Peduli Pendidikan di Cirebon, KPC-DIY Adakan Simposium soal Gen-Z Hadapi Tantangan Era Digital dan Globalisasi

1 Februari 2024, 10:32 WIB
Peduli Pendidikan di Cirebon, KPC-DIY Adakan Simposium soal Gen-Z Hadapi Tantangan Era Digital dan Globalisasi /Dok. KPC-DIY

PORTAL MAJALENGKA - Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Cirebon-Daerah Istimewa Yogyakarta (KPC-DIY) menggelar Simposium Pendidikan dengan tema: Urgensi Pendidikan Gen-Z di Era Society 5.0 Demi Menuju Indonesia Emas 2045. Hal itu sebagai bentuk kepedulian KPC-DIY terhadap kualitas pendidikan di Cirebon.

Simposium pendidikan yang digelar organisasi mahasiswa daerah KPC-DIY di Pendopo Bupati Cirebon pada Senin, 29 Januari 2024 merupakan kegiatan terakhir dari beberapa rangkaian Harlah KPC-DIY ke-59.

"Harlah kami yang ke-59 mengusung tema besar 'KPC DIY Dados Griyane Mahasiswa Cirebon' memiliki makna representasi dari perjalanan 59 tahun KPC-DIY sebagai organisasi primordial kedaerahan yang menjunjung tinggi asas kebersamaan, dan kekeluargaan. Sehingga menjadikan KPC-DIY sebagai griya dalam bahasa Cirebon, yang berarti rumah," kata Ahmad Farid Fadhlurrahman, ketua panitia Simposium KPC-DIY dalam rilisnya kepada Portal Majalengka pada Kamis, 1 Februari 2024.

Baca Juga: Mahfud MD Mundur dari Jabatan Menko Polhukam, Komitmen Jaga Independensi selama Proses Pilpres 2024

Selain sebagai rumah dan keluarga, menurutnya, KPC-DIY juga hadir memberikan ruang diskusi untuk mengasah nalar kritis pelajar dan mahasiswa. Serta memberikan ruang informasi bagi siswa-siswi yang memiliki tujuan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Soal pendidikan, kata Farid, Indonesia memiliki hajat besar sebagai negara maju. Tentu akan dihadapkan dengan tantangan yang besar pula. Termasuk dalam hal keilmuan, dan pergeseran pola-pola pendidikan yang terus diperbaharui menyesuaikan tantangan zaman.

Perjalanan Indonesia dalam mempersiapkan bonus demografi dan Indonesia Emas 2045, direspons KPC-DIY dengan menggelar simposium. Mengusung tema besar tentang pendidikan, sebagai manifestasi peran mahasiswa sebagai Agent of Social Control. Khususnya dalam bidang pendidikan, di mana para pelajar diberikan wawasan mengenai bagaimana keberlangsungan pendidikan di era modern yang tantangannya praktik teknologi dan inovasi pendidikan, terutama di Kabupaten dan Kota Cirebon.

Baca Juga: Kepala Bappenas Ungkap Situasi Kabinet Indonesia Maju Saat Ini, Singgung Isu Menkeu Sri Mulyani

“Generasi Zillenial, menghadapi tantangan unik dalam era digital dan globalisasi. Pendidikan pada generasi ini merupakan kunci untuk membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan seiring berkembangnya teknologi dan zaman yang semakin canggih," tukas Farid.

Selaras dengan itu, Ketua Umum KPC-DIY Muhammad Mashuri Latief dan Burhanudin Lazuardi selaku perwakilan Dewan Pembina KPC-DIY, dalam sambutan keduanya meyakinkan bahwa Cirebon memiliki aset besar. Yaitu putra-putri daerah yang mempersiapkan diri melalui menempuh pendidikan tinggi di luar Cirebon, yang nantinya akan kembali dan membangun daerah.

“Karena itu saya kira juga bukan tidak mungkin kalau kemudian 5, 10 atau belasan tahun ke depan, kami mahasiswa Cirebon yang melanjutkan studi atau berdiaspora di Yogyakarta akan menjadi SDM-SDM unggul yang kemudian dapat ikut serta membangun daerah Kabupaten dan Kota Cirebon, itu harapan besar kami,” ungkap Huri, sapaan akrabnya.

Baca Juga: Juru Bicara Gus Dur Ungkap Cara NU Hadapi Monster Politik dari Era Soekarno hingga Jokowi

Burhanudin dalam sambutannya berharap kepada Pemerintah Kabupaten Cirebon agar organisasi mahasiswa daerah, mendapatkan perhatian secara khusus. Hal itu sebagai bentuk keseriusan Pemda dalam mendukung putra-putri daerahnya.

“Seringkali KPC itu mengadakan suatu bentuk kegiatan yang berkolaborasi dengan kesenian-kesenian nusantara sebagai hadirnya Cirebon di Yogyakarta. Hanya saja kemudian saya dengan hormat meminta Pemerintah Kabupaten Cirebon, teman-teman atau putra-putri daerah baik di Jogja, di Bandung, di Jakarta diperhatikan secara khusus," ungkap Burhanudin Lazuardi.

Kemudian acara Simposium ini direspons baik oleh Bupati Cirebon Drs. H. Imron S.Ag. Ia berpesan kepada para mahasiswa KPC-DIY untuk belajar dengan baik, sehingga bisa membawa kemanfaatan saat balik ke Cirebon.

Baca Juga: Rakor Panwaslu Karangwareng, JPPR Cirebon: Kompetensi dan Integritas Pengawas Kunci Keberhasilan Pemilu 2024

“Sahabat-sahabat ini orang-orang yang beruntung karena sekolah dan menjadi mahasiswa, (sedangkan) rata-rata itu kita pendidikan (di Kabupaten Cirebon) itu SMP kelas 2 (VIII). Jadi saya berpesan itu jangan abaikan kesempatan saudara-saudara, sahabat-sahabat ini untuk belajar, apalagi sekarang pelajar yang sekolah atau kuliah di tempat daerah lain,” ungkap Kang Imron, sapaan akrabnya.

Melalui kegiatan simpoium ini, para peserta diberikan paradigma serta pengetahuan dari sisi yang berbeda terkait urgensi pendidikan. Hadir sebagai narasumber Rektor Institut Studi Islam Fahmina Cirebon, Dr. KH Marzuki Wahid, MA dan Guru Besar IAIN Syekh Nurjati Prof. Dr. H. Sumanta Hasyim, M.Ag.

Salah satu persoalan yang dikupas terkait penggunaan ArtificiaI Intelligence (AI) dalam praktik pendidikan yang kemudian menjadi topik diskusi antara narasumber dan peserta.

Baca Juga: China dan Thailand Resmi Tandatangani Perjanjian Pembebasan Visa Bersama

Harapan besar lahir dari KPC-DIY untuk para peserta yang merupakan siswa-siswi SMA/MA sederajat di Kabupaten dan Kota Cirebon agar dapat meningkatkan minat serta kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai hal yang fundamental demi terwujudnya cita-cita Indonesia Emas 2045.

Serta harapan secara khusus teruntuk Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota Cirebon agar dapat memerhatikan dan mendukung penuh keberadaan ormada-ormada (organisasi mahasiswa daerah), sebagai stakeholder yang memiliki wewenang sekaligus pemangku kebijakan. Terlebih memiliki keberpihakan terhadap masa depan pendidikan putra-putri Cirebon melalui kebijakan maupun program yang lahir.***

Editor: Husain Ali

Tags

Terkini

Terpopuler