Apa Saja Persiapan sebelum Berkegiatan di Alam Bebas? Simak Penting Banget Nih

- 29 Agustus 2023, 17:15 WIB
Galih Donikara dalam acara Journalist Camp PRMN x EIGER 2023 mempertunjukkan persiapan sebelum berkegiatan di alam bebas.
Galih Donikara dalam acara Journalist Camp PRMN x EIGER 2023 mempertunjukkan persiapan sebelum berkegiatan di alam bebas. /PRMN

PORTAL MAJALENGKA –Sebanyak 41 jurnalis mitra Pikiran Rakyat Media Network (PRMN) se-Jawa Barat dan mengikuti kegiatan bertajuk Journalist Camp PRMN x Eiger. Kegiatan itu berlangsung selama dua hari sejak Kamis hingga Jumat, 24-25 Agustus 2023 di Sari Ater Subang, Jawa Barat.

Selain menikmati keindahan alam, peserta Journalist Camp PRMN x Eiger 2023 juga dibekali pengetahuan terkait kemampuan dasar bagaimana berkegiatan atau peliputan di alam bebas. Setidaknya ada empat materi yang didapat peserta, salah satunya topik tentang perlengkapan dan perencanaan peliputan di alam bebas.

Diharapkan dari kegiatan Journalist Camp PRMN x Eiger 2023 ini, peserta menguasai teknik peliputan di alam dan luar ruangan. Sehingga bisa menerapkan saat melakukan peliputan di alam bebas dengan memahami risiko dan bahayanya.

Baca Juga: INI SERIES Smartphone Lipat Samsung Galaxy Z Flip, Ada yang Terbaru, Info. Lengkapnya Simak di Sini

Galih Donikara, pegiat alam asal Bandung yang memiliki segudang pengalaman mendaki gunung di Indonesia dan dunia dihadirkan sebagai narasumber. Ia memaparkan detail apa saja perlengkapan dan perencanaan peliputan di alam bebas. Menurutnya, keberhasilan sebuah peliputan di alam bebas 50 persennya ada di persiapan.

Sehingga, kata Galih Donikara, jurnalis harus paham terlebih dahulu risiko meliput di alam bebas. Baik olahraganya, bencananya, maupun kegiatannya di alam bebas yang mengandung sekaligus mengundang bahaya.

"Alam itu mengandung bahaya, kita mengundang bahaya. Alam itu berhubungan dengan kesulitan, kita berhubungan dengan kerumitan. Jadi kita harus paham dulu bahwa alam itu mengandung sekaligus mengundang bahaya," terang pria yang akrab disapa Kang Galih ini.

Baca Juga: Jokowi Hadiri Rapimnas Jaman di Cirebon, Soal Politik Pilpres 2024: Ojo Kesusu

Ia mencontohkan, naik Gunung Tangkuban Perahu. Mungkin bagi pendaki atau jurnalis tidak masalah. Karena bahaya bisa diprediksi. Artinya bahaya bisa dikuasai. Tapi Gunung Tangkuban Perahu akan berbahaya kalau pendaki melakukan hal yang ceroboh. Misal tidak membawa perlengkapan atau melakukan pendakian saat kondisi hujan.

"Jadi kita undang bahayanya dengan tidak membawa perlengakapan, sepatu yang salah, hanya membawa roti dan sebagainya. Banyak hal-hal terjadi dalam kegiatan di alam bebas itu karena faktor bahaya yang ditimbulkan oleh kita. Artinya, kita mengundang bahayanya,” tutur salah satu orang Indonesia yang pernah mendaki puncak tertinggi di dunia, yakni Gunung Everest di Himalaya (Nepal) dalam ekspedisi 7 Summits Indonesia, itu.

Bagaimana meminimalisasi bahaya saat berkegiatan di alam bebas? Menurutnya, bisa melalui belajar, diskusi, lengkapi perlengkapannya, penuhi perbekalannya, latih fisik dan mental sebelum terjun ke alam bebas.

Baca Juga: Hasil FIBA World Cup 2023: Spanyol Menang atas Brasil, Pastikan Lolos ke Putaran Kedua

“Nah, kalau wartawan saya kira, minimal jogging atau walking saja itu menarik. Karena peliputan itu kan tidak direncanankan. Misal, tiba-tiba bencana Cianjur, sehingga diharus berangkat berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Sehingga persiapan itu yang menjadikan kita siap kapan pun dipanggil atau ditugaskan,” kata Galih.

Kemampuan Dasar yang Harus Dimiliki sebelum Berkegiatan di Alam Bebas

Menurut Galih, setidaknya ada 4 fundamental skill atau kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang yang akan berkegiatan di alam bebas.

1. Fisical Fitness Skill

Galih menyebutkan, dalam satu minggu seseorang yang harus melatih kebugaran tubuh selama 150 menit. Kalau dibagi 6 kali, maka latihannya setiap hari 25 menit. Kalau seminggu latihannya hanya 3 kali, maka setiap harinya 50 menit. “Latihannya apa? Ya minimal jalan kaki. Yang penting kan bugar,” sebut Galih.

2. Technical Skill

Technical Skill ini berkaitan dengan ke mana seseorang akan melakukan kegiatan. Ketika mendaki gunung, maka yang harus dikuasai terkait teknik kemampuan naik gunungnya. Mulai dari perlengkapan, perbekalan, teknik survival, medikalnya dan lainnya. “Kalau kita memanjat, maka kuasai teknik memanjat. Kalau mau ke sungai, berarti kemampuan mengatur refting dan berenang minimalnya standar,” jelasnya.

3. Human Skill

Kemampuan berkomunikasi dengan manusia atau masyarakat. Terlebih wartawan, Human Skill merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki. Karena harus akrab dengan narasumber. Terlebih saat meliput peristiwa bencana. Jurnalis harus memahami dan peka dengan situasi dan kondisi narasumber.

4. Empowermental Skill

Kemampuan tentang lingkungan. Seseorang merasakan panas, maka persiapannya membawa payung atau tenda yang besar. Ketika ada kekurangan, di situ persiapannya.
Hal mendasar dari jurnalis yang harus dimiliki adalah memahami betul bahwa liputan di alam bebas risikonya tinggi. Sehingga harus meminimalisasi bahaya dengan persiapan yang matang.

Baca Juga: Sikap Tertib Damai Para Pendukung Latvia di FIBA World Cup 2023 Patut Dicontoh dan Layak Diapresiasi

“Kalau sudah jelas bahayanya, jangan undang bahaya tersebut dengan kecerobohan kita. Dan yang paling bahaya itu sikap kita. Kesombongan,” tegas Galih.

Terkait kesombongan, Galih berbagi cerita. Ia pernah diajarkan para guide dan Sherpa yang merupakan salah satu suku bangsa di Nepal dan Tebet yang hidup di lereng-lereng pegunungan Himalaya memandang gunung. “Galih, katanya (dalam bahasa Nepal), gunung itu makhluk hidup. Mereka memilih siapa yang berhak naik ke puncak. Sampai segitunya,” kisah Galih.

“Saya percaya, mereka yang meninggal atau celaka di Everest, sebagai gunung tertinggi, ternyata bukan karena kemampuan atau perlengakapan pendakinya. Tapi karena mungkin gunung atau alam tahu bahwa saat ia berjalan sombong, melakukan kegiatan yang tidak baik dan lainnya. Gunung itu memilih,” terangnya.

Baca Juga: FAHRI HAMZAH Dorong Desain Ulang Sistem Pemilu, Ini Alasannya

Dalam bahasa yang lain, kata Galih, sebagai muslim, membaca juga bahwa gunung adalah makhluk hidup. Bahkan gunung bertasbih dalam diam. “Termasuk rumput yang kita injak sekalipun. Kita diberi keteduhan ini kan bagian dari itu,” ujarnya.

Karenanya, teman-teman Nepal, baik Sherpa, guide, maupun poter, itu tidak ada yang berantem. Karena bagi mereka, naik gunung itu sebagai ziarah. Makanya di puncak Everest itu bukan sampah. Tapi kain kata, doa yang diselipkan sebagai rasa syukur; gunungnya menerima dan bisa melaksanakan pendakian.

Langkah Persiapan sebelum Ekspedisi Pendakian Gunung

Informasi dan data menjadi hal penting dalam persiapan sebelum ekspedisi ke alam bebas. Salah satunya terkait pendakian. Berarti terlebih dahulu harus mencari tahu gunungnya di mana, berapa ketinggiannya, cuacanya seperti apa, bagaimana karakter jalurnya dan dengan siapa mendaki.

Baca Juga: Suara Perempuan Untuk Pemilu 2024: Mempertegas Komitmen Negara untuk Pemilu yang Inklusif

Kemudian apakah tanjakannya ekstrem, berapa lama pendakiannnya untuk menyesuaikan perbekalan. Termasuk pengetahuan puskesmas terdekat di mana, kantor polisi terdekat dan nomor darurat. “Jadi mencari informasi dan data, itu penting,” jelas Galih.

Selain informasi dan data, yang harus dipersiapkan adalah perlengkapan dan perbekalan yang tepat. Hal sepele tapi bisa berisiko mengundang bahaya. Salah satunya penggunaan pakaian jins. Karakter jins itu kalau di alam terbuka, saat dingin terasa lebih dingin, kalau panas terasa lebih panas. Terlebih saat basah, jins lama keringnya. Dan kalau dipakai saat kondisi jins basah, bisa menimbulkan kulit lecet.

Tapi teknologi semakin maju seperti yang saat ini diterapkan Eiger. Salah satunya, Eiger mengembangkan produk perlengkapan pendakian serba ringan yang bisa memuat banyak perbekalan. “Kadang orang terbalik. Bawa perlengkapannya banyak, tapi perbekalan sedikit. Kalau kami dibalik, bawa perbekalan banyak, perlengkapan secukupnya,” tutur Galih.

Baca Juga: Fuji Utami Kesal Videonya Viral, Beri Klarifikasi Soal Pindah Lapak ke Shopee Live karena Banyak Diskon!

“Terakhir terkait sikap kita terhadap alam. Jangan sombong dengan alam,” imbuh anggota dari WANADRI ini.***

Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News

 

Editor: Husain Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x