Namun para pekerja pembersih lantai dan atap, mereka tetap bekerja mengepel lantai yang katanya bekerja ‘secapeknya’ 8 jam setiap harinya, itu di antaranya dilakukan Luli Sihabudin dan Enday bersama puluhan orang lainnya.
“Bekerja secapenya, karena harus 8 jam, bolak-balik ngepel kewajiban kerja,” ungkap mereka.
Menurut Luli ada sebanyak 40 orang cleaning service, mereka bertugas dua hari sekali. Setiap hari ada 20 orang yang bekerja, kesemuanya berasal dari Kertajati dan sekitarnya.
Baca Juga: Jamas Tosan Aji, Perpaduan Budaya dan Agama di Majalengka
Para pekerja ini kalau ke toilet harus berjalan ke luar sejauh ratusan meter karena tidak berani masuk ruang gelap.
Demikian juga saat makan harus membawa bekal dari rumah atau di kantin luar karena semua tenant yang ada tutup total sejak lama.
Tenant yang biasanya berderet di dalam dan luar gedung hanya ada dua yang masih bersedia buka, yakni yang menyediakan minuman dan es krim serta Indomaret. Yang katanya menyediakan bagi pengunjung yang biasa datang pada hari libur Sabtu dan Minggu.
Humas PT BIJB Mohamad Aliv mengungkapkan aliran listrik dimatikan sebagai langkah penghematan anggaran sejak Covid-19 terjadi dan tidak ada penerbangan komersial ke Bandara Kertajati. Jika listrik tetap hidup maka biaya opearsional akan sangat tinggi.
“Kami lakukan efisiensi terutama listrik selama pandemi, AC dimatikan,” ungkapnya seperti dikutip Portal Majalengka dari Pikiran Rakyat.