Perlawanan Rakyat Biyawak Terhadap Pajak Tanah yang Diterapkan Belanda

- 26 Agustus 2020, 06:52 WIB
Ilustrasi Pasukan Belanda/Twitter/@af1_
Ilustrasi Pasukan Belanda/Twitter/@af1_ /

Lebih-lebih sebelum itu yaitu pada tahun 1802 Raja Kesultanan Kanoman diasingkan ke Ambon oleh Belanda karena membela rakyat dan kaum tani.

Baca Juga: Desa Jatitengah dan Robohnya Tujuh Pohon Jati

Sehingga kebencian rakyat pada Belanda semakin menjadi-jadi, Pemberontakan rakyat di wilayah Keresidenan Cirebon yang mencakup wilayah Majalengka, Indramayu dan Cirebon berlangsug lama lebih dari 15 tahun.

Wilayah atau tempat yang menjadi awal mula meletusnya pemberontakan yang dipimpin Ki Bagus Rangin itu kemudian dinamai “Biyawak” sebagai pengingat peristiwa pilu penderitaan rakyat akibat pajak perkepala yang diterapkan Penjajah Belanda melalui tuan tanah pemilik tanah partikelir. 

Meskipun nama Biyawak muncul bersamaan dengan peristiwa pemberontakan Bagus Rangin (1805-1818) akan tetapi Biyawak sebagai sebuah Pemerintahan Desa dan mempunyai kepala pemerintahan (Kuwu) diperkirakan baru terjadi pada tahun 1840 an, adapun Kuwu pertama yang menjabat adalah Kuwu Margahayu.(Disparbud Majalengka)

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x