Hingga Pertengahan September 2020, Empat Kota Kabupaten di Jawa Barat Masuk Zona Merah

- 15 September 2020, 01:10 WIB
Ilustrasi Corona Virus.*/ Kjersti Løken Stavrum
Ilustrasi Corona Virus.*/ Kjersti Løken Stavrum /

PORTAL MAJALENGKA - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pekan ini terdapat empat kota kabupaten yang masuk zona merah di Jawa Barat.

Yaitu Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, dan Kota Cimahi.

Namun mayoritas masih tetap di Bodebek, alias Bogor, Depok, Bekasi, kota kabupaten satelit sekitar DKI Jakarta, yang menyumbang kasus mingguan. 

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Kembali Melonjak, Majalengka Tidak Akan Terapkan PSBB

"Lebih dari 60 persen ada di Bodebek. Itulah kenapa koordinasi tadi sangat diperlukan," ujar Ridwan dalam jumpa pers di Makodam III Siliwangi, Senin, 14 September 2020.

Di sisi lain untuk Kota Cimahi, meski saat ini masuk zona merah namun Kota Cimahi merupakan satu-satunya daerah di Jabar, yang sudah melakukan tes PCR terhadap 1 persen dari total populasi di Cimahi.

"Kami hari ini sudah 314.000 tes PCR untuk mengejar 1% yaitu 500.000 dalam minggu minggu ke depan dan hanya Cimahi yang masuk kategori sudah memenuhi standar WHO.

Baca Juga: Tidak Memakai Masker, Warga Disuruh Menghafal Pancasila

"Jadi saya  ucapkan selamat kepada Cimahi, tapi Cimahi juga minggu ini menjadi zona merah. Ini sambil testingnya sudah baik tapi tingkat penularannya masuk yang tertinggi di Jawa Barat sehingga saya titip Pemerintah Kota Cimahi untuk lebih waspada lebih disiplin, ya sambil saya apresiasi jumlah pengetesan yang sudah di atas 1 %, " kata Ridwan melanjutkan. 

Artikel ini telah tayang sebelumnya di PikiranRakyat.com dengan judul Sepekan, Empat Wilayah di Jabar Masuk Zona Merah Covid-19, 60 Persennya di Sekitar Jakarta

Selebihnya, Gugus Tugas sudah melakukan pertemuan virtual dengan kepala daerah di Bodebek

Baca Juga: Besok Surabaya Dikepung Demo, Ini Rute yang Harus dihindari!

"Kesimpulan yang pertama kita mendukung sepenuhnya kebijakan PSBB ketat di Jakarta dari Pak Anies dengan melakukan pola yang sama  di wilayah-wilayah yang berdekatan dengan Jakarta dengan PSBB ketat tapi dengan pola yang namanya PSBM. Pembatasan sosial berskala mikro karena Bodebek ini ada wilayah yang ekonominya berhubungan dengan Jakarta, ada juga yang ekonominya sifatnya Mandiri, " tutur Ridwan. 

Dengan demikian, perlakuan PSSB-nya dilakukan berbeda sehingga pihaknya menyimpulkan PSBM adalah metode yang paling pas untuk situasi perbedaan seperti ini. 

Baca Juga: Cek! Pertamina Turunkan Harga Pertalite di 38 SPBU

"Dan ini terbukti berhasil pada saat secapa Angkatan Darat itu tidak menutup satu kota Bandung, tapi yang ditutup hanyalah kelurahannya," ucap dia. 

Dari sisi epidemologi, tambah Ridwan, tantangan terbesar Jawa Barat hanya satu, tingkat kesembuhannya belum memuaskan baru di angka sekitar 51 sampai 53%. Idealnya kesembuhan itu diangkanya 70%.

"Jadi kami terus berupaya obat, mencari terapi, metodologi agar jumlah pasien yang positif ini bisa dilakukan penyembuhan secepatnya," ujar dia. 

Baca Juga: Pencairan BLT Ketenagakerjaan Hari Ini Ditunda, Ini Penjelasan Kemenaker!

 Pada tingkat kematian, lanjut Ridwan, Jabar sangat rendah dan mendapatkan apresiasi oleh semua pihak yaitu hanya di angka 2,4%. 

"Mudah-mudahan berita baiknya yang meninggal sedikit tapi berita buruknya yang sembuhnya agak lambat, ini yang harus kita perbaiki dalam epidemiologi di Jawa Barat," ucap dia.***(Novianti Nurulliah/Pikiran Rakyat)

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah