Pengamatan Selasa 11 Mei, Hilal Awal Syawal 1442 H Tidak Tampak

- 11 Mei 2021, 18:35 WIB
Tim Rukyatul Hilal
Tim Rukyatul Hilal /ANTARA/

Dikatakan Cecep, rukyat adalah observasi astronomis. Karena itu, lanjut Cecep, harus ada referensinya.

Cecep mengatakan bahwa kalau ada referensinya diterima, sedang kalau tidak, berarti tidak bisa dipakai.

Baca Juga: Ngeri, Begini Kronologi Ratusan Petasan Kertas Meledak, 9 Pemuda Terkena Luka Bakar

Berdasarkan data di Pusat Observasi Bulan (POB) Cibeas, Pelabuhan Ratu, posisi hilal menjelang awal Syawal 1442 H atau pada 29 Ramadan 1442 H yang bertepatan dengan 11 Mei 2021, secara astronomis tinggi hilal berada pada minus 4,38 derajat, jarak busur bulan dari matahari 4,95 derajat, umur hilal minus 8 jam 14 menit 44 detik.

"Minus menunjukkan hilal belum lahir," katanya.

Sehubungan itu, kata Cecep, karena ketinggian hilal di bawah dua derajat, bahkan minus, maka tidak ada referensi pelaporan hilal jika hilal awal Syawal teramati di wilayah Indonesia.

Selain itu, juga tidak ada referensi empirik visibilitas hilal jika hilal awal Syawal teramati di wilayah Indonesia.

"Dari referensi yang ada, maka tidak ada referensi apapun bahwa hilal Syawal 1442 H pada Jumat ini teramati di seluruh Indonesia," kata Cecep.

Menurut Cecep, Limit Danjon menyebutkan bahwa hilal akan tampak jika jarak sudut bulan dan matahari lebih besar dari 7 derajat. Konferensi penyatuan awal bulan Hijriyah International di Istanbul tahun 1978 mengatakan bahwa awal bulan dimulai jika jarak busur antara bulan dan matahari lebih besar dari 8 derajat dan tinggi bulan dari ufuk pada saat matahari tenggelam lebih besar dari 5 derajat.

Cecep mengatakan Kementerian Agama melakukan pengamatan hilal di 88 titik di seluruh Indonesia.

Halaman:

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah