6 Amalan yang Disunahkan di Hari Raya Idul Adha, Mudah Tapi Berpahala Besar

- 4 Juni 2023, 07:18 WIB
Ilustrasi. 6 Amalan yang Disunnahkan di Hari Raya Idul Adha, Mudah Tapi Berpahala Besar
Ilustrasi. 6 Amalan yang Disunnahkan di Hari Raya Idul Adha, Mudah Tapi Berpahala Besar /M1DDL3/Pexels

PORTAL MAJALENGKA - Selain Idulfitri dalam Islam juga mengenal Idul Adha, keduanya merupakan hari raya yang dilakukan oleh umat muslim di dunia.

Di Indonesia Idul Adha lebih dikenal dengan nama Hari Raya Akbar ataupun ada yang menyebut Hari Raya Haji. Sama halnya dengan Idul Fitri, Idul Adha juga dirayakan umat islam satu kali dalam setahun.

Hari Raya Idul Adha diperingati atas peristiwa Nabi Ibrahim yang akan mengorbankan putranya Nabi Ismail sebagai wujud dari kepatuhan dan ketaatannya terhadap Allah SWT.

Baca Juga: DIGITALISASI PEMILU oleh KPU Jadikan Pemilu Semakin Transfaran dan Berkualitas

Atas ketaatan keduanya oleh Allah pengorbanan tersebut digantikan dengan seekor domba.

Idul Adha memiliki berbagai keutamaan serta kesunnahan yang mengandung nilai pahala yang besar.  

Jika Hari Raya Idul Fitri ditengarai dengan saling bermaaf-maafan, berkunjung ke sanak famili dan para kerabat.

Baca Juga: Warna Rim Ikan Channa Andrao Ingin Tebal Orange Pedas? Begini Caranya

Hari Raya Idul Adha identik dengan kegiatan kurban atau haji, karena pada hari tersebut kegiatan kurban dan ibadah haji dilaksanakan.   

Sebagai ibadah tahunan, harusnya amalan-amalan sunnah di hari Idul Adha ini dapat dijalankan dengan niat tulus dan hanya berharap akan ridho Allah SWT.

Berikut inilah beberapa kesunnahan Idul Adha yang dianjurkan oleh para ulama, di antaranya:

Baca Juga: Ternyata Kurban Sudah Ada Sejak  Nabi Adam AS, Begini Sejarah Runutnya Hingga Zaman Rasulullah SAW

1. Bertakbir

Mengumandangkan takbir di masjid-masjid, mushalla dan rumah-rumah pada malam hari raya, termasuk amalan sunnah yang dianjurkan.

Takbir dimulai dari terbenamnya matahari sampai imam naik ke mimbar untuk berkhutbah pada hari raya idul fitri. Dan diteruskan hingga tanggal 13 Dzulhijjah sebagai hari terakhir.

Pada malam Idul Adha seorang muslim dianjurkan untuk mengagungkan, memuliakan dan menghidupkannya dengan kalimat takbir.

Baca Juga: Agar Channa Stewartii Berkualitas dan Tampil Berkelas, Lakukan 5 Langkah Berikut

Anjuran kesunnahan ini dengan jelas disebutkan dalam kitab Raudlatut Thalibin, berikut:

   فَيُسْتَحَبُّ التَّكْبِيرُ الْمُرْسَلُ بِغُرُوبِ الشَّمْسِ فِي الْعِيدَيْنِ جَمِيعًا، وَيُسْتَحَبُّ اسْتِحْبَابًا مُتَأَكَّدًا، إِحْيَاءُ لَيْلَتَيِ الْعِيدِ بِالْعِبَادَةِ   

"Disunahkan mengumandangkan takbir pada malam hari raya mulai terbenamnya matahari, dan sangat disunahkan juga menghidupkan malam hari raya tersebut dengan beribadah." 

Dari sebagian ulama ahli fiqih juga ada yang menerangkan bahwa beribadah di malam hari raya, diantaranya yaitu dengan melaksanakan shalat maghrib, isya’ dan subuh berjamaah.

Baca Juga: Pemanasan Jelang Hadapi Argentina! Ini Jadwal dan Prediksi Asnawi Bersama Jeonnam Dragons vs Gimcheon Sangmu

2. Mandi

Tujuan dari mandi adalah membersihkan anggota badan dari bau yang tidak sedap, dan membuat badan menjadi segar.

Kesunnahan mandi Idul Adha ini adalah untuk semua kaum muslimin, laki-laki maupun perempuan, baik yang akan akan berangkat melaksanakan shalat Id maupun bagi perempuan yang sedang udzur syar’I sehingga tidak bisa melaksanakan shalat Id.

Adapun penjelasan mengenai waktu mandi ini, dijelaskan pula dalam kitab Raudlatut Thalibin, yang menyebutkan seperti berikut:

   يُسَنُّ الْغُسْلُ لِلْعِيدَيْنِ، وَيَجُوزُ بَعْدَ الْفَجْرِ قَطْعًا، وَكَذَا قَبْلَهُ، ويختص بالنصف الثاني من الليل   

"Disunnahkan mandi untuk shalat Id, untuk waktunya boleh setelah masuk waktu subuh atau sebelum subuh, ata pertengahan malam."

Baca Juga: Viral! Video Jamaah Haji Asal Majalengka Minta Turun di Pesawat Karena Mau Ngasih Makan Ayam Ternaknya 

3. Pakai wewangian, potong rambut, dan kuku

Dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab terdapat keterangan mengenai amalan sunnah ini,

   والسنة أن يتنظف بحلق الشعر وتقليم الظفر وقطع الرائحة لانه يوم عيد فسن فيه ما ذكرناه كيوم الجمعة والسنة أن يتطيب   

"Disunnahkan pada hari raya Id membersihkan anggota badan dengn memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau badan yang tidak enak, karena amalan tersebut sebagaimana dilaksanakan pada hari Jumat, dan disunnahkan juga memakai wangi-wangian."  

Baca Juga: Sejarah Desa Dadap Indramayu yang Kental Kisah Asmara Dampu Awang dan Nyi Ageng Benda

4. Berpakaian bersih dan suci

Memakai pakaian yang paling baik lagi bersih dan suci juga merupakan salah satu kesunnahan yang dianjurkan. Adapun jika tidak memilikinya maka cukup memakai pakaian yang bersih dan suci,

Sebagian ulama juga ada yang berpendapat bahwa yang paling utama adalah memakai pakaian yang putih dan juga serban.   

Penggunaan pakaian putih ini tidak hanya diperuntukkan bagi kaum laki-laki yang mau shalat Id saja.

Baca Juga: PARA KADES BARU Usai Dilantik Harus Segera Susun RPJMDes dan RKPDes, Begini Langkah dan Tahapannya

Tetapi juga untuk para satpam atau petugas yang tidak bisa sholat id karena menjaga keamanan wilayah. Untuk keterangan lebih jelasnya dapat dilihat dalam Kitab Raudlatut Thalibin berikut:

   وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَلْبَسَ أَحْسَنَ مَا يَجِدُهُ مِنَ الثِّيَابِ، وَأَفْضَلُهَا الْبِيضُ، وَيَتَعَمَّمُ. فَإِنْ لَمْ يَجِدْ إِلَّا ثَوْبًا، اسْتُحِبَّ أَنْ يَغْسِلَهُ لِلْجُمُعَةِ وَالْعِيدِ، وَيَسْتَوِي فِي اسْتِحْبَابِ جَمِيعِ مَا ذَكَرْنَاهُ، الْقَاعِدُ فِي بَيْتِهِ، وَالْخَارِجُ إِلَى الصَّلَاةِ، هَذَا حُكْمُ الرِّجَالِ. وَأَمَّا النِّسَاءُ، فَيُكْرَهُ لِذَوَاتِ الْجَمَالِ وَالْهَيْئَةِ الْحُضُورُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْعَجَائِزِ، وَيَتَنَظَّفْنَ بِالْمَاءِ، وَلَا يَتَطَيَّبْنَ، وَلَا يَلْبَسْنَ مَا يُشْهِرُهُنَّ مِنَ الثِّيَابِ، بَلْ يَخْرُجْنَ فِي بِذْلَتِهِنَّ.   

"Disunnahkan memakai pakaian yang paling baik, dan yang lebih utama adalah pakaian warna putih dan juga memakai serban. Jika hanya memiliki satu pakaian saja, maka tidaklah mengapa ia memakainya.

Ketentuan ini berlaku bagi kaum laki-laki yang hendak berangkat shalat Id maupun yang tidak.

Baca Juga: WIWI WIDIAWATI Sosok Kades Amanah di Kabupaten Majalengka, Buktikan Jabatan Bisa Memanjang Sendiri

Sedangkan untuk kaum perempuan cukupla ia memakai pakaian biasa sebagaimana pakaian sehari-hari, dan janganlah ia berlebih-lebihan dalam berpakaian serta memakai wangi-wangian."

Rasullah SAW juga memberi penjelasan tentang memakai pakaian yang paling baik, dalam sebuah yang diriwayatkan dari Sahabat Ibnu Abbas RA, sebagai berikut:

   كَانَ يلبس في العيد برد حبرة   

"Rasulullah SAW di hari raya Id memakai Burda Hibarah (pakaian yang indah berasal dari yaman)." 

Baca Juga: 10 Objek Wisata di Labuan Bajo, Miliki Pesona Alam Menakjubkan dan Bikin Ketagihan

5. Pergi sholat Idul Adha dengan berjalan kaki

Ketika m menuju masjid ataupun tempat shalat Idul Adha hendaknya dengan berjalan kaki, karena hal itu lebih utama.

Bagi yang telah berumur dan tidak mampu berjalan, diperbolehkan berangkat dengan menggunakan kendaraan.

Anjuran berjalan kaki ini agar setiap muslim bisa bertegur sapa mengucapkan salam dan juga bisa bermushafahah (Bersalam-salaman) sesama kaum muslimin.

Baca Juga: Sejarah Terbentuknya Desa Bodas Berawal dari Kisah Wanita Rupawan Nyimas Madusari Berkulit Putih

Hal itu dilakukan Rasulullah SAW gimana dalam sebuah hadis yang diriwayat dari Ibnu Umar, dijelaskan sebagai berikut:

   كَانَ يَخْرُجُ إلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا   

"Rasulullah SAW berangkat untuk melaksanakan shalat Id dengan berjalan kaki, begitupun ketika pulang tempat shalat Id."   

Sementara Imam Nawawi dalam Kitabnya Raudlatut Thalibin juga menerangkan seperti berikut,

Baca Juga: INI Keutamaan Bulan Dzulhijjah serta 5 Amalan Istimewa yang Dianjurkan bagi Umat Islam

   السُّنَّةُ لِقَاصِدِ الْعِيدِ الْمَشْيُ. فَإِنْ ضَعُفَ لِكِبَرٍ، أَوْ مَرَضٍ، فَلَهُ الرُّكُوبُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْقَوْمِ أَنْ يُبَكِّرُوا إِلَى صَلَاةِ الْعِيدِ إِذَا صَلَّوُا الصُّبْحَ، لِيَأْخُذُوا مَجَالِسَهُمْ وَيَنْتَظِرُوا الصَّلَاة   

"Bagi yang hendak melaksanakan shalat Id disunahkan berangkat dengan berjalan kaki, sedangkan untuk orang yang telah lanjut usia atau tidak mampu berjalan maka boleh ia menggunakan kendaraan.

Disunnahkan juga berangkat lebih awal untuk shalat Id setelah selesai mengerjakan shalat subuh, untuk mendapatkan shaf atau barisan depan sembari menunggu dilaksanakannya shalat." 

Baca Juga: ILO Dukung Pengembangan Keterampilan Berbasis Industri Bagi Perekonomian Maritim Indonesia

6. Makan setelah melaksanakan sholat Id

Berbeda dengan Hari Raya Idul Fitri disunahkan makan sebelum melaksanakan shalat Id. Untuk Hari Raya Idul Adha disunnahkan setelahnya.

Pada masa Rasulullah SAW.melakukannya dengan memakan kurma yang jumlahnya ganjil, karena yang menjadi makanan pokok orang arab adalah kurma.

Sementara di Indonesia bisa dengan makan nasi atau sesuai dengan makanan pokok daerah tertentu.

Baca Juga: Peristiwa Luar Biasa Apa Saja yang Terjadi di Bulan Dzulhijjah? Simak di Sini

Mengenai kesunnahan Ini dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Buraidah RA, sebagai berikut:

    عن بريدة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا يخرج يوم الفطر حتى يطعم ويوم النحر لا يأكل حتي يرجع   

"Diriwayatkan dari Sahabat Buraidah RA, bahwa Nabi SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan, dan pada hari raya Idul Adha sehingga beliau kembali ke rumah."   

Baca Juga: Berikut Ini Tata Cara dan Syarat Dokumen Perpanjangan SIM Secara Online Tahun 2023 Beserta Rincian Biayanya

Keterangan tentang hal makan ini pun juga terdapat dalam hadits yang diriwayatkan dari Sahabat Anas RA.

   انَّ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَخْرُجُ يوم الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وترا   

Rasulullah SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan beberapa kurma yang jumlahnya ganjil.***

Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x