Kisah Keramat Wali: Mobil Ghaib Jemput Murid Habib Luthfi bin Yahya

- 8 Agustus 2022, 22:29 WIB
Maulana Habib Luthfi bin Yahya. Kisah Keramat Wali: Mobil Ghaib Jemput Murid Habib Luthfi bin Yahya
Maulana Habib Luthfi bin Yahya. Kisah Keramat Wali: Mobil Ghaib Jemput Murid Habib Luthfi bin Yahya /Darul Hasyimi Yogyakarta

PORTAL MAJALENGKA - Habib Luthfi bin Yahya dikenal sebagai salah satu wali yang ada di zaman ini.

Sebagai salah satu wali Allah, Habib Luthfi bin Yahya juga dikenal memiliki sejumlah keramat wali.

Habib Luthfi bin Yahya juga begitu erat kontak batinnya dengan para murid-murid beliau.

Baca Juga: Karomah Wali Allah, Kisah Kyai As'ad Situbondo Shalat Jumat di Tengah Lautan

Biasanya, sebagai murid Habib Luthfi bin Yahya, salah satu kewajiban yang harus dijalankan adalah memelihara suluk bertemu guru minimal sekali dalam satu bulan.

Dikutip Portal Majalengka dari youtube Lahaula TV, ada salah satu murid Habib Luthfi bin Yahya yang bernama Kiai Zahid. Ia berusaha menjaga khidmah kepada Habib Luthfi bin Yabya dengan istiqomah setiap Jumat Kliwon.

Setiap bulannya, Kiai Zahid bertekad untuk hadir rutinan di Pekalongan ppapun yang terjadi demi khidmahnya kepada Habib Luthfi bin Yahya.

Baca Juga: Karomah Wali Allah, Kisah Kyai As'ad Situbondo Meminta Restu Kepada Sunan Ampel

Saat masa-masa awal mengaji kepada Habib Luthfi bin Yahya, ujian keistiqomahan itu datang.

Kiai Zahid waktu itu hendak berangkat ke Pekalongan pada Kamis Wage atau sehari sebelum rutinan. Namun suatu hari hingga Kamis Wage ia sama sekali tidak memiliki uang untuk berangkat ke Habib Luthfi bin Yahya.

Karena cintanya kepada Habib Luthfi bin Yahya, Kiai Zahid tidak mengeluh dengan kesederhanaan hidup yang harus dijalaninya saat itu. Namun hatinya menangis terbayang dirinya yang gagal memelihara suluk seorang murid.

Baca Juga: Doa Pendek agar Kaya Raya, Dibaca Sekali Saja Setiap Hari Menurut Habib Novel Alaydrus

Kiai Zahid bertekad menjalani khidmah ini semampunya bukan semaunya. Kiai Zahid tidak langsung menyerah, ia lantas mandi kemudian berganti baju dan menyiapkan tas yang berisi pakaian ganti serta perlengkapan mengaji lainnya dan siap berangkat ke Pekalongan.

Dengan hati yang penuh kerinduan kepada Habib Luthfi bin Yahya, dirinya keluar rumah dan hatinya menjerit.

"Abah, saya sudah niat pengajian, saya hanya bisa sampai di sini, yakni di depan rumah," kata Kiai Zahid dalam hatinya.

Tak lama setelah itu keramat wali Habib Luthfi bin Yahya mulai dirasakan olehnya. Tiba-tiba sebuah mobil Sedan Corolla kuning berhenti di depan rumah.

Ternyata yang datang adalah KH Mursyidi Mangkuyudan Solo, salah seorang Badal Thoriqoh Habib Luthfi bin Yahya.

Melihat Kiai Zahid yang berpakaian rapi, Kiai Mursyidi menanyakan kepadanya.

"Mau kemana kang?," tanya Kiai Mursyidi.

"Saya mau pergi sowan ke Habib Luthfi bin Yahya, rutinan di Pekalongan," jawab Kiai Zahid.

"Kalau begitu, saya antar sampai Kartasura, nanti tinggal naik bus sampai Pekalongan," ucap Kiai Mursyidi.

Kemudian Kiai Zahid ikut naik mobil Kiai Mursyidi. Sepanjang perjalanan, beliau tidak menceritakan kesulitan yang sedang beliau alami hingga sampai Kartasura.

"Abah Alhamdulillah, kemampuan saya hanya sampai Kartosuro," kata Kiai Zahid dalam hati.

Namun setelah mobil sampai di Kartasura, Kiai Mursyidi memberi hadiah kepada Kiai Zahid berupa sejumlah uang yang cukup untuk ongkos pulang pergi ke Pekalongan.

Sungguh Kiai Zahid menahan tangis keharuan menerima hadiah tersebut. Akhirnya Kiai Zahid sampai di Pekalongan dengan perasaan yang sangat bahagia.

Kiai Zahid menjalani kewajiban sebagai murid yaitu ngaji rutinan, berkumpul dengan murid Habib Luthfi bin Yahya lainnya dan berhasil memandang wajah sang guru rohani.

Singkat cerita, Kiai Zahid kembali pulang ke Klaten dengan pengalaman keramat wali gurunya itu, yakni Habib Luthfi bin Yahya.

Di lain kesempatan setelah pulang dari Pekalongan, Kyai Zahid bertemu kembali dengan Kiai Murstidi. Beliau kemudian buka-bukaan kepada Kiai Mursyidi tentang kejadian sebelumnya.

Kyai Zahid mengucapkan terima kasih kepada Kiai Mursyidi atas tumpangan dan hadiahnya kala itu.

"Terima kasih ya kang sudah ngasih saya uang saku. Waktu itu sebenarnya memang saya tidak punya uang saku untuk berangkat ke Pekalongan," kata Kiai Zahid.

Mendengar pengakuan Kiai Zahid itu, Kiai Mursyidi nampak kebingungan. Ia menjawabnya dengan sebuah pertanyaan dengan nada serius bercampur heran.

"Lho? Kapan? Saya tidak ke rumahmu kang," ujar Kiai Mursyidi.

Kiai Zahid balik kaget mendengar jawaban itu.

"Itu lho, pas sehari sebelum Jumat Kliwon bawa mobil sedan Corolla kuning," Kiai Zahid menegaskan.

"Lho, mobil sedan Corolla kuning sudah laku 2 bulan yang lalu kok," jawab Kiai Mursyidi.

Mendengar pengakuan Kiai Mursyidi itu, Kiai Zahid langsung teringat kepada Habib Luthfi bin Yahya akan keramat wali yang dimilikinya.

Sungguh Habib Luthfi bib Yahya merupakan seorang wali Allah yang mendengar jeritan hati seorang muridnya.

Dalam hati Kiai Zahid, Habib Luthfi bin Yahya merupakan guru yang memiliki kemuliaan, mau membimbing murid-muridnya untuk memahami makna sebuah kalimat Istiqomah lebih baik dari 1000 keramat.

Tidaklah seorang guru memperlihatkan keramat wali yang melekat dalam dirinya kecuali disebabkan oleh kesungguhan Istiqomah seorang murid.***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: YouTube Lahaula TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah