Inilah Beberapa Sejarah Petilasan Makam di Puncak dan Kaki Gunung Cakrabuana Dekat Majalengka

21 November 2022, 13:00 WIB
Kawasan Gunung Cakrabuana dijaga oleh hewan aneh wujud harimau mukanya seperti singa. /Dok. SSI Kabupaten Tasikmalaya/dokumen SSI Kabupaten Tasikmalaya

PORTAL MAJALENGKA - Gunung Cakrabuana memiliki ketinggian 1721 meter di atas permukaan laut dan memiliki keindahan alam yang luar biasa. Karena ekosistem alamnya masih bagus.

Gunung Cakarbuana menjadi batas wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Sumedang dan Majalengka itu banyak ditemukan petilasan dan makam terutama di kaki gunungnya.

Dalam manuskrip pakuning alam Kadarmarajaan, Gunung Cakarbuana termasuk diantara 12 Gunung pamageuh bumi, ninggangna pasamoan atawa ziarah ka Cakrabuana, dalam bulan Jumadil Awal.

Baca Juga: Legenda Kerajaan Gaib Pulomas Indramayu Hingga Pertarungan Raja Jin Sakti dan Raden Arya Wiralodra

Selain itu Gunung Cakrabuana berada diantara Gunung Tampomas atau Gunung Agung (Karatuan), Gunung Ciramaya / Ciremai (Karamaan) dan Gn Galunggung Tasikmalaya (Karesyian atau Kabataraan).

Gunung Cakrabuana juga dikenal sebagian Gunung Cangak tempat tinggalnya orang orang yang memiliki ilmu kanuragan sangat tinggi di Tatar Galuh.

Konon Gunung Cakrabuana menjadi tapal batas wilayah antaran Galuh dengan Pajajaran yang ditandai dengan adanya batu batuan di atas Gunung Cakrabuana.

Baca Juga: POHON ANEH! Cuma Ada di Majalengka dan Masih Belum Ada di Tempat Lain

Di masa lalu, Gunung Cakrabuana dikenal dengan Gunung Cangak dan dianggap keramat karena jadi tempat tinggal para pemilik ilmu kanuragan yang sangat tinggi.

Di Gunung Cakrabuana ada daerah yang disebut Lemah Putih yang diyakini menjadi tempat tinggal ki Jago yang sangat terkenal dengan ilmu kanuragannya, konon kepada ki Jago inilah Pangeran Walangsungsang berguru ilmunya.

Di Lemah Putih Gunung Cakrabuana juga ada situs batu cakra (situs cakrawati) yang diyakini petilasan ketika Pangeran Walangsungsang Cirebon (Mbah Kuwu Sangkan) putra Prabu Rd. Pamanah Rasa / Prabu Sri Baduga Siliwangi dari Istri Ratu Subang Larang
belajar ilmu kaweruhan dan kemudian dinobatkan menjadi Sunan Cakrabuana.

Baca Juga: Piala Dunia Qatar 2022, Ayat Al Quran Dibacakan Miliki Makna Luar Biasa Menurut Kyai Umar Asal Majalengka

Di Gunung Cangak tersebut pangeran Walangsungsang pernah membuat tanda cakra yang digoreskan di atas batu sebagai tanda agar tidak tersesat atau agar mudah ditemukan.

Dan, sejak saat itulah Pangeran Walangsungsang mendapat gelar Cakrabuana karena telah membuat cakra di buana dan gunung cangak pun berubah menjadi Gunung Cakrabuana.

Bukan hanya itu di lereng bagian timur Gunung Cakrabuana ada candi batu lawang yang diduga bekas peninggalan karuhun yang beragama Hindu di masa lalu.

Baca Juga: Erick Thohir dan Ganjar Pranowo Besanan Hingga Duet Capres dan Cawapres 2024, 'ET' Keturunan Majalengka

Selain Pangeran Walangsungsang atau Raden Cakrabuana, di gunung yang menjadi batas wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Majalengka dan Sumedang itu banyak ditemukan petilasan.

Dilansir dari kanal akun Facebook sejarah tatar Sunda.

Menurut data tersier floklore dan data primer Wawacan Permunggu Wado Sumedang di Puncak dan di Lereng Gunung Cakrabuanaada ada "Petilasan" dan "Makam", yaitu:

Baca Juga: HASIL AKHIR QATAR vs EKUADOR di Piala Dunia 2022, Valencia Cetak Brace di Laga ini

1. Sanghyang Pawenang, di Puncak Gunung Cakrabuana.
2. Prabu Wisesa
3. Sanghyang Wirakancana, di Gunung Kancana Cakrabuana.
4. Batara Cakrabuana (penj. Prabu Tajimalela), di Gunung Pamoyanan Cakrabuana.

5. Sanghyang Sela Wenang, di Gunung Sirah Cikareo Cakrabuana.
6. Batara Malanglarang, di Gunung Sirah Ciboboko Cakrabuana.
7. Nyi Sri Lembokhejo, di Gunung Sirah Cialing Cakrabuana.

Baca Juga: TIGA GOL CANTIK VALENCIA di Pertandingan Qatar vs Ekuador, Piala Dunia 2022

8. Sanghyang Munding Darek, Sangkana Carana, di Gunung Sirah Cacaban Cakrabuana.
9. Batara Kalanta, di Sirah Cihikeu Gede Cakrabuana.
10. Batara Cagak Carambang, di Gunung Sirah Cikabeet Cakrabuana.

Selain itu menurut data buku primer Buku Jati Sampurna Cipancar Sumedang di lereng kaki Gunung Cakrabuana terdapat "Petilasan" dan "Makam", yaitu :

Baca Juga: BABAK PERTAMA Qatar vs Ekuador, BRACE dan Sundulan Cantik Valencia

1. Puncak Gunung Cakrabuana, petilasan Prabu Cakradewa asal Panjalu, Ciamis.

2. Petilasan Batara Cakrabuana atau Batara Tuntang Buana alias Prabu Tadjimalela, di Ciputeuy desa Mekar Asih Sumedang-Malangbong Garut kaki Gn. Cakrabuana.

3. Petilasan Resi Prabu Gajah Agung atau Begawan Batara Wirayuda, di Ciputeuy desa Mekar Asih Sumedang-Malangbong Garut kaki Gn. Cakrabuana.

4. Petilasan Dewita Kencana (isteri Kertanegara), di Ciputeuy desa Mekar Asih Sumedang-Malangbong Garut kaki Gn. Cakrabuana.

Baca Juga: Goal Super Cepat dan Sundulan Indah Valencia, Qatar vs Ekuador di Piala Dunia 2022

5. Petilasan Kertanegara (cucu Sempak Waja), di Ciputeuy desa Mekar Asih Sumedang-Malangbong Garut kaki Gn. Cakrabuana.

6. Makam Jaya Sumpena (anak Prabu Pucuk Bumi Darmaswara Kerajaan Sunda Pakuan 795 - 819 M, di Gn. Manukmandi Pinggir sungai Cikadawung kaki Gn. Cakrabuana.

7. Makam Jaya Raksa atau Jaya Prawira atau Muhtar Karim anak Suryamanggala atau cucu Prabu Pucuk Bumi Darmaswara Kerajaan Sunda Pakuan 795 - 819 M, di Gn. Manukmandi Pinggir sungai Cikadawung kaki Gn. Cakrabuana.

Baca Juga: PELAJARI CONTOH SOAL Tes Tulis CAT PPK, KPU Kabupaten Majalengka Resmi Buka Pendaftaran PPK

8. Makam Suryamanggala (mbah samangun) dan isterinya Siti Nurbaeni (Mbah Bungko). Surya manggala adalah Prabu Pucuk Bumi Darmaswara Kerajaan Sunda Pakuan 795 - 819 M, sedangkan Nurbaeni adalah anak Abilah Mustofa dan Tiramaya. Lokasinya di Gunung Sukamandi pinggir sungai Cikadawung kaki Gunung Cakrabuana.

9. Petilasan Langlangbuana atau Sapu Jagat atau Jagat Buana, putranya Prabu Aji Putih Raja Tembong Agung Darmaraja. Lokasinya di Gunung Sukamandi pinggir sungai Cikadawung kaki Gunung Cakrabuana.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Facebook sejarah tatar Sunda

Tags

Terkini

Terpopuler