KERAMAT PARA WALI, 40 Hari Mbah Dimyati Banten Mananti Malah Diusir Mbah Dalhar Watu Congol

- 22 Juli 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi Wali.
Ilustrasi Wali. /Youtube

PORTAL MAJALENGKA - KH Muhammad Dimyati Banten atau biasa dipanggil Mbah Dim adalah ulama besar yang diyakini merupakan salah satu Wali Allah SWT.

Mbah Dim sang wali asal Banten ini ketika menuntut ilmu sangat teguh dalam mengaji dan takdzim pada guru-gurunya.

Mbah Dim keliling dari satu pesantren ke pesantren lainnya yang ada di Nusantara untuk menimba ilmu kepada para ulama dan kiai.

Baca Juga: Ada Seorang Wali di Dasar Neraka Wiridan Ya Hanan Ya Manan, Ucap Gus Baha

Beberapa diantaranya yang didatangi Mbah Dim untuk ia menuntut ilmu, seperti Mbah Baidhowi Lasem dan Mbah Dalhar Watucongol Magelang.

Jiwa Mbah Dim dalam menuntut ilmu sangat gigih, sehingga ilmunya dikenal sangat luas. Dari sini, lahirlah Keramat-keramat Mbah Dim yang penuh dengan keistimewaan.

Setiap Pesantren yang disinggahi Mbah Dim penuh dengan kenangan yang unik. Salah satunya adalah bersama Mbah Dalhar Watu Congol Magelang.

Baca Juga: Detik-Detik Tuan Guru Sekumpul Hendak Diracun Seorang Wanita, Ini yang Terjadi

Mbah Dalhar Watu Congol juga dikenal dengan salah satu wali yang sangat masyhur dengan keramat keramat saktinya.

Gus Miek termasuk salah satu santri dari Mbah Dalhar Watu Congol yang kemudian menjadi seorang wali yang sangat masyhur dengan gaya nyentrik dan keramat saktinya.

Mbah Dim nyantri kepada Mbah Dalhar Watu Congol dengan sepenuh keyakinan untuk mengaji dan mengasah ruhaniahnya.

Ketika datang di pesantren Mbah Dalhar, selama 40 hari Mbah Dim tak mendapatkan sapaan apapun dari Mbah Dalhar.

Baca Juga: Keputusan Kapolri Usut Tuntas Tewasnya Brigadir J Diapresiasi DPR

Dalam diri Mbah Dim, penuh tanda tanya terkait apa yang dialaminya itu. Tapi karena jiwa santrinya yang teguh, ia jalani saja menunggu dawuh sang guru yang sangat dihormatinya.

40 hari tanpa pernah ditanya dan dipanggil sekalipun. Akhirnya tepat pada hari ke 40, Mbah Dim dipanggil Mbah Dalhar.

“Sampeyan mau apa jauh-jauh datang ke sini?” tanya Mbah Dalhar.

Ditanya begitu, Mbah Dim pun menjawab,

“Saya mau mondok, mbah.” Kemudian Kyai Dalhar pun berkata,

“Perlu sampeyan ketahui bahwa disini tidak ada ilmu, justru ilmu itu sudah ada pada diri sampeyan.

Baca Juga: Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J: Autopsi Nanti Akan Libatkan RS Tiga Matra TNI dan RSCM

Daripada sampeyan mondok di sini buang-buang waktu, lebih baik sampeyan pulang lagi ke Banten.

Amalkan ilmu yang sudah ada dan syarahi kitab-kitab karangan mbah-mbahmu.

Karena kitab tersebut masih perlu diperjelas dan sangat sulit dipahami oleh orang awam.”

Mendengar jawaban tersebut, Mbah Dimyati menjawab,

“Tujuan saya ke sini adalah untuk mengaji, kok saya malah disuruh pulang lagi?

Baca Juga: Komnas HAM akan Segera Umumkan Kronologi Tewasnya Brigadir J Pada Minggu Ini

Kalau saya disuruh mengarang kitab, kitab apa yang mampu saya karang?” Kemudian Kyai Dalhar memberi saran,

“Baiklah, kalau sampeyan mau tetap di sini, saya mohon ajarkanlah ilmu sampeyan kepada santri-santri yang ada di sini dan sampeyan jangan punya teman.” Kemudian Kyai Dalhar memberi ijazah tareqat Syadziliyah kepada Mbah Dim

Itulah kisah 40 hari yang sangat istimewa. Memang begitulah cara-cara para wali Allah dalam mengajarkan ilmu, tetapi juga mempertajam kecemerlangan batiniyah.

Baca Juga: IPW Apresiasi Kapolri Telah Menonaktifkan Kapolres Jaksel dan Karo Paminal Dalam Kasus Brigadir J

Yang didapatkan bukan saja luasnya ilmu, tetapi juga beningnya hati. Dengan beningnya hati, ilmu memancarkan sebagai cahaya yang memberikan ketenangan dan kebahagiaan kepada siapa saja. Sholu 'ala Nabi Muhammad.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: YouTube Penerus Para Nabi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah