Menuju Panarukan, Kota Terakhir Rute Jalan Raya Pos Warisan Daendels

- 5 September 2022, 08:11 WIB
Mercusuar Cikoneng diyakini titik nol pembangunan jalan Anyer-Panarukan, yang digarap pada masa penjajahan Belanda, dan memakan banyak korban jiwa.
Mercusuar Cikoneng diyakini titik nol pembangunan jalan Anyer-Panarukan, yang digarap pada masa penjajahan Belanda, dan memakan banyak korban jiwa. /dispar.bantenprov.go.id

Baca Juga: Kisah Abu Nawas Sembuhkan Penyakit Raja Harun Al-Rasyid, Disuruhnya Mencari Telur Unta

Sampai saat ini pelabuhan masih menjadi penunjang ekonomi kota karena dapat menjadi sarana bagi para nelayan mencari ikan.

Pasuruan juga menjadi miniatur kecil kehidupan pemerintah Hindia Belanda yang heterogen. Peninggalan sejumlah pecinan menandakan kehidupan pribumi, Eropa, dan Cina berdampingan.

Terdapat sisa pecinan dengan ditandainya Kelenteng Tjoe Tik Kiong yang terletak di pusat kota.

Baca Juga: PERJALANAN Nyimas Rara Santang Hingga Miliki Dua Putra Jadi Raja, Sunan Gunung Jati dan Syarif Nurullah

Para pedagang Cina diyakini telah hadir di Pasuruan sejak abad ke 17, meski, dalam sejumlah catatan sejarah Pasuruan telah bernuansa Islam sejak hadirnya kekuasaan Sultan Agung dar Mataram pada 1617.

Juga dapat terlihat bangunan-bangunan kolonial di kawasan Pecinan, yang dibangun oleh etnis Tionghoa.

Akulturasi Cina dengan kehidupan Eropa menja dikan bangunan-bangunan di pasuruan memiliki perpaduan gaya oriental-eropa-pribumi.***

Halaman:

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku Napak Tilas Jalan Daendels


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x