POTRET KEHIDUPAN Keluarga Kecil GUS DUR yang Sangat Sederhana

- 6 September 2022, 11:33 WIB
Foto almarhum Gus Dur. POTRET KEHIDUPAN Keluarga Kecil GUS DUR yang Sangat Sederhana
Foto almarhum Gus Dur. POTRET KEHIDUPAN Keluarga Kecil GUS DUR yang Sangat Sederhana /Facebook.com/udin

PORTAL MAJALENGKA - KH Abdurrahman Wahid atau populer disapa Gus Dur, merupakan Presiden Republik Indonesia keempat.

Gus Dur memiliki perjalanan yang sangat panjang di masa mudanya, baik dalam bidang pendidikan maupun dalam membina rumah tangganya.

Menjadi satu potret tentang kehidupan Gus Dur muda dalam menyelesaikan studi dan juga awal membina rumah tangga dengan Siti Nuriah, dilansir Portal Majalengka dari kanal YouTube Penerus Para Nabi.

Baca Juga: SEJARAH INDONESIA, Tugu Portugis dan Cikal Bakal Panarukan

Di Indonesia Ibu Sinta Nuriah muda yang saat itu telah resmi sebagai tunangan Gus Dur, sudah tamat nyantri di Tambak Beras, Jombang.

Sinta Nuriah muda pun hendak melanjutkan mondok sambil kuliah di kota Pelajar Yogyakarta, Tepatnya yaitu di IAIN Sunan Kalijaga. Sedangkan Gus Dur sendiri masih kuliah di luar Negeri.

Orang tua Sinta Nuriah muda memutuskan, sebelum melanjutkan studi agar anaknya menjalin ikatan resmi dengan Gus Dur dalam pernikahan.

Baca Juga: Makam Wali Allah Ini Tidak Dapat Digusur Hingga Mengeluarkan Mata Air Keramat Penyembuh Penyakit

Namun, cinta Sinta Nuriah muda dengan Gus Dur terhalang oleh jarak yang sangat jauh. sebab Gus Dur berada di Irak, sementara Sinta Nuriah muda ada di Indonesia.

Gus Dur pun saat itu sudah setengah jalan studi, maka pernikahan itu diwakilkan oleh kakek Gus Dur, Kyai Basri Syamsuri.

Walaupun secara teknis Gus Dur dan Ibu Shinta Nuriah muda telah menikah, keduanya sepakat akan hidup bersama setelah menyelesaikan studi masing-masing.

Baca Juga: GAGAL MENGECOH, Abu Nawas Menjadi Jago dan Baginda Raja Jadi Ayam Betina yang Bertelur

Setelah tamat di Irak, Gus Dur hijrah ke Eropa. Ia tinggal selama 6 bulan di Belanda. Kemudian pindah ke Jerman dan tinggal di sana selama 4 bulan.

Lantas hijrah ke Perancis dan tinggal di sana selama 2 bulan, baru kemudian Gus Dur kembali ke Indonesia. Pada tanggal 4 Mei 1971 kembali ke tanah air, tepatnya ke Jawa.

Pada bulan September 197, Gus Dur baru mengadakan atau melangsungkan resepsi pernikahannya dengan Ibu Sinta Nuriah.

Setelah itu keduanya tinggal di Jombang, Pada tahun 1973, kehidupan keluarga kecil Gus Dur berjalan baik.

Rumah baru yang sangat sederhana, Gus Dur dan Sinta Nuriah baru saja selesai dibangun di kompleks pesantren Kyai Bisri Syamsuri.

Saat itu Gus Dur bekerja di lembaga pengkajian, pengetahuan, pendidikan, ekonomi, dan sosial (LP3ES).

Selain itu Gus Dur tetap intens menulis artikel dan mengisi seminar ceramah. Namun, honorarium dari artikel-artikel dan ceramah Gus Dur tidaklah mencukupi untuk menutupi biaya hidup keluarga.

Oleh karenanya, Gus Dur dan ibu Sinta Nuriah muda harus bekerja keras agar dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. akhirnya Ibu Shinta berinisiatif untuk berjualan

Ia menjual “kacang tayamun”. Dibuat dengan menggoreng kacang tanah di pasir panas. Tanpa minyak.

Setiap malam Ibu Sinta dan Gus Dur duduk di meja dapur untuk menyiapkan kacang tayamum untuk dijual pada keesokan harinya.

Selain berjualan kacang tayamum, Gus Dur dan ibu Sinta Nuriah muda juga berjualan es lilin.

Setelah Gus Dur memasukan sekitar lebih 25 butir kacang di tiap kantong plastik. Ibu Sinta Nuriah menutupnya dengan cara ditempelkan ke atas nyala lilin.

Setelah itu, dua sosok yang kelak jadi tokoh penting toleransi antar umat beragama ini menyiapkan es lilin.

Dengan Vespa pemberian sang Ibu, Gus Dur menjajakan es lilinnya itu. Es Lilin itu kemudian populer disebut dengan nama “Es Lilin Gus Dur”.

Begitulah sedikit potret kehidupan keluarga kecil Gus Dur pada masa awal-awal membangun biduk rumah tangga. Semoga Bermanfaat.***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: YouTube Penerus Para Nabi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x