Cianjur Kota Tersibuk Karesidenan Priangan, Menelusuri Jalan Anyer Panarukan Warisan Daendels (Bagian 9)

- 2 Juni 2022, 10:00 WIB
Foto tempat wisata yang berlokasi di kabupaten Cianjur. tempatnya luas dan sejuk, juga terdapat banyak tempat foto yang instagrammable.
Foto tempat wisata yang berlokasi di kabupaten Cianjur. tempatnya luas dan sejuk, juga terdapat banyak tempat foto yang instagrammable. /Instagram @thenice_funtasticpark/

PORTAL MAJALENGKA -  Penelusuran Jalan Raya Pos atau lebih dikenal Jalan Anyer Panarukan kali ini membahas sekitar daerah Cianjur.

Jalan poros yang dibangun Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels itu memanjang dari ujung Barat hingga Timur Pulau Jawa.

Cianjur berada pada ketinggian 460 MDPL. Sejuk, tapi dinginnya yang cukup dalam menembus kulit baru terasa selepas pukul sembilan malam. Di bekas ibu kota Priangan inilah titik sentral arus masuk kegunaan Jalan Raya Pos - untuk surat-menyurat.

Baca Juga: RAHASIA KETANGGUHAN Prajurit Pajajaran di Medan Perang, Pasukan Prabu Siliwangi Tidak Pernah Terkalahkan

Pegiat sejarah dari Cianjur Heritage, Ilham Nurwansah, menyebut bahwa Cianjur merupakan daerah Daendels, tempat semua kegiatan Karesidenan Priangan yang paling sibuk. Salah satu bangunan yang kemudian dijelaskannya adalah Kantor Pos Cianjur.

Meminjam catatan Sejarah Lokal Cianjur karya Reiza Dienaputra, dkk (2006), "Kantor Pos Tjiandjoer” diakui sebagai kantor pos ułama untuk seluruh daerah Priangan yang mencapai periode tersibuknya pada 1834.

Bahkan hingga enam dasawarsa kemudian, kantor pos ini diakui sebagai kantor pos yang memiliki jadwal pengiriman dengan kepastian waktu paling memuaskan.

Pada awal abad ke-19, sudah ditetapkan periode pengiriman surat di kantor ini. Pengiriman dilakukan setiap Jumat dan Ahad. Pengiriman ke wilayah timur, pengiriman surat ditetapkan pada pukul 12.00 siang. Untuk ke barat, dilakukan pukul 08.00 pagi.

Baca Juga: 6 Istri Sunan Gunung Jati Putri Cantik Para Penguasa, Berikut Keturunannya

"Selebihnya, Cianjur tempo dulu dikenal dengan kota peristirahatan,” kata Ilham seperti dikutip Portal Majalengka dalam Buku Napak Tilas Jalan Daendels karya Angga Indrawan.

Wilayah timur yang dimaksud adalah kantor pos Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Pati, Rembang, sampai ke Banyuwangi. Sedangkan wilayah barat, masuk kawasan Cipanas, Bogor, Mester Cornelis (Jatinegara), hingga Batavia (Jakarta Kota).

Bangunan ini berada di Jalan Siti Jenab, tepatnya di sebelah barat Masjid Agung Cianjur. Tak ada peninggalan berarti di sini. Bangunan kantor pos hanya menyisakan bukti fisik sejarah dari tampak depan.

Bangunan masih menyisakan ornamen khas peninggalan Belanda. Selebihnya, sudah banyakyangdibongkar-pasang.

Baca Juga: Sebanyak 120 Alumni PGSD UNMA Lolos Seleksi PPPK, Berapa Gaji yang Diterima?

"Hanya ada satu yang tersisa. Yakni, ruang penyimpanan arsip-arsip berharga," kata Suhana, salah satu manajer divisi di Kantor Pos Cianjur.

Ruangan yang masih dipergunakan itu masih paten dengan menggunakan pintu baja setebal sepuluh sentimeter, mirip ruangan yang pernah kami temui di kantor pos bersejarah di Jatinegara.

Selain itu, perbedaan jauh terlihat pada aktivitas suratmenyurat antara tempo dulu dan sekarang. Dulu aktivitas pengiriman surat lebih menguasai, kini aktivitas pengiriman uang yang paling dominan.

Tak mengherankan, warga Cianjur kini banyak yang bekerja menjadi tenaga kerja di luar negeri. "Sehari perputaran uang bisa mencapai Rp 3 miliar," kata Suhana, menambahkan.

Baca Juga: Kisah Cinta Sunan Gunung Jati dengan Putri Ong Tien, Berawal Ujian Menebak Kehamilan

Jalan Raya Pos ini merupakan jalur protokol. Hanya saja, kembali Ilham bercerita, terjadi penataan kawasan di sini. Daendels menggagas pembangunan kota Cina di sepenggal jalannya.

Penataan kawasan Pecinan Cianjur terjadi di percabangan antara jalan Suroso dan Siti Jenab. Hingga saat ini masih banyak peninggalan yang tersisa, khususnya ruko-ruko dan bangunan khas Tionghoa.

"Pecinan dibangun karena Belanda paham kehebatan bisnis orang Cina mampu meningkatkan potensi daerah," kata Ilham.

Sebagian besar pendatang Cina didatangkan Daendels untuk mengisi lahan-lahan kosong di sekitar Jalan Raya Pos.

Baca Juga: Prabu Siliwangi Muda Bergelar Raja Sunu, Ternyata Ini Arti dari Raja Sunu?

Ada sesuatu yang unik di balik penataan wilayah pecinan ini. Setelah Bogor dan Cianjur, penataan pecinan kemudian menjadi inspirasi bagi kawasan Priangan Iainnya seperti Bandung, Sumedang, dan Limbangan.

Singkat cerita, kedua jalur ini kembali terhubung dengan jalan lebar yang saat ini dikenal dengan Jalan Mangunsarkoro.

Perjalanan napak tilas Jalan Raya Pos berlanjut menuju Jalan Raya Cianjur yang kemudian menghubungkan dengan daerah Padalarang di Kabupaten Bandung Barat.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku Napak Tilas Jalan Daendels


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x