2. Pintu kehidupan. Pintu kehidupan tersebut merujuk pada cita-cita manusia sempurna, yaitu manusia yang sanggup mempraktikkan ilmu kesempurnaan guna mencapai hakikat hidup sejati, yaitu manunggal dengan Tuhan.
3. Tempat manusia ketika sudah hidup kekal dan abadi. Kehidupan yang sejati adalah kehiduapn setelah mati.
4. Tempat alam kematian. Yaitu yang sedang dijalani manusia sekarang. Kehidupan di bumi ini tak lain merupakan kematian.
Karena Dzat Tuhan yang ada dalam diri manusia tertutupi oleh bangkai naiis dan kotor uang berwujud jasad.
5. Yang Maha Luhur yang menjadikan bumi dan angkasa. Inti ajaran ini terletak pada kesejatian manusia dalam memaknai Tuhan sebagai Yang Azali.***
Sumber: Mendaras manunggal ing kawula gusti Syekh Siti Jenar /Ahmad Sidqi