Sesampainya di Jombang, As'ad segera ke kediaman KH Hasyim Asy'ari. Kedatangan As'ad pun disambut ramah oleh KH Hasyim Asy'ari. Terlebih As'ad merupakan utusan khusus gurunya, yakni Mbah Kholil Bangkalan.
Setelah bertemu dengan KH Hasyim Asy'ari, As'ad segera menyampaikan maksud kedatangannya.
"Kiai, saya diutus oleh Mbah Kholil Bangkalan untuk mengantarkan dan menyerahkan tongkat Ini," kata As'ad seraya menyerahkan tongkatnya.
KH Hasyim Asy'ari menerima tongkat itu dengan penuh perasaan. Ia terbayang wajah gurunya yang arif, bijak, dan penuh wibawa. Kesan-kesan indah selama menjadi santri juga terbayang di pelupuk matanya.
Baca Juga: Pangeran Pemanah Rasa, Sosok Sakti Kakek Sunan Gunung Jati Berkelana di Masa Muda
"Apa masih ada pesan lainnya dari Mbah Kholil Bangkalan?," tanya KH Hasyim Asy'ari kepada As'ad.
"Ada Kiai," jawab As'ad.
Kemudian As'ad membacakan surat Thaha ayat 17-23.
Setelah mendengar ayat tersebut dibacakan dan merenungkan kandungannya, KH Hasyim Asy'ari menangkap isyarat bahwa Mbah Kholil Bangkalan tak keberatan apabila ia dan Kiai Wahab beserta para kiai lainnya untuk mendirikan sebuah jamiyah.