Kisah Pencari Puntung Rokok dan Gus Dur, Saling Berbalas Salam Meski Belum Pernah Bertemu

- 22 Agustus 2022, 16:00 WIB
Gus Dur memilikimkedekatan dengan pemulung puntung rokok meski belum pernah bertemu
Gus Dur memilikimkedekatan dengan pemulung puntung rokok meski belum pernah bertemu /Instagram @jaringangusdurian/

PORTAL MAJALENGKA – Selain sebagai ulama, Gus Dur juga dikenal sebagai guru bangsa. Gus Dur selalu dicintai berbagai macam lapisan masyarakat. Bahkan masyarakat yang secara kasat mata tidak memiliki nilai sosial mengenal sosok Gus Dur.

Sosok Gus Dur yang dikenal oleh semua kalangan masyarakat, membuat banyak kisah yang mengagumkan dan sering membuat isi kepala pusing atas apa yang dilakukan Gus Dur dan kisah orang sekitarnya. Ini salah satu bukti bahwa Gus Dur adalah wali Allah.

Kisah Gus Dur dengan pencari puntung rokok, yang dalam bahasa Jawa biasa disebut tukang golek tegesan, masih menjadi bagian dari pengalaman pribadi yang dituturkan santri Gus Dur, Nuruddin Hidayat.

Baca Juga: Kisah Keramat Wali Gus Dur yang Mampu Deteksi Makam Kakek Said Agil Al Munawar

Kisah penuh nilai moral ini bercerita tentang sebuah komitmen besar mencari sosok pemimpin bangsa yang tegas.

Menurut Nuruddin, kisah pertemuannya dengan sosok pencari puntung rokok yang dihormati Gus Dur ini bermula ketika dia pulang kampung ke Demak, saat mudik Lebaran.

Saat di rumah, dia menyempatkan diri silaturahmi kepada Kiai Hambali di Lasem, salah satu kiai yang cukup disegani masyarakat. Saat pulang dari rumah kiai itu, ada satu orang yang ingin menitip kendaraan karena ingin pergi ke masjid Menara Kudus.

Bersama orang itulah, dalam perjalanan pulang, dia diajak ke rumah pencari puntung rokok di perbatasan Kudus dan Jepara.  Sayangnya, pertemuan itu gagal karena si tuan rumah sedang melawat ke cucunya yang meninggal akibat kecelakaan.

Baca Juga: Seorang Wali Allah Kabur saat Bertemu Gus Dur, Apa yang Terjadi?

Keesokan harinya, Nuruddin sendirian mengunjungi orang itu, sebut saja Mbah SN. Di kampungnya, dia dikenal sebagai dukun Jawa yang bisa mengobati sakit ringan, seperti kerewelan anak-anak karena diganggu makhluk halus.

Karena pekerjaannya hanya sebagai pencari puntung rokok, kondisi rumahnya juga sangat memprihatinkan. Rumah yang dihuni itu layaknya gubuk, di sebelahnya terdapat sebuah kandang kambing, sebuah sumur kuno, dan langgar yang sudah mau roboh.

Dalam pertemuan itu, Nuruddin mengaku dari Pesantren Ciganjur, santrinya Gus Dur dan bercerita panjang lebar soal pesantren dan Gus Dur. Ketika pamit pulang, orang itu titip salam untuk Gus Dur.

Setelah Lebaran, ketika kembali ke Pesantren Ciganjur, Udin menceritakan pertemuannya dengan Mbah SN ini kepada Gus Dur, tentang rumahnya yang sederhana dan langgar yang mau roboh.

Baca Juga: KISAH KERAMAT GUS DUR Puasa Setengah Tahun

“Oh ya, ada orang seperti itu di perbatasan Kudus dan Jepara. Yo wis kapan-kapan kita ke sana," ujar Gus Dur.

Selanjutnya, Gus Dur menjelaskan perilaku orang yang mendedikasikan diri untuk mencari puntung rokok.

“Niku pendamelane pados tegesan, nek wis ketemu yo mari," sambung Gus Dur yang berarti dia mencari pemimpin yang tegas, kalau sudah ketemu orangnya, dia berhenti mencari puntung. Sayangnya, sampai akhir hayat, Gus Dur belum sempat bersilaturahmi dan mengunjungi rumah Mbah SN.

Di lain waktu, Nuruddin kembali berkunjung ke rumah Mbah SN, dan disela-sela obrolannya dia menanyakan apakah pernah bertemu dengan Gus Dur.

Halaman:

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Buku 99+ bukti Gus Dur wali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x