo

20 Juni 2022, 10:30 WIB
COKRO JOYO Keramat Sakti yang Luar Biasa, Kisah Dakwah Sunan Gunung Jati dan Walisongo /YouTube Penerus Para Wali

PORTAL MAJALENGKA - Sunan Gunung Jati memerintahkan Sunan Kalijogo untuk melakukan dakwah Islam kearah timur.

Dalam perjalanan dakwah Sunan Kalijogo dalam melaksanakan perintah Sunan Gunung Jati, ia melewati daerah Bagelan.

Murid dari Sunan Gunung Jati ini dalam perjalanannya bertemu dengan seorang penyadap Gula Aren di daerah Bagelan.

Baca Juga: Imbas Kericuhan Laga Persib Bandung, Fans Protes dan Piala Presiden Dipindahkan dari GBLA

Sunan Kalijogo bertemu dengan Raden Mas Cokro Joyo, yang merupakan Keturunan dari Prabu Brawijaya.

Prabu Brawijaya dengan Dewi Rengganis memiliki putri Rara Rengganis II yang dinikahi oleh Ki Ageng Pakotesan.

Ki Agen Pakotesan dengan Rara Rengganis II, memiliki putra Pangeran Semono atau yang sering disebut dengan Pangeran Murio.

Baca Juga: KOROWELANG Sumber Kekuatan Ki Ageng Kutu Tantang Lembu Kanigoro Adu Sakti, Kisah Wali Masa Sunan Gunung Jati

Dari hasil Pangeran Semono atau Pangeran Murio inilah lahir Raden Mas Cokro Joyo.

Berdasarkan Babad Tanah Jawi pertemuan Cokro Joyo dengan Sunan Kalijogo yaitu saat melakukan perjalanan syiar ke daerah Bagelan, Purworejo.

Di daerah Bagelan Sunan kalijogo singgah di rumah Raden Cokro Joyo, seorang penyadap aren untuk dijadikan gula.

Baca Juga: Inilah 3 Pusaka Sakti Prabu Siliwangi yang Banyak Dicari Orang

Raden Cokro Joyo memiliki kebiasaan bernyanyi saat membuat gula aren. Sunan kalijogo menghampirinya untuk berbincang-bincang dengannya.

Sunan Kalijogo menanyakan untuk apa hasil penjualan dari gula aren tersebut kepada Raden Cokro Joyo, ia pun menjawab bahwa hasil gulanya biasa digunakan untuk sedekah ke fakir miskin.

Sunan Kalijogo menasihati agar nyanyiannya digantikan dengan membaca sholawatan, agar hasil gula arennya semakin melimpah.

Sepeninggal Sunan Kalijaga, Raden Cokro Joyo kaget setelah ia menggantikan nyanyiannya dengan sholawatan, gula arennya berupah menjadi batangan emas.

Baca Juga: MUSTIKA MACAN KEMBAR, Sosok Macan Putih Sang Abdi Setia Prabu Siliwangi

Raden Kolo Cokro pun segera mencari Sunan Kalijogo untuk bisa dan diterima menjadi muridnya.

Raden Mas Cokro Joyo mendapatkan syarat dari sang Sunan untuk tinggal di hutan, hingga Sunan Kalijogo kembali datang menemuinya.

Tongkat Sunan Kalijogo pun ditancapkan di tengah hutan, yang dijaga Cokro Joyo sambil membacakan wiridan yang diberikan Sang Sunan.

Waktu berlalu begitu cepat, hingga beberapa tahun kemudian, Sunan Kalijogo baru ingat kembali kepada Cokro Joyo yang ia tinggalkan di hutan.

Baca Juga: Berjalan dan Merokok di Dasar Lautan, Keramat Sakti Syekh Abdul Muhyi Wali Pasca Sunan Gunung Jati

Sunan Kalijogo akhirnya pergi ke hutan tersebut membawa beberapa muridnya untuk mencari Raden Cokro Joyo.

Hutan kini jauh berubah begitu lebat ditumbuhi ilalang, Sunan Kalijaga beserta muridnya kesulitan mencari Raden Cokro Joyo, akhirnya membakar hutan tersebut.

Ilalang pun terbakar, hingga tampak di tengah hutan duduk bersila Raden Cokro Joyo dengan memegang tongkat Sunan Kalijogo.

Tubuh Raden Cokro Joyo pun hitam hangus terbakar, namun ia tidak mati, ia hidup dengan kulit yang hitam akibat terbakar.

Baca Juga: Update Klasemen Sementara MotoGP 2022 Usai MotoGP Jerman: Fabio Quartararo Semakin Mantap di Puncak

Dengan mengumandangkan adzan Sunan Kalijogo membangunkan Raden Cokro Joyo yang masih bertapa.

Mendengar suara Adzan di telinganya Raden Cokro Joyo terbangun dan melihat Sunan Kalijogo didepannya.

Sejak saat itulah ia diberi gelar Sunan Geseng karena Raden Cokro Joyo berhasil melewati ujian dari Sunan Kalijogo, hingga ia memiliki karomah tidak mempan dibakar.

Baca Juga: Hasil Race MotoGP Jerman 2022: Fabio Quartararo Rebut Juara, Francesco Bagnaia Terjatuh

Sunan Geseng pun ikut mendakwahkan ajaran agama Islam hingga ia wafat, dan makamnya terletak di Dusun Jolosutro, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Letaknya kira-kira 2 km di sebelah kanan Jalan Yogyakarta-Wonosari Km. 14 (kalau datang dari Yogyakarta). Wallahu a'lam bishawab.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: YouTube Penerus Para Nabi

Tags

Terkini

Terpopuler