Pengamatan Selasa 11 Mei, Hilal Awal Syawal 1442 H Tidak Tampak

11 Mei 2021, 18:35 WIB
Tim Rukyatul Hilal /ANTARA/

PORTAL MAJALENGKA - Tidak ada referensi empirik visibilitas (ketampakan) hilal awal Syawal 1442 H yang teramati di seluruh wilayah Indonesia pada Selasa, 11 Mei 2021.

Hal itu dikatakan pakar astronomi dari Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama Cecep Nurwendaya.

Menurut dia, semua wilayah Indonesia memiliki ketinggian hilal negatif, antara minus 5,6 sampai dengan minus 4,4 derajat.

Baca Juga: Innalilahi, 2 dari 9 Korban Ledakan Ratusan Petasan Kertas di Tulungagung Meninggal Dunia

"Hilal terbenam terlebih dahulu dibanding matahari," kata Cecep dilansir dari Antara.

Menurut Cecep, penetapan awal bulan Hijriyah didasarkan pada rukyat dan hisab. Proses hisab sudah ada dan dilakukan oleh hampir semua ormas Islam.

Menurut perhitungan hisab, kata Cecep, awal Syawal 1442 H jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021. Data ini, menurutnya, bersifat informatif.

Baca Juga: Malam Takbiran di Wilayah Ini Diprediksi Hujan Lebat dan Cuaca Ekstrem, Masyarakat Diminta Waspada

"Secara hisab, awal Syawal 1442 H jatuh pada hari Kamis, 13 Mei 2021. Ini sifatnya informatif, konfirmasinya menunggu hasil rukyat dan keputusan sidang isbat," kata dia

Dikatakan Cecep, rukyat adalah observasi astronomis. Karena itu, lanjut Cecep, harus ada referensinya.

Cecep mengatakan bahwa kalau ada referensinya diterima, sedang kalau tidak, berarti tidak bisa dipakai.

Baca Juga: Ngeri, Begini Kronologi Ratusan Petasan Kertas Meledak, 9 Pemuda Terkena Luka Bakar

Berdasarkan data di Pusat Observasi Bulan (POB) Cibeas, Pelabuhan Ratu, posisi hilal menjelang awal Syawal 1442 H atau pada 29 Ramadan 1442 H yang bertepatan dengan 11 Mei 2021, secara astronomis tinggi hilal berada pada minus 4,38 derajat, jarak busur bulan dari matahari 4,95 derajat, umur hilal minus 8 jam 14 menit 44 detik.

"Minus menunjukkan hilal belum lahir," katanya.

Sehubungan itu, kata Cecep, karena ketinggian hilal di bawah dua derajat, bahkan minus, maka tidak ada referensi pelaporan hilal jika hilal awal Syawal teramati di wilayah Indonesia.

Selain itu, juga tidak ada referensi empirik visibilitas hilal jika hilal awal Syawal teramati di wilayah Indonesia.

"Dari referensi yang ada, maka tidak ada referensi apapun bahwa hilal Syawal 1442 H pada Jumat ini teramati di seluruh Indonesia," kata Cecep.

Menurut Cecep, Limit Danjon menyebutkan bahwa hilal akan tampak jika jarak sudut bulan dan matahari lebih besar dari 7 derajat. Konferensi penyatuan awal bulan Hijriyah International di Istanbul tahun 1978 mengatakan bahwa awal bulan dimulai jika jarak busur antara bulan dan matahari lebih besar dari 8 derajat dan tinggi bulan dari ufuk pada saat matahari tenggelam lebih besar dari 5 derajat.

Cecep mengatakan Kementerian Agama melakukan pengamatan hilal di 88 titik di seluruh Indonesia.

Sementara sidang isbat awal Syawal 1442 H tersebut digelar secara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan.

Hadir secara fisik pada sidang itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, Wakil Ketua Komisi VIII TB Ace Hasan Sadzily, Ketua MUI KH Abdullah Jaidi serta Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kamaruddin Amin.

Tampak hadir pula beberapa perwakilan duta besar negara sahabat.

Sementara para pimpinan ormas, pakar astronomi, badan peradilan agama, serta para pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama lainnya mengikuti jalannya sidang isbat melalui media konferensi video.

***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler