Satu perahu yang berada di Blok Danaraja milik warga Desa Ampel yang dikelola dua orang pekerja Supri (25) dan Karyadi (40).
Perahu penyeberangan ini bisa ditumpangi beberapa orang dan 6 sepeda motor karena ukurannya cukup besar.
Baca Juga: Cerita Rakyat Majalengka, 2 Jin Gagal Nikah karena Kesiangan, Jejaknya Masih Ada sampai Sekarang
Perahu-perahu tersebut dilengkapi sebuah televisi, tempat tidur, kompor dan genset antisipasi listrik mati.
Sekaligus untuk membersihkan lumpur di jalan menuju perahu ketika banjir melanda, serta sejumlah kelengkapan lainnya.
Meski untuk menyeberang hanya butuh waktu lima menit, di perahu penyeberangan tersedia juga tempat duduk.
Pengelola perahu penyebrangan Supri mengatakan, ketika air surut pihaknya cukup memasang jembatan darurat, sehingga perahu tidak perlu dijalankan.
Warga penyeberang bisa langsung melintasi jembatan darurat yang terbuat dari kayu diikat dengan tali kawat berukuran lebar satu meter dan panjang kurang lebih 20 meter.
Jembatan kayu darurat itu tersambung ke badan perahu di bagian tengahnya.
Sementara itu, perahu yang berada di Bojong Tirem adalah milik Rustini, Wira, dan Nuripin warga Pangkalanpari, Kecamatan Jatitujuh yang mempekerjakan dua orang karyawan, Dedi dan Yogi.