Subak Desa Bengkel-Tabanan Bali Resmi Terpilih UNESCO Jadi Percontohan Ekohidrologi

- 26 Mei 2024, 23:25 WIB
UNESCO bersama Pemerintah Kabupaten Tabanan meresmikan Subak di Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, yang menjadi tempat percontohan penerapan ekohidrologi atau Ecohydrology Demonstration Site Unesco, Tabanan, Bali, Kamis (23/5/2024)/ANTARA/HO-Humas Pemkab Tabanan/
UNESCO bersama Pemerintah Kabupaten Tabanan meresmikan Subak di Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, yang menjadi tempat percontohan penerapan ekohidrologi atau Ecohydrology Demonstration Site Unesco, Tabanan, Bali, Kamis (23/5/2024)/ANTARA/HO-Humas Pemkab Tabanan/ /

PORTAL MAJALENGKA - Salah satu kearifan lokal di Bali, yakni Subak di Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali, secara resmi terpilih Organisasi Pendidikan Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO ) menjadi tempat percontohan penerapan ekohidrologi.

Peresmian atas terpilihnya Subak Desa Bengkel sebagai tempat percontohan penerapan ekohidrologi dilakukan UNESCO bersama Pemerintah Kabupaten Tabanan, Bali, pada Kamis, 23 Mei 2024.

Sebelum diresmikan, Subak Desa Bengkel telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada 15 September 2023 sebagai salah satu Ecohydrology Demonstration Sites. Pengakuan itu atas implementasi teknologi pertanian yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tabanan bersama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Baca Juga: AWASI Takaran LPG 3 kg Subsidi di SPBE, Mendag Zulkifli Minta Bupati Walikota Terlibat Aktif

Pengakuan dari UNESCO ini menjadi bukti nyata bahwa upaya pelestarian budaya lokal dan penerapan teknologi modern dapat berjalan beriringan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di sektor pertanian.

Karena itu dalam peresmian Subak Desa Bengkel-Tabanan Kamis kemarin, Bupati Tabanan Sanjaya mengungkapkan kepada pihak yang kompeten mengantarkan Subak, sebuah mekanisme irigasi pertanian yang ada sejak dahulu, kini telah diakui oleh UNESCO sebagai situs warisan budaya dunia yang wajib dilestarikan.

Sanjaya berharap lebih banyak masyarakat Tabanan khususnya generasi muda tetap menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar. Sehingga budaya subak sebagai dasar pertanian di Bali tetap lestari sebagai warisan budaya adiluhung.

Baca Juga: Kemenag Gelar Pengukuran Arah Kiblat pada 27 Mei 2024. Memanfaatkan Peristiwa Rahshdul Qiblah

Di kesempatan yang sama Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Profesor Doktor Nazaruddin Malik menjelaskan bahwa dipilihnya Subak Desa Bengkel karena Tabanan dikenal sebagai lumbung padi. Tidak hanya bagi Bali, tetapi juga secara nasional.

Halaman:

Editor: Husain Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah