Finis di Peringkat 13 Asian Games 2022 di China, NOC: Saatnya Evaluasi Menuju Olimpiade Paris 2024

- 9 Oktober 2023, 13:01 WIB
Tim Indonesia menutup Asian Games 2022 di Hangzhou China dengan raihan 7 emas,11 perak, 18 perunggudan finis di ranking 13 klasemen akhir.
Tim Indonesia menutup Asian Games 2022 di Hangzhou China dengan raihan 7 emas,11 perak, 18 perunggudan finis di ranking 13 klasemen akhir. /NOC Indonesia/ Naif Al'as/

 

PORTAL MAJALENGKA – Atlet-atlet Indonesia mengakhiri keikutsertaan di Asian Games 2022 yang digelar di Hangzhou China, di peringkat 13 klasemen akhir.

Tim Indonesia yang dipimpin Chief de Mission (CdM) Basuki Hadimuljono berkekuatan 413 atlet dan turun di 202 nomor pertandingan, 41 disiplin, serta 30 cabor di Asian Games 2022.

Berlaga di Negeri Tirai Bambu sebagai tuan rumah Asian Games 2022, atlet-atlet tim Indonesia berhasil meraih 7 medali emas 11 perak dan 18 medali perunggu.

Hasil di Asian Games 2022 tersebut menurut Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) perlu menjadi catatan bersama menuju Olimpiade Paris 2024.

Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari menjelaskan tim Indonesia memiliki catatan, baik torehan impresif yang ditunjukkan para atlet hingga bahan evaluasi yang perlu segera diperbaiki menuju Olimpiade Paris.

Baca Juga: Gagal Total! Bulutangkis Indonesia Dipastikan Tanpa Medali di Asian Games 2022

“Kita mendapat banyak referensi dari Asian Games untuk bahan evaluasi menuju Paris,” ujar Raja Sapta Oktohari seperti dikutip dari nocindonesia.id.

“Pulang dari sini, kita harus duduk bersama dan mengevaluasi perbaikan-perbaikan yang perlu kita lakukan. Olimpiade Paris tinggal satu tahun lagi dan kualifikasi sudah berjalan, kita harus mengoptimalkannya,” kata Okto.

Secara torehan keping emas yang diberikan Tim Indonesia, hasil Hangzhou menjadi yang terbaik sejak Asian Games digelar di luar Indonesia sejak 41 tahun terakhir. Pada Asian Games New Delhi 1982, Indonesia mendapat 4 keping emas, 4 perak, 7 perunggu.

Sementara secara peringkat, posisi Tim Indonesia lebih baik sejak 2002 di Busan Korea Utara. Kala itu tim Indonesia menempati ranking 14.

Okto juga memberikan apresiasi kepada cabang olahraga yang telah mengharumkan nama Indonesia, seperti menembak. Sejak menembak pertama kali dipertandingkan di Asian Games 1954, Indonesia baru kali ini mendapatkan emas.

“Ada juga BMX yang melanjutkan tradisi emas yang dicetak di Jakarta-Palembang. Wushu impresif di negara asal bela diri ini. Panahan mendapat tiket Olimpiade Paris 2024,” terang Okto.

Baca Juga: Jalani Laga Beregu Asian Games 2022, Vito dan Gregoria Ditunjuk Kapten Tim Bulutangkis Indonesia

“Sementara Weightlifting melalui Rahmat Erwin Abdullah meraih emas dan mencatat rekor dunia, rekor Asia dan rekor Asian Games. Speed climbing juga mampu mencatatkan rekor Asian Games, dan perak yang diberikan skateboard, Insya Allah, bisa menjadi modal bagi Indonesia lolos kualifikasi di Paris,” kata Okto.

Sementara terkait beberapa cabor dan atlet yang meleset dari target, Okto meminta agar warganet tidak merundung para atlet di media sosial.

“Saya atas nama pribadi dan NOC Indonesia mengecam warganet yang mengecam atau netizen yang tidak bertanggung jawab yang menganggu konsentrasi atlet. Sebab, atlet adalah aset bangsa. Atlet sudah berjuang untuk kita semua, sehingga tidak layak mendapat perlakuan yang tidak baik,” kata Okto.

Dia berharap hasil di Asian Games dapat menjadi evaluasi untuk Design Besar Olahraga Nasional (DBON).

Di sisi lain, Chef de Mission Tim Indonesia untuk Asian Games 2022 Basuki Hadimuljono berterima kasih atas kepercayaan NOC Indonesia dan Kemenpora untuk menjadi pemimpin kontingen. Basuki menilai Asian Games menjadi pengalaman berharga baginya untuk berinteraksi para atlet.

“Saya mohon maaf jika dalam menjalankan tugas, jika ada yang kurang berkenan, kami mohon maaf. Tapi tujuan utama kami adalah melayani atlet,” tegas Basuki.

Baca Juga: Jelang Pertandingan Bulutangkis Asian Games 2022, Rian Ardianto Keluhkan Lampu Binjiang Gymnasium

Terkait evaluasi, olahraga tentu ada tolak ukurnya. Di Incheon ranking 17, dan di Hangzhou peringkat 13. Evaluasinya perlu di cabor, pemerintah yang bertanggung jawab harus ditingkatkan.

“Pertama sarana dan program. Setahu saya, anggaran tidak jadi soal. Progam harus dievaluasi, karena anggaran juga pasti menyesuaikan program. Ini yang harus dibenahi jika sasaran kita mau Olimpiade. Saya akan berbiara dengan Kemenpora dan Kemenkeu,” kata Basuki. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: nocindonesia.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x