PORTAL MAJALENGKA - KH Muhammad Zaini Abdul Ghani atau yang lebih akrab dengan sebutan Tuan Guru Sekumpul merupakan sosok wali Allah dari Kalimantan.
Selain dikenal sebagai seorang wali Allah yang memiliki beberapa keramat, Tuan Guru Sekumpul juga masyhur dengan adabnya yang luar biasa.
Atas dasar itu, Tuan Guru Sekumpul pernah mengimbau kepada umat muslim untuk berhati-hati saat menyimpan uang pecahan 5.000 dengan gambar KH Idham Khalid.
Baca Juga: Syekh Ini Telan Iblis, Hingga Malaikat Turun Membantunya
Karena Tuan Guru Sekumpul pernah berkata kepada KH Syafriansyah bahwa KH Idham Khalid itu adalah penegak kita, karena beliau sudah lebih dulu menjadi wali qutub.
"Oleh karena itu kalau mau menyandingkan foto ku dengan beliau letakkan posisi beliau disebelah kanan ku," ucap Abah Guru Sekumpul seperti dikutip Portal Majalengka dari youtube Karomah Al Islam pada Minggu, 17 Juli 2022.
Karena diketahui, KH Idham Khalid merupakan tokoh nasional asal Kalimantan Selatan yang juga Ulama NU serta Pahlawan Nasional.
Baca Juga: GUNAKAN DENGAN BIJAK! Begini Bahaya dan Manfaat Merkuri Bagi Manusia
Lebih dari itu, KH Idham Khalid juga merupakan salah satu pendiri Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN), organisasi pengamal Tarekat yang saat ini dipimpin oleh Habib Lutfi Bin Yahya.
Dan karena itu, kata Tuan Guru Sekumpul, bagi para pria yang sering meletakkan dompetnya di kantong celana belakang, dianjurkan untuk memisahkan uang 5000 dari dompetnya.
Hal itu tak lain karena dikhawatirkan foto KH Idham Khalid akan diduduk. Tak pantas rasanya jika menduduki foto seorang wali Allah.
Baca Juga: Keramat Sunan Bonang: Berwujud Banyak Saat Dihadang Perampok
KH Idham Khalid merasakan betul penderitaan dalam proses perjuangan melawan penjajah. Pada era kemerdekaan ia pernah mengalami pedihnya siksaan saat ditangkap oleh Belanda dan dijebloskan ke dalam penjara.
Karena itu, sangat pantas gelar pahlawan diberikan kepadanya. Siksaan kaum penjajah itu pun berdampak pada pembengkokan tulang yang dialaminya setelah usia senja.
Hal itu diungkapkan KH Idham Khalid dalam buku yang berjudul Napak Tilas: Pengabdian Idham Khalid Tanggung Jawab politik Nahdlatul Ulama dalam sejarah.***