Google Doodle Ismail Marzuki: Seniman yang Jadi Pahlawan Nasional di Indonesia

- 10 November 2021, 20:38 WIB
Google Doodle Ismail Marzuki: Seniman yang Jadi Pahlawan Nasional di Indonesia
Google Doodle Ismail Marzuki: Seniman yang Jadi Pahlawan Nasional di Indonesia /Google Indonesia

PORTAL MAJALENGKA -- Google Doodle hari ini cukup menarik perhatian. Google menjadikan Ismail Marzuki sebagai Google Doodle di Hari Pahlawan 10 November.

Apakah yang menyebabkan Ismail Marzuki dijadikan Google Doodle hari ini, riwayat singkat komposer itu mungkin dapat menjawab.

Seperti diketahui, Google sering menjadikan seseorang tokoh dijadikan Doodle. Karena itu menarik untuk menelisik mengapa Ismail Marzuki dijadikan Google Doodle di tanggal 10 November yang dirayakan bangsa Indonesia sebagai Hari Pahlawan.

Baca Juga: Google Doodle di Hari Pahlawan: Ismail Marzuki Pencipta Lagu Halo-halo Bandung, Begini Liriknya

Padahal Ismail Marzuki tak dilahirkan di tanggal 10 November. Saat kematiannya pun bukan ditanggal itu. Uraian berikut mungkin perlu Anda baca hingga selesai.

Meski tak pernah terdengar kabar ikut memanggul senjata di front terdepan perjuangan, namun Ismail Marzuki dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia.

Tanggal 5 November 2004 Ismail Marzuki dinobatkan menjadi salah seorang tokoh pahlawan nasional Indonesia memalui Keppres No. 89/TK/2004.

Baca Juga: Ismail Marzuki Pencipta Lagu Rayuan Pulau Kelapa Jadi Google Doodle di Hari Pahlawan 10 November

Ismail Marzuki dikenal sebagai seniman. Dia merupakan salah satu komponis besar yang pernah dimiliki bangsa Indonesia.

Sepanjang hidupnya Ismail Marzuki pernah menciptakan sekitar 250 judul lagu. Banyak di antaranya bernuansa masa-masa perjuangan merebut kemerdekaan.

Beberapa di antara lagu-lagu ciptaan pria berdarah Betawi kelahiran Jakarta, 1 Mei 1914 itu bahkan menjadi lagu wajib nasional seperti Gugur Bunga, Rayuan Pulau Kelapa, Halo-halo Bandung, dan Indonesia Pusaka.

Baca Juga: Mengenal Sosok Rohana Kudus yang Dipampang di Google Doodle 8 November 2021

Tak salah jika di Hari Pahlawan 10 November ini Google menjadikan Ismail Marzuki sebagai Google Doodle.

Penganugerahan sebagai Pahlawan Nasional merefleksikan penghargaan Pemerintah Indonesia terhadap karya-karya seni yang dianggap turut menyumbangkan semangat kejuangan bagi bangsa.

Lagu ciptaannya, Rayuan Pulau Kelapa, pernah menjadi lagu penutup siaran TVRI di zaman Orde Baru.

Baca Juga: Beda OVO Dompet Digital dengan PT OVO Finance Indonesia yang Telah Dicabut Izin Usahanya

Selain lagu-lagu yang telah disebutkan di atas, Ismail Marzuki juga pencipta lagu-lagu Panon Hideung, Aryati, Melati di Tapal Batas, Sepasang Mata Bola, Juwita Malam, dan Rindu Lukisan.

Selain menjadikannya pahlawan, pemerintah juga mengabadikan namanya menjadi identitas pusat kebudayaan di Cikini, Jakarta, yakni Taman Ismail Marzuki (TIM).

TIM merupakan pusat budaya termegah yang dimiliki Indonesia.

Baca Juga: Relawan GPP Deklarasi Ganjar Capres 2024 di Pinggir Ciliwung, Ini Alasannya

Nama aslinya, sebenarnya hanya Ismail. Namun karena ayahnya bernama Marzuki dia sering disebut Ismail bin Marzuki atau Ismail Marzuki. Di lingkungan Betawi dia mendapat sapaan akrab Mail atau Maing.

Sebagai seniman, Ismail Marzuki mencintai tanah airnya. Saat RRI direbut Belanda usai Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Ismail mogok kerja. Dia tinggalkan pekerjaan dan jabatan di RRI yang telah dilakoninya beberapa saat lamanya.

Dengan penghasilannya yang lumayan, ayah Ismail yakni Marzuki mampu peralatan pemutar musik seperti gramofon juga piringan hitam berisi rekaman berbagai genre musik. Ismail kecil senang mendengarkan musik dari peralatan milik ayahnya. Sejak saat itu pula bakat musik Ismail terpupuk.

Baca Juga: Jangan Lewatkan, 3 Lowongan Kerja Lulusan SMA di Lion Air, Cek Sekarang Syarat dan Ketentuan

Di usia 17 Ismail menciptakan lagu pertamanya berjudul O Sarinah.

Lulus sekolah Ismail bekerja di Socony Servie Station sebagai kasir, tapi tidak lama karena tidak kerasan. Ismail kemudian pindah kerja ke toko KK Nies. Toko ini menjual alat-alat musik dan membuat piringan hitam.

Di tempat inilah, karena selaras dengan hobi musiknya, Ismail Marzuki lebih betah. Di tempat ini pula Ismail kian luas mengenal berbagai genre musik mancanegara.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo di Bulan November: Harus Perhatikan Karir dan Menjaga Hubungan

Kemampuannya meningkat pesat setelah bergabung dengan Lief Java, sebuah grup orkes, di tahun 1937. Di usia 23 tahun Ismail telah mahir mengaransir lagu berbagai genre. Sejak itu pula Ismail kerap tampil di acara-acara pentas hiburan, bahkan radio.

Namanya kian melejit setelah menggarap lagu untuk film Terang Bulan yang dibintangi antara lain oleh RD Mochtar, artis sangat top ketika itu.

Sukses menggarap lagu di film itu membuat Ismail Marzuki dan Lief Java sempat diundang ke Malaysia dan Singapura karena film Terang Bulan sukses di kedua negara.

Baca Juga: Tiket Gratis Nonton World Superbike 2021, Simak Syarat dan Ketentuannya

Di tahun 1956 Ismail Marzuki jatuh sakit. Dalam keadaan sakit itu pula dia ciptakan lagu berjudul Inikah Bahagia?

Ismail Marzuki meninggal dunia di Kampung Bali kawasan Tanah Abang Jakarta pada 25 Mei 1958, di usia 44 tahun. Jenazahnya dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta.

Itulah riwayat singkat Ismail Marzuki, sang seniman yang meraih penghargaan Pahlawan Nasional dari pemerintah.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x