MEMBACA Pokok Pikiran Ajaran Syekh Siti Jenar, Tokoh Misterius dan Kontroversial Era Walisongo

- 7 November 2022, 16:49 WIB
MEMBACA Pokok Pikiran Ajaran Syekh Siti Jenar, Tokoh Misterius dan Kontroversial
MEMBACA Pokok Pikiran Ajaran Syekh Siti Jenar, Tokoh Misterius dan Kontroversial /YouTube

PORTAL MAJALENGKA - Syekh Siti Jenar adalah salah satu sosok yang sampai saat ini masih sangat dikenal khususnya di tanah Jawa. Ia merupakan tokoh misterius dan kontroversial.

Tokoh ini dianggap misterius karena tidak ada resferensi pasti mengenai perihal dirinya. Secara pribadi Syekh Siti Jenar tidak pernah menuliskan riwayat atau apapun mengenai dirinya.

Hal itulah yang kemudian membuat beragam versi cerita bermunculan terkait riwayat Syekh Siti Jenar.

Baca Juga: DEBAT SENGIT, Sunan Gunung Jati dengan Syekh Siti Jenar, Argumen Tingkat Tinggi Sunan Kalijaga

Syekh Siti Jenar juga dianggap seorang tokoh ulama yang pernah hidup di tanah Jawa dengan catatan sejarah yang kontroversial.

Sejarah mengambarkan bahwa Islam yang diajarkan Syekh Siti Jenar adalah Islam secara hakikat. Ia mengilhami Islam melalui dalam diri pribadinya dengan menggunakan kesadaran batin.

Penghayatan Syekh Siti Jenar telah melalui tahapan pemahaman Islam yang sudah melampaui dogma. Landasan inilah yang menjadikan dirinya ingin mengajarkan Islam sesuai dengan kultur kejawaan, namun tetap memegang teguh hakikat keIslaman.

Baca Juga: Ternyata Kebanyakan Murid Syekh Siti Jenar Berasal Dari Cirebon, Inilah Nama-Nama Muridnya

Islam yang diajarkan Syekh Siti Jenar berdasarkan atas realitas. Bukan Islam yang kaku.

Menurut Syekh Siti Jenar, Islam dalam bentuk Arab tidak cocok untuk diterapkan di Tanah Jawa.

Islam yang turun pada jaman Nabi Muhammad SAW adalah Islam yang disesuaikan dengan kultur Arab saat itu. Islam di Jawa haruslah Islam yang dibalut dengan corak dan kultur kejawaannya.

Baca Juga: Anak Sunan Kalijaga, Sunan Panggung Berguru Pada Syekh Siti Jenar Berakhir Dibakar Oleh Sultan Demak

Sehingga Syekh Siti Jenar tidak mengurangi atau meninggalkan corak dan kultur yang sudah ada.

Syekh Siti Jenar berpendapat bahwa pada dasarnya manusia harus dididik dan diajar seperti apa adanya. Pembacaan kalimat syahadat harus benar-benar diucapkan demi sebuah kebenaran. Bukan demi keyakinan dan formalitas agama semata.

Syekh Siti Jenar ingin mengajarkan Islam yang sesuai bagi bumi dan manusia Jawa.

Menurutnya, ajaran Islam harus diinterpretasikan, ditafsirkan serta disesuaikan dengan kultur yang sudah ada. Sehingga tidak ada sebuah benturan antara kebudayaan dan agama.

Karena itu, pengajaran ilmu yang dilakukan Syekh Siti Jenar disampaikan secara bertahap kepada murid dan pengikutnya.

Secara garis besar ajaran yang disampaikannya tersebut terdiri lima tahapan. Di dalamnya mengandung lima pokok pikiran. Lima tahapan tersebut di antaranya:

1. Asal-usul kehidupan. Segala bentuk kehidupan ini (kehidupan alam semesta dan isinya) tak lain merupakan bentuk limpahan dari Hyang Widdhi. Yaitu dari Hana (kosong) kemudian mencipta seluruh alam semesta dan isinya.

2. Pintu kehidupan. Pintu kehidupan tersebut merujuk pada cita-cita manusia sempurna, yaitu manusia yang sanggup mempraktikkan ilmu kesempurnaan guna mencapai hakikat hidup sejati, yaitu manunggal dengan Tuhan.

3. Tempat manusia ketika sudah hidup kekal dan abadi. Kehidupan yang sejati adalah kehiduapn setelah mati.

4. Tempat alam kematian. Yaitu yang sedang dijalani manusia sekarang. Kehidupan di bumi ini tak lain merupakan kematian.

Karena Dzat Tuhan yang ada dalam diri manusia tertutupi oleh bangkai naiis dan kotor uang berwujud jasad.

5. Yang Maha Luhur yang menjadikan bumi dan angkasa. Inti ajaran ini terletak pada kesejatian manusia dalam memaknai Tuhan sebagai Yang Azali.***

Sumber: Mendaras manunggal ing kawula gusti Syekh Siti Jenar /Ahmad Sidqi

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Mendaras Manunggal Ing Kawula Gusti Syekh Siti Jenar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x