Network
PORTAL MAJALENGKA - Membangun dan merawat tempat ibadah merupakan salah satu bentuk tanggung jawab para pemeluknya.
Bukan hal baru, dalam mewujudkan tempat ibadah, para pengurus atau panitia berlomba dengan segala daya dan upayanya.
Tidak terkecuali dengan membuka posko sumbangan di jalan-jalan. Tak lain bertujuan untuk membangun maupun merehabilitasi sarana tempat ibadah. Namun, tidak berlaku di Kota Prabumulih, Provinsi Sumatera Selatan.
Baca Juga: Sabet Rekor Muri, Ridwan Kamil Wisuda 2.000 Hafidz dan Hafidzah Sadesha
Pasalnya, Pemerintah Kota Prabumulih dalam menghargai umat beragama melarang masyarakat untuk meminta-minta atau kegiatan semacamnya dalam pembangunan rumah ibadah.
Rumah ibadah yang dimaskud berlaku bagi setiap agama yang diakui di Indonesia. Bukan hanya satu agama.
Pada pelaksanaannya Wali Kota Ridho Yahya mengarahkan dan tetap mempersilakan masyarakat yang bersedia berinfak dalam pembangunan rumah ibadah. Sisanya Pemerintah Kota Prabumulih yang akan menyelesaikannya.
Baca Juga: Ada Raja Ampat di Desa Wisata Mirat Majalengka, Patut Dicoba saat Liburan Tahun Baru
Kurang lebih selama 10 tahun kepemimpinan Ir H Ridho Yahya M.M. dan wakilnya, H Andriansyah Fikri S.H. telah membangun dan merehabilitasi 322 rumah ibadah dan masih akan terus berlanjut.
