Network
PORTAL MAJALENGKA - Selain dikenal sebagai penyair, Abu Nawas yang bernama lengkap Abu-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami ini juga seorang sufi.
Hidup di zaman Raja Harun Al Rasyid dari Dinasti Abbasiyah, Abu Nawas lebih menampakkan diri sebagai orang yang kontroversi.
Di samping itu Abu Nawas merupakan sosok yang cerdas dan cerdik dalam menyelesaikan persoalan yang menimpanya.
Baca Juga: BIKIN GEGER SEISI PASAR! Abu Nawas Mengaku Lebih Kaya dari Allah, Endingnya Ngakak
Suatu hari Abu Nawas diberi sebuah tantangan oleh Raja Harun Al-Rasyid. Bila menang Abu Nawas akan mendapatkan hadiah tetapi jika kalah ia akan mendapat hukuman yaitu saat pulang ke rumahnya harus nanti.
Raja Harun Al Rasyid memang tak henti-hentinya mengerjai Abu Nawas, salah satunya dengan ssbuah tantangan. Tantangan dalam cerita ini yaitu Abu Nawas untuk lomba memanah
"Ada apa gerangan Baginda Raja memanggil hamba?," tanya Abu Nawas kepada sang Raja.
Baca Juga: Kisah Lucu Abu Nawas, Dijamin Ngakak Hingga Terbahak
"Aku sedang mengadakan lomba memanah berhubung kamu ada di istana maka kamu harus ikut lomba tersebut," ucap sang Raja
"Waduh saya masuk perangkap sang Raja nih," gumam Abu Nawas dalam hati.
Di saat Abu Nawas kebingungan sang Raja berkata.
Baca Juga: SAKSIKAN! Adu Kecerdikan Abu Nawas vs 3 Orang Belagu
"Hai Abu Nawas kenapa kamu bingung?, ada hadiah besar menantimu tapi syaratnya kamu hanya boleh memanah satu kali dan harus tepat sasaran. Kalau kamu berhasil maka hadiah besar bisa kamu bawa-bawa, tapi kalau kamu gagal kamu harus pulang ke rumah dengan jalan," jelas Baginda Raja.
"Ternyata dugaan saya benar saja ia mengundang saya ke istana hanya mempermalukan saya. Sudah tahu kalau saya tak pandai memanah tapi dipaksa ikut lomba memanah," gerutu Abu Nawas dalam hati.
Abu Nawas pun berpikir keras agar lepas dari jebakan sang Raja, Abu Nawas dengan berat hati mengambil busur dan anak panah.
Otaknya terus berputar mencari cara, supaya dirinya tidak dipermalukan oleh sang Raja.
Akhirnya dengan memantapkan hati Abu Nawas membidik sasaran, Abu Nawas pun mulai memanah. Sudah bisa ditebak anak panah melesat jauh dari sasaran. namun dengan kecerdikannya Abu Nawas berteriak.
"Itu tadi gaya memanah Tuan menteri,"
Segera dicabutnya sebuah anak panah lagi, Abu Nawas kembali membidiknya dan memanah lagi. Masih juga panah melesat dari sasaran.
Abu Nawas berteriak lagi
"Demikianlah gaya Tuan Walikota memanah,"
Baginda Raja menjadi tidak sabar Ia pun berteriak
"Hai Abu Nawas mana gaya memanahmu?,"
"Tenang Baginda, gaya hamba tentu lebih baik," jawab Abu Nawas tetap berlagat pintar.
Selanjutnya Abu Nawas segera mencabut sebuah anak panah lagi ia membidik dan memanah lagi dan melesat lagi, bahkan makin jauh dari sasaran.
Abu Nawas berteriak lebih keras lagi
"Ini gaya Tuan Lurah memanah,"
"Wahai Abu Nawas yang aku minta gaya memanahmu bukan gaya orang lain," kata raja.
Abu Nawas nyaris putus asa tapi tetap menunjukkan wajah lucunya. Ini adalah tembakannya untuk yang keempat.
Abu Nawas mencabut anak panah, beruntung baginya kali ini anak panah secara kebetulan melesat menyentuh sasaran.
Ia pun berteriak sangat kencang.
"Inilah gaya Abu Nawas memanah untuk itu kita tunggu hadiah dari," Paduka Raja katanya.
Melihat kecerdikan Abu Nawas sang raja pun tak henti-hentinya tertawa.
"Kamu memang cerdik Abu Nawas kata raja sambil menyerahkan hadiahnya,"
Demikian cerita Abu Nawas saat menerima tantangan berupa lomba memanah dari Baginda Raja.***
