Dalam menghadapi ancaman serangan Belanda, Ki Bagus Rangin dengan jajaran pini sepuh dan para panglima mengadakan pertemuan rahasia menyususn rencana dan strategi perang di bawah pohon jati yang jumlahnya 7 pohon.
Dari peristiwa tersebut, kelak dikenal dengan sebutan Nama "Jatitujuh" yang sekarang dijadikan sebagai nama desa dan Kecamatan.
Kehidupan masyarakat pendukuhan Karang Tengah dari tahun ke tahun semakin bertambah banyak jumlahnya, dan membutuhkan seorang pimpinan.
Baca Juga: Dari Kemitraan Tebu, Bumdes Pandawa Pilangsari Raup Untung
Pada waktu itu, sekitar tahun 1787 masyarakat pendukuhan karang Tengah dipimpin Oleh seorang Kuwu untuk pertama kalinya yang bernama Kuwu Madrang.
Ki Buyut Teteg wafat dan dimakamkan di sebelah timur Karang tengah (sekarang Jatitengah), berdampingan dengan makamnya ki Bagus Salimar.
Hingga pada suatu waktu, keberadaan pohon jati yang jumlahnya 7 pohon (sekarang hanya tersisa 2 pohon dan lokasinya di depan balai desa Jatitujuh).
Menurut sebagian cerita, pohon jati yang letaknya ada dii tengah-tengah, diantara 6 Pohon Jati yang mengelilinginya roboh.
Pohon jati yang roboh tersebut digotong, dipindahkan dan ditanam lagi dekat Pasar pada saat itu, tepatnya sebelah wetan (Timur), pasar yang termasuk dalam wilayah pendukuhan karang tengah (sekarang lokasi tersebut Masjid jamie dan komplek kantor Desa Jatitengah).
Peristiwa tersebut terjadi sekitar Tahun 1861 (25 Maret 1861) pada saat itu kuwu yang memimpin Karang tengah adalah Ki Kuwu Wira dan sebutan nama "Karang Tengah" berubah menjadi nama "Jatitengah", sa
Baca Juga: Merasa Mampu, Puluhan Orang Mundur dari Bantuan PKH
Batas wilayah geografis desa Jatitengah :
Utara :Desa jatiraga -desa pilangsari
Timur : Desa Putridalem
Selatan: sungai cimanuk
Barat : Desa Jatitujuh
Riwayat berdirinya Karang Tengah (Desa Jatitengah sekarang) tidak lepas kaitannya dengan riwayat berdirinya desa Jatitujuh.