Network
PORTAL MAJALENGKA - KH Abdurahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur, lahir di Jombang pada 7 September 1940.
Gus Dur merupakan putra pertama dari enam bersaudara, anak pasangan Wahid Hasyim dan Siti Sholehah.
Gus Dur juga memiliki silsilah keturunan sampai ke pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU) yaitu Mbah Hasyim Asy'ari, yang merupakan kakeknya dari garis ayah.
Baca Juga: Saat Gus Dur Ungkap Makam Wali Qutub yang Sudah Lama Diyakini Makam Preman
Selain dikenal sebagai tokoh ulama terkemuka di tanah Jawa, Gus Dur juga pernah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia keempat.
Masa kepemimpinan Gus Dur sebagai presiden berlangsung sejak 20 Oktober 1999 dan berakhir pada 23 Juli 2001 melalui Sidang Istimewa MPR.
Sejak masa kanak-kanak, cucu dari Mbah Hasyim Asy'ari itu mempunyai hobi membaca, ia juga kerap menghabiskan waktu untuk mengunjungi perpustakaan pribadi milik sang ayah.
Baca Juga: KAROMAH HABIB NOH yang Luar Biasa, Wali Sakti Asal Negara Singapura
Menginjak masa remaja, Gus Dur memilih daerah Yogyakarta dan Tegalrejo untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya.
Kemudian Gus Dur kembali tinggal di Jombang, tepatnya di pesantren Tambak Beras. Sampai selanjutnya ia melanjutkan studi hingga ke Mesir.
Sementara itu, KH Abdul Moqsith Ghazali atau yang akrab disapa KH Moqsith dikenal memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Gus Dur.
Baca Juga: KERAMAT WALI, Tuan Guru Sekumpul Saat Masih Nyantri, Bikin Geleng Kepala Bila Baca Kisahnya
KH Abdul Moqsith adalah seorang pakar hubungan antar agama, beliau menempuh pendidikan S2 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
KH Moqsith pernah bercerita bahwa dahulu Gus Dur sempat ditawari umur hingga 90 tahun oleh malaikat. Namun, cucu Mbah Hasyim Asy'ari itu menolaknya.
Sebab menurut Gus Dur, memiliki umur 90 tahun terlalu panjang baginya. Kemudian ia meminta pada malaikat untuk diberi umur yang sedang-sedang saja. Akhirnya benar, beliau tutup mata di usia 69 tahun.
Gus Dur meninggal dunia pada tanggal 30 Desember 2009 pukul 18.40 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Waallahu'alam bishawab.***
