Untuk memperluas ilmunya, setelah selesai belajar di Pesantren Tegalsari, Ronggowarsito pergi mengembara ke berbagai tempat untuk belajar dan berdiskusi dengan berbagai guru kenamaan, bahkan dikabarkan hingga ke pulau Bali.
Sepulangnya dari pengembaraan Ronggowarsito kembali ke Surakarta, dan bekerja menjadi juru tulis di kantor Kadipaten Anom.
Baca Juga: JADWAL LENGKAP PIALA DUNIA WORLD CUP QATAR 2022
Tetapi tidak lama kemudian ia berhenti dari pekerjaan tersebut dan kembali pergi mengembara.
Sekembalinya dari pengembaraan tersebut ia kemudian tinggal di Solo. Pada tahun 1845 ia diangkat menjadi Kliwon Kadipaten Anom, dan dinobatkan menjadi Pujangga Istana Surakarta oleh Pakubuwana VII.
Di antara para guru Ronggowarsito yang banyak dikenal selain Ki Ageng Kasan Besari, ada Pangeran Wijil dari Kadilangu dan Pujangga Yasadipura II yang juga merupakan kakeknya sendiri.
Baca Juga: BURUAN DAFTAR! BPS Majalengka Rekruitmen Petugas Pengolahan Data REGSOSEK 2022
Yasadipura II merupakan pujangga istana dengan pangkat Kliwon Carik. Setekah ia wafat maka jabatan Pujangga Istana kemudian digantikan Ronggowarsito.
Proses penggantian Pujangga Istana tidak dilakukan semata ada kaitan darah. Melainkan hal tersebut sangat tepat dan pantas karena Ronggowarsito dikenal mahir dalam kesusastraan dan mumpuni dalam ilmu Kejawen.
Bahkan seperti yang telah disebutkan pada bagian awal bahwa pangkat pujangga memang sudah haknya, karena dia telah menerima wahyu kapujanggan sejak masih di pesantren Tegalsari.