Kisah Tentang Jendral Soedirman Palsu dalam Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

- 13 Agustus 2022, 10:15 WIB
Ilustrasi Jenderal Soedirman saat dilantik Presiden Soekarno
Ilustrasi Jenderal Soedirman saat dilantik Presiden Soekarno /NANANG YUDI/Buku Soedirman Seorang Panglima

PORTAL MAJALENGKA - Jendral Soedirman merupakan salah satu pahlawan Indonesia, seorang Panglima besar TNI yang sangat dihormati, sehingga perjuangannya diabadikan oleh bangsa Indonesia.

Jenderal besar Indonesia ini lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24 Januari 1916. Ayahnya bernama Karsid Kartawiuraji dan ibunya bernama Siyem.

Mempertahankan kemerdekaan Indonesia menjadi tugas yang cukup berat bagi Jendral Soedirman yang kala itu akan direbut oleh sekutu, karena kondisinya yang sakit.

Baca Juga: Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Para Pejuang Gunakan Bahasa Walikan, Apa Itu?

Karena dalam keadaan sakit, Jendral Soedirman melakukan perang gerilya dengan cara ditandu dalam kurun waktu kurang lebih selama tujuh bulan.

Ia berpindah-pindah dari daerah ke daerah yang lain dalam keadaan sakit dan fisik lemah dan obat pun hampir tidak ada.

Namun semangat dan petunjuk yang selalu ia suarakan kepada pasukannya memberikan efek yang dahsyat dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia seakan dia sendiri tidak merasakan penyakitnya.

Baca Juga: SUBHANALLAH, Ciri-ciri Nabi Muhammad Datang di Pengajian Habib Luthfi bin Yahya

Ada satu cerita menarik tentang Panglima Besar Jenderal Soedirman saat Sang Jenderal bersama tentara gerilya berada di Dusun Karangnongko Kediri.

Pada tanggal 26 desember 1948, diduga kuat bahwa mata-mata Belanda telah mengendus keberadaan mereka, Soedirman yang sedang sakit dan harus ditandu, terpaksa dipapah dan digendong masuk ke dalam hutan.

Hal ini dilakukan untuk mengelabui para penjajah agar keberadaan Jendral Soedirman selaku Panglima Besar kala itu tidak diketahui oleh musuh.

Baca Juga: MENGENAL Ikan Channa Limbata, Sang Gabus Toleran dan Super Tangguh

Sementara itu, salah satu prajurit pengikut Jendral Soedirman diminta untuk menggantikannya berada di atas tandu guna mengelabui tentara Belanda.

Ia adalah Heru Kesser, Letnan muda yang memiliki perawakan sangat mirip dengan Sang Jenderal ditunjuk untuk menjadi Sodirman palsu.

Kala itu ia diminta mengenakan mantel berwarna hijau dan blangkon milik Soedirman. Heru lantas diangkat ke atas tandu yang sebelumnya dipakai untuk mengusung Sang Jenderal.

Dia dibawa ke ujung jalan untuk kemudian dimasukkan ke salah satu rumah yang berada di perbatasan Dusun.

Strategi yang dilancarkan tersebut terbukti manjur, karena menjelang sore hari, tiga pesawat Belanda melintas dan mengebom rumah yang dimasuki Soedirman palsu.

Dalam peristiwa itu, tak ada korban jiwa dari pihak tentara Indonesia, karena semua penduduk yang tinggal sudah terlebih dahulu dipindahkan.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: YouTube MONDAY TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah