Bantuan Pangan Beras yang Sempat Dihentikan Kembali Disalurkan Pasca Pilpres 2024

- 16 Februari 2024, 18:47 WIB
Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) ketika mengecek bantuan pangan beras di Bulog Cibitung, Kabupaten Bekasi.
Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) ketika mengecek bantuan pangan beras di Bulog Cibitung, Kabupaten Bekasi. /Patriot Bekasi/

 

PORTAL MAJALENGKA - Pemerintah pada 8-14 Februari 2024 sempat menghentikan sementara bantuan pangan beras. Hal itu dilakukan untuk menghormati proses tahapan Pemilu serta mendukung kelancaran pesta demokrasi khususnya Pilpres 2024.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis 15 Februari 2024 menyampaikan bahwa sehari setelah Pilpres 2024 penyaluran bantuan pangan beras kembali dilanjutkan.

“Pasca hari pemungutan suara Pemilu atau Pilpres 2024, 14 Februari 2024 kemarin, mulai hari ini bantuan pangan beras kita lanjutkan kembali,” kata Arief dalam keterangan tertulis yang dikutip Portal Majalengka dari Antara.

Baca Juga: Bansos Beras 10 Kilogram Tetap Disalurkan 2024, Katanya Jaga Stabilitas Pangan

Arief menyampaikan keterangan tersebut usai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meninjau langsung stok pangan, terutama beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta.

Dia menjelaskan bantuan pangan beras kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) se-Indonesia sebesar 10 kilogram  kembali disalurkan karena sangat diperlukan masyarakat saat ini.

Dia juga mengungkapkan program bantuan lainnya yakni GPM. Adapun.kedua program  bantuan pangan beras tersebut, ditegaskan Arief, sebagai bagian dari program intervensi pemerintah dalam menjaga stabilisasi pangan utamanya komoditi tersebut.

“Ini memang sangat diperlukan oleh masyarakat kita dan sedikit banyak mampu menarik demand (permintaan) terhadap beras di pasar. Dan ada pula program GPM (Gerakan Pangan Murah) di berbagai daerah,” ucap Arief.

Lebih lanjut Arief juga menerangkan terkait realisasi bantuan pangan beras yang telah disalurkan kepada sejumlah KPM, menurutnya penyaluran pada 2 bulan pertama di 2024 hingga 7 Februari kemarin telah mencapai 185 ribu ton.

Baca Juga: Prabowo-Gibran Unggul di Pilpres 2024 Versi Quick Count, Komandan TKN Sampaikan Begini

“Sebelum disetop sementara sampai 7 Februari telah menyentuh 185 ribu ton. Target penyaluran pada 2 bulan pertama di 2024 adalah 440 ribu ton,” ucap Arief.

Untuk Program GPM sendiri, lanjut Arief, selama Januari 2024 telah terlaksana sebanyak 429 kali yang tersebar luas di 85 kabupaten/kota.

Sementara di bulan ini, Program GPM ditargetkan bisa terlaksana sebanyak 234 kali di 65 kabupaten/kota dan dapat terus bertambah sesuai kolaborasi antara Bapanas dengan pemerintah daerah.

Dijelaskan Arief bahwa selama Januari hingga awal Februari jumlah antara produksi dan konsumsi beras tidak seimbang. Jumlah produksi gabah lebih sedikit, harganya pun masih tinggi dan itu berdampak pada harga beras di pasaran juga ikut tinggi.

Arief juga menuturkan kesulitan untuk mempertahankan harga beras sekarang menyamai dua tahun sebelumnya. Menurutnya banyak pemicu kenaikan di antaranya biaya-biaya seperti pupuk, sewa lahan, hari orang kerja, dan sebagainya telah mengalami kenaikan.

Baca Juga: JPPR Dukung Pemungutan Suara Ulang 5 TPS di Kota Cirebon

Kendati begitu, Arief memastikan bahwa ketersediaan stok pangan terutama beras masih dalam kondisi yang aman. Diperkirakan bulan maret nanti ada tambahan produksi, sehingga harga beras bisa akan lebih baik.

“Kalau untuk ketersediaan stok, kita pastikan cukup. Tentunya tugas pemerintah adalah menyeimbangkan antara hulu sampai hilir. Nanti saat produksi beras kita berada di 3,5 juta ton atau melebihi itu pada Maret, harga beras bisa akan lebih baik,” pungkas Arief. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x