Pendiri Kerajaan Islam Pertama di Tatar Pasundan Ki Gede Tapa Pangeran Walangsungsang atau Sunan Gunung Jati?

23 Mei 2022, 09:30 WIB
Siapa Pendiri Kerajaan Islam Pertama di Tatar Pasundan Ki Gede Tapa Pangeran Walangsungsang atau Sunan Gunung Jati /

PORTAL MAJALENGKA - Menarik untuk diungkap siapa sebenarnya pendiri kerajaan Islam pertama di Tatar Pasundan Ki Gede Tapa Pangeran Walangsungsang atau Sunan Gunung Jati.

Tatar Pasundan sebelumnya memiliki satu ajaran kepercayaan Sunda Wiwitan, satu ajaran yang dianut oleh Kakek dari Sunan Gunung Jati Prabu Siliwangi.

Menjadi ajaran asli suku Sunda yang dianut oleh rakyat Pajajaran sebelum terkikis oleh dakwah Islam yang dilakukan Sunan Gunung Jati.

Baca Juga: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Pastikan Kotak Pemilu 2024 Menggunakan Bahan Kardus Berikut Alasannya

Lalu siapa yang pertamakali mendirikan kerajaan Islam di Tatar Pasundan ini apakah Sunan Gunung Jati ataukah yang lainnya, berikut perjalanannya.

Bermula dari Pangeran Walangsungsang yang telah pulang dari Makkah setelah menjalankan ibadah haji, ia kembali pulang ke Cirebon.

Berita duka menyelimuti Pangeran Walangsungsang, Kakek dari jalur ibunya yang bernama Mangkubumi Jumajan Jati atau Ki Gedeng Tapa meninggal dunia.

Baca Juga: Keajaiban di Gunung Jati, Dua Pohon yang Akarnya Menyambung Jadi Satu

Pangeran Walangsungsang akhirnya dinobatkan sebagai pewaris tahta kakeknya Ki Gede Tapa untuk menjadi penguasa di Mertasinga.

Akan tetapi, Pangeran Walangsungsang tidak meneruskan tahta kekuasaan kakeknya di Singapura (Mertasinga).

Pangeran Walang Sungsang membawa harta warisannya ke pemukiman di pesisir Pantai Cirebon.

Dengan modal harta warisan tersebut, Pangeran Walang Sungsang membangun sebuah keraton bercorak Islam di Cirebon Pesisir.

Baca Juga: Mengenal Istilah dan Tahapan Pada Pemilu 2024, SIPOL SIDALIH SILON dan SIREKAP

Keraton yang didirikan Pangeran Walang Sungsang tersebut diberi nama Keraton Pakungwati.

Dengan berdirinya Keraton Pakungwati berarti berdirilah sebuah kerajaan Islam pertama di tatar Sunda Pajajaran.

Kerajaan Islam pertama yang didirikan oleh Pangeran Cakrabuana tersebut diberi nama Nagara Agung Pakungwati Cirebon.

Nagara Agung Pakungwati atau dalam bahasa Cirebon disebut dengan sebutan Nagara Gheng Pakungwati Cirebon.

Baca Juga: Makam Istri Prabu Siliwangi di Kebun Raya Bogor, Ratu Galuh Kerap Datang dengan Balutan Pakaian Kebaya

Mendengar berdirinya kerajaan baru di Cirebon, ayah Pangeran Walangsungsang yang merupakan Raja Pajajaran Prabu Siliwangi merasa senang.

Kemudian Prabu Siliwangi mengutus Tumenggung Jayabaya untuk melantik (ngistrénan; Sunda) Pangeran Walang Sungsang.

Pangeran Walangsungsang pun dilantik menjadi raja Nagara Agung Pakungwati Cirebon dengan gelar Abhiseka Sri Magana.

Dari Prabu Siliwangi juga Pangeran Walangsungsang menerima Pratanda atau gelar keprabuan (kalungguhan kaprabuan).

Baca Juga: Cinta Bersemi di Makam SUNAN GUNUNG JATI, Kisah Cinta Kakek Sondani dengan Gadis Cantik bernama Via

Selain itu juga Pangeran Walangsungsang menerima Anarimakna Kacawartyan atau tanda kekuasaan memerintah kerajaan lokal.

Di sini jelaslah bahwa Prabu Siliwangi tidak anti Islam. Prabu Siliwangi justeru bersikap rasika dharmika ring pamekul agami Rasul.

Artinya Prabu Siliwangi sangat adil dan bijaksana terhadap orang yang memeluk agama Rasul Muhammad SAW.

Nagara Agung Pakungwati Cirebon menjadi kerajaan pertama di Tatar Pasundan yang didirikan Pangeran Walangsungsang.

Baca Juga: BUKA PUASA GELAR! AC Milan Scudetto: Giroud Borong 2 Gol Kessie 1 Gol, Skor Akhir 3-0 atas Sassuolo

Dan Sunan Gunung Jati menjadi penerus dalam penyebaran agama Islam ketika ia sudah dewasa, dan menjadi Sultan di Cirebon dengan kedaulatan sendiri.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Atlas Walisongo

Tags

Terkini

Terpopuler