PORTAL MAJALENGKA - KH Hasan bin Syamsuddin bin Qoyiduddin atau yang dikenal dengan KH Hasan Genggong lahir di Sentong, Krejengan, Probolinggo.
Sebutan Genggong pada diri KH Hasan Genggong tersebut diambil dari nama pesantren yang dipimpinnya yakni Pondok pesantren Genggong yang berdiri sejak tahun 1839 Masehi.
Ada banyak Karomah KH Hasan Genggong semasa hidupnya. Salah satunya diceritakan oleh KH. Akhmad Mudzhar, Situbondo.
Ia bercerita bahwa pada suatu hari selepas sholat Jumat, KH Hasan Genggong turun dari Masjid Jami' Al-Barokah Genggong menuju rumahnya.
Dalam perjalanan antara masjid dan rumahnya, KH Hasan Genggong berjalan sambil berteriak mengucap “Innalillah Innalillah” sambil menghentakkan tangannya yang terlihat basah.
Tiga hari kemudian setelah kejadian tersebut, datang dua orang tamu menghadap KH Hasan Genggong yang saat itu juga ada KH Mudzhar dalam ruangan.
Baca Juga: Witan Sulaeman Kembali ke Lechia Gdansk, Egy Maulana Vikri Tetap Bermain di Eropa
Saat dua orang tersebut bertemu dan melihat wajah sang kiai, terlontar ucapan dari salah seorang dari keduanya. “Ini orang yang menolong kita tiga hari yang lalu,” ujarnya.
Bersamaan dengan itu, KH Hasan Genggong mengucap “Alhamdulillah” sebanyak tiga kali dengan wajah yang berseri.
Kejadian tersebut membuat heran KH Mudzhar. Iaa pun memutuskan untuk bertanya kepada kedua tamu tersebut.
Baca Juga: Pesawat Susi Air Jatuh di Papua, Begini Kronologinya
Kedua tamu tersebut pun menceritakan peristiwa yang telah dialaminya.
Sang tamu pun mengungkapkan bahwa tiga hari yang sebelumnya, yaitu Jumat, keduanya dan beberapa teman yang lain menaiki perahu menuju Banjarmasin.
Di tengah perjalanan tiba-tiba perahu oleng akibat angin topan. Namun keduanya sempat diselamatkan oleh seorang sepuh yang tidak dikenal.
Baca Juga: Tanggal 24 Juni 2022 akan Terjadi Apa? Fenomena Alam 18 Tahun Lalu Terulang
Diperkirakan saat peristiwa itu terjadi pada pukul 1 siang atau bakda Jumat. Karena sebelum perahu tenggelam, keduanya mendengar suara adzhan sholat Jumat.
Setelah berhasil diselamatkan keduanya pun sudah tidak sadar lagi apa yang terjadi hingga keduanya terdampar di tepi pantai Kalibuntu.
Barulah setelah sadar, keduanya teringat pada sosok orang tua yang telah menyelamatkannya dari malapetaka tiga hari yang lalu itu. Orang tua yang nampaknya sangat alim menurutnya.
Baca Juga: Ciri-ciri atau Dampak Buruk Ilmu Pelet dan Guna-guna Menurut Dewi Sundari Praktisi Kejawen
Hingga akhirnya keduanya pun teguh hati untuk mencari dan bersilaturrahim kepada orang tua sepuh tersebut.
Keduanya pun berinisiatif untuk mencari di rumah penduduk dekat dengan tempatnya terdampar.
Setelah bertanya kepada orang-orang yang dijumpai, dan menanyakan keberadaan orang tua sepuh yang terlihat begitu alim, lalu keduanya diarahkan untuk datang ke tempat ini, rumah KH Hasan Genggong.
Benar saja, setelah sampai disini ternyata orang yang menolongnya waktu itu adalah KH. Hasan Genggong.***