Kisah Prajurit Sakti Majapahit Bertarung Melawan Sunan Bonang Wali Allah Selama 7 Hari

- 3 Agustus 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi karomah Sunan Bonang. Kisah Prajurit Sakti Majapahit Bertarung Melawan Sunan Bonang Wali Allah Selama 7 Hari
Ilustrasi karomah Sunan Bonang. Kisah Prajurit Sakti Majapahit Bertarung Melawan Sunan Bonang Wali Allah Selama 7 Hari /Tangkap layar YouTube/Delta Buana

PORTAL MAJALENGKA - Suatu ketika dikisahkan ada padepokan bernama Sentono yang dipimpin oleh Blacak Ngilo.

Blacak Ngilo adalah bekas Prajurit Majapahit yang Dulu melarikan diri akibat perang saudara.

Dilansir portal Majalengka dari kanal YouTube penerus para nabi, Dikisahkan dalam buku sejarah Sunan Bonang Wali keramat dan ajaran-ajaran hidup sang waliyullah tulisan Asti musman padepokan Blacak Ngilo itu begitu termasyhur dan mempunyai banyak murid.

Baca Juga: Petatah Petitih Warisan Sunan Gunung Jati Penuh Sarat Makna, Jadi Simbol Keselamatan Dunia Akhirat

Blacak Ngilo mengajarkan berbagai ilmu, mulai dari kanuragan, bercocok tanam, Budi pekerti,dan spiritual.

Padepokan sentono ini terletak di tepi aliran Bengawan Solo yang memang strategis sangat cocok untuk perkebunan dan pertanian.

Akhirnya Daerah Sentono dan sekitarnya mengalami perkembangan yang maju pesat. bahkan Blacak Ngilo, oleh para pengikutnya diperlakukan seperti Raja.

Baca Juga: Al-Khawarizmi, Ilmuan Islam Penggagas Aljabar Pertama

Sayangnya lambat laun Blacak Ngilo justru berubah menjadi orang yang sewenang-wenang terhadap para pengikutnya.

Masyarakat diharuskan untuk membayar separuh lebih hasil panennya kepada Blacak Ngilo.

Tak hanya itu saja, setiap rakyatnya yang mempunyai anak perempuan yang masih perawan agar dipersembahkan untuk dijadikan selirnya.

Baca Juga: Mengenal Sosok Nashiruddin Al-Thusi, Seorang Astronom yang Ensiklopedis

Rakyat pun mulai resah dan gelisah, kalau setiap malam bulan purnama harus disediakan darah segar manusia, untuk dijadikan tumbal, guna menambah kesan kesaktiannya.

kabar ini pun lantas terdengar ke telinga Sunan Bonang, Ia pun mengutus seorang santrinya menemui Blacak Ngilo, yang intinya mengingatkannya agar tidak lagi berbuat sewenang-wenang terhadap rakyatnya.

Tak hanya itu saja, Sunan Bonang juga mengajak Blacak Ngilo untuk bertaubat, tidak menyembah berhala lagi dan mengajak mengikuti ajaran Islam yang lurus.

Baca Juga: KERAMAT WALI, Ini yang Bikin Sekelompok Perampok Bertaubat di Hadapan Syekh Abdul Qodir Al Jaelani

Mendengar perkataan utusan Sunan Bonang tersebut, Blacak Ngilo tersinggung. iya pun langsung menebas leher anak buah utusan Sunan Bonang, hingga tewas seketika.

Konon menurut sejarah tempat pemenggalan leher utusan Sunan Bonang ini, sampai sekarang di abadikan menjadi sebuah desa yang bernama pangulu, yaitu berasal dari kata penggal gulu atau penggal leher.

Wilayah tersebut sekarang masuk dalam Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro.

Baca Juga: Rasakan Manfaatnya! Amalan Ayat Pendek dari Leluhur Walisongo, Sunan Gunung Jati hingga Gus Dur

Merasa diremehkan Blacak Ngilo, kemudian mengirim surat tantangan kepada Sunan Bonang, agar datang berhadapan secara langsung, untuk mengadu kesaktian.

Sunan Bonang pun menyanggupi tantangan tersebut, tapi ia meminta beberapa persyaratan yaitu, bila Sunan Bonang kalah ya rela menjadi pengikut Blacak Ngilo, tapi bila sebaliknya, kalau Sunan Bonang menang Blacak Ngilo harus meninggalkan perbuatan buruknya dan harus masuk Islam.

Kedua belah pihak menyatuhui perjanjian itu pertempuran hebat pun dimulai. Konon pertempuran ini berlangsung lama, karena keduanya sama-sama memiliki kesaktian yang sangat hebat.

Baca Juga: Kisah Wali Allah yang Diduga Buta Sejak Lahir, Dibuang ke Hutan oleh Ibunya Hingga Disusui Seekor Kijang

Tapi di hari ketujuh Blacak Ngilo mulai kelelahan, tapi karena kesombongannya dia tidak mau mengakui kehebatan Sunan Bonang.

Timbullah akal licik Blacak Ngilo, untuk melarikan diri dari arena pertarungan, Blacak Ngilo pun masuk ke dalam perut bumi untuk melarikan diri.

Tetapi Sunan Bonang pun tak mau kalah dan terus mengejar Blacak Ngilo ke dalam perut bumi, konon akhirnya terjadi kejar-kejaran di dalam tanah.

Baca Juga: Dikisahkan Gus Baha Keramat Sahabat Umar Bin Khattab, Memadamkan Api Hanya dengan Sorban yang Dititipkan

Konon di setiap Blacak Ngilo muncul di permukaan tanah, di belakangnya ada Sunan Bonang

Bahkan ia berlari ke daerah Tuban pun Sunan Bonang ikut muncul.

Singkat cerita karena lacak ngilu kelelahan ia pun meminta kepada Sunan Bonang untuk beristirahat.

Blacak Ngilo pun memanfaatkan waktu istirahatnya untuk bersandar di suatu tempat.

Baca Juga: Begini Kata Sunan Gunung Jati Jika Orang Berani Ingkar Janji!

Di sinilah wilayah yang dijadikan Bersandar atau Semende. di namakan Desa Menden dari kata Senden atau Bersandar.

Singkat cerita, Blacak Ngilo pun, mengakui kekalahannya dan bersedia Untuk memeluk Agama Islam.

Serta bersedia menjadi pengikut Sunan Bonang dan mau untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Menden.

Baca Juga: Kisah Danghyang Tanah Jawa, Syekh Subakir dan Dua Ulama Khos

Itulah kisah sejarah mantan prajurit Majapahit yang melawan Sunan Bonang hingga kalah dan bertaubat.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: YouTube Penerus Para Nabi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x