Konflik Rusia dan Ukraina, Harga Mie Instan dan Roti Terancam Naik

- 4 Maret 2022, 18:15 WIB
Perang Ukraina-Rusia berdampak terhadap sumber gandum Indonesia. Harga mie instan dan roti bisa melonjak.
Perang Ukraina-Rusia berdampak terhadap sumber gandum Indonesia. Harga mie instan dan roti bisa melonjak. /

PORTAL MAJALENGKA - Konflik di kawasan Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina, akhirnya mulai berimbas kepada dunia.

Konflik militer antara Rusia dan Ukraina yang sudah berlangsung hampir satu pekan berimbas pada kenaikan harga komoditas di dunia.

Indonesia nampaknya akan terkena imbas atas konflik Rusia dan Ukraina. Pasalnya, Indonesia adalah negara yang mengandalkan impor gandum dari Ukraina.

Gandum merupakan bahan pokok untuk membuat tepung, yang biasa digunakan untuk membuat mie instan dan roti.

Baca Juga: Rusia dan Ukraina Perang, Harga Gas, Minyak Mentah hingga Gandum Naik

Menurut catatan BPS, Ukraina adalah negara yang paling banyak mengekspor gandum ke Indonesia. Pada tahun 2020, Indonesia mengimpor gandum dari Ukraina total 10,299 juta ton.

Dari data tersebut, Ukraina berkontribusi lebih dari 20 persen memenuhi stok gandum di Tanah Air. Kemudian Januari 2022,  gandum menjadi komoditas impor yang naik paling tinggi.

Komoditas dengan kode HS 10 ini tercatat naik 130,3 juta dollar AS secara bulanan (month to month/mtm) terhadap Desember 2021.

Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan kepada Antara, bahwa pemerintah harus bisa mengantisipasi kenaikan harga gandum yang diakibatkan konflik antara Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Perang Selama 6 Hari, Pasukan Rusia Kuasai Kota Kherson Ukraina

“Efek dari kelangkaan gandum atau terganggunya rantai pasok gandum dari Rusia dan Ukraina bisa membuat produsen meneruskan kenaikan harga gandum kepada konsumen. Artinya mie instan dan roti, itu harganya akan lebih mahal,” kata Bhima, Selasa 1 Maret 2022 lalu.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) harus mencari alternatif negara yang menjadi pengimpor gandum, seperti Australia, Amerika Serikat, dan China,

“Peran pemerintah dan Bulog penting untuk membantu dan memfasilitasi importir guna mencari negara-negara yang siap untuk memasok gandum. Kemendag juga diharapkan memfasilitasi importir gandum untuk mengamankan harga,” imbuhnya.

Baca Juga: PBNU Tetapkan 1 Syaban 1443 Hijriyah Jatuh pada Jumat 4 Maret 2022, Berikut Makna yang Terkandung di Dalamnya

Jika perlu, harus dilakukan penandatangan kontrak jangka panjang agar pasokan dan harga gandum tetap stabil. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Antara BPS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah