Sambut Hari Toleransi Internasional, Ini Nasihat dan Sikap Gus Dur yang Patut Diteladani

16 November 2020, 11:30 WIB
Cover Buku Menjarat Gus Dur /NU Online/

PORTAL MAJALENGKA- 16 November ditetapkan sebagai hari Toleransi Internasional, dalam peringatan kali ini diharapkan semakin meningkatnya rasa saling menghormati antar manusia terutama di Indonesia.

Sebagaimana KH. Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur mencontohkan dengan sikap nya untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan.

Toleransi merupakan nilai yang harus senantiasa dijunjung tinggi agar perdamaian selalu menyertai terutama Bangsa Indonesia dengan segala perbedaan yang ada.

Baca Juga: Dapat Julukan 'Termiskin', Pejabat di Pasuruan Ini Hanya Punya Motor Megapro

Dilansir dari PORTAL JEMBER dalam artikel: Hari Toleransi Internasional 16 November, Ini Nasihat dan Kenangan dari Gus Dur

 Gus Dur merupakan cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), yaitu KH. Hasyim Asy’ari. Semasa hidupnya Gus Dur banyak menempuh pendidikan di pesantren dan tak heran ia menjadi sosok yang dikagumi oleh banyak umat muslim.


Selain itu, Gus Dur juga dikenal sebagai sosok yang nyeleneh oleh sebagian orang, karena tanggapannya terhadap suatu isu tertentu sangat santai dan tidak berbelit-belit. Kata yang paling dikenang darinya adalah “gitu aja kok repot”.


Sampai saat ini Gus Dur terus dikenang, bahkan para penggemarnya menamakan diri sebagai ‘Gusdurian’. Mereka adalah orang-orang yang mencintai Gus Dur dan terus melestarikan serta mengkaji pemikirannya.

Baca Juga: Gencar Isu Gempa Bumi dan Tsunami, waspada Para Ahli Prediksi Tsunami akan Hantam Kota Ini

Banyak buku-buku yang mengisahkan tentang Gus Dur hingga kumpulan kata-kata humor darinya. Berkaitan dengan Hari Toleransi Internasional, berikut beberapa kumpulan nasihat dari Gus Dur.

1. Saya tidak peduli, mau popularitas saya hancur, difitnah, dicaci maki, atau dituduh apapun. Tapi bangsa dan negara ini harus diselamatkan dari perpecahan.

2. Perbedaan itu fitrah. Dan ia harus diletakkan dalam prinsip kemanusiaan universal.

3. Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya.

4. Saling menghormati dan menghargai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hormati perbedaan dan kemajemukan yang ada di Indonesia.

Baca Juga: Depresi Usai Dirawat Berhari-hari, Pasien Loncat dari Lantai 6 Rumah Sakit

5. Kemajemukan harus bisa diterima, tanpa adanya perbedaan.

Baca Juga: Wow! Lidi Indonesia Tembus pasar Ekspor India Hingga 50 Ton

6. Tidak penting apapun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak tanya apa agamamu.

7. Semakin tinggi ilmu seseorang, maka semakin tinggi toleransinya.

8. Esensi Islam tidak terletak pada pakaian yang dikenakan, melainkan pada akhlak yang dilaksanakan.

9. Jika kita merasa muslim terhormat, maka kita akan berpuasa dengan menghormati orang yang tidak berpuasa.

10. Mestinya yang merayakan hari natal bukan hanya umat Kristen, melainkan juga umat Islam dan umat beragama lain, bahkan seluruh umat manusia. Sebab, Yesus Kristus atau Isa Al-Masih adalah juru selamat seluruh umat manusia, bukan juru selamat umat Kristen saja.

Baca Juga: Kiai Buntet Cirebon Sarankan PA 212 Tunda Reuni


11. Berkat perbedaan, semuanya jadi terang benderang.

12. Dari sudut agama, saya ingin mengingatkan, agar ketidaksenangan kita terhadap seseorang atau suatu kaum jangan sampai menyebabkan kita berlaku tidak adil dalam memutuskan sesuatu.

13. Sebuah masyarakat tanpa spritualitas hanyalah akan berujung pada penindasan, ketidakadilan, pemerasan, dan perkosaan, atas hak-hak asasi warganya.

Baca Juga: Jarang Diketahui, 10 Jenis Minyak Ini Dapat Atasi Dengkuran Saat Tidur

14. Jika kamu membenci orang karena dia tidak bisa membaca Al-Quran, berarti yang kamu pertuhankan itu bukan Allah, tapi Al-Quran. Jika kamu memusuhi orang yang berbeda agama dengan kamu, berarti yang kamu pertuhankan itu bukan Allah, tapi Agama. Jika kamu menjauhi orang yang melanggar moral, berarti yang kamu pertuhankan bukan Allah, tapi moral. Pertuhankanlah Allah, bukan yang lainnya. Dan pembuktian bahwa kamu mempertuhankan Allah, kamu harus menerima semua makhluk. Karena begitulah Allah.***(Mochamad Sholehudin/portaljember.com)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Rasyid

Sumber: portaljember.com

Tags

Terkini

Terpopuler