PORTAL MAJALENGKA- Pada tahun 1362 Saka (1440/1 Masehi) tepatnya di Kebon Pesisir, tinggal dua pasang suami istri dari Cirebon Girang, yaitu Ki DanuseIa dengan istrinya Nyai Arumsari serta Ki Sarnawi dengan istrinya.
Hal itu dikisahkan dalam Pustaka Nagarakretabhumi yang telah diterjemahkan Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga pada tahun 2008.
Pustaka Nagarakrtabhumi baru ditemukan dengan bantuan masyarakat semenjak tahun 1974. Penemuan itu tidak terjadi sekaligus, melainkan berangsur-angsur dan juga tidak berurutan.
Baca Juga: PENYAMARAN Pangeran Walang Sungsang Hingga Nikahi Nyimas Kencana Larang, Dakwah Sunan Gunung Jati
Naskah ini terdiri dari 5 sargah (buku) dan jangka waktu penemuannya beberapa tahun lamanya serta asalnya dari luar keraton.
Pustaka Nagarakrtabhumi dewasa ini telah menjadi milik Museum Negeri Jawa Barat. Menurut pendahuluan dari setiap naskah tersebut, naskah-naskah itu berasal dari Cirebon.
Disusun di bawah tanggung jawab Pangeran Wangsakerta, Panembahan Cirebon pertama dengan anggota 7 orang adhyaksa yang disebut saptadhyaksa atau jaksa pepitu.
Dikisahkan dalam naskah tersebut, duami istri Ki Sarnawi tidak lama kemudian meninggal karena usia tua. Ki DanuseIa bergelar Ki Gedheng Alang-alang.
Baca Juga: INILAH SOSOK Ki Gede Alang-Alang Bersama Prabu Siliwangi dan Sunan Gunung Jati Pewaris Tahta Padjajaran (2)
Pada tahun 1367 Saka (1445/6 Masehi), datanglah Ki Somadullah yaitu Pangeran Walang Sungsang beserta istrinya Nyai Endang Geulis disertai adik Nyimas Rara Santang.
Pangeran Walang Sungsang mendapat gelar Ki Somadullah, setelah berguru agama Islam dari Syeh Datuk Kahfi, di buklt Amparan Jati atau Gunung Jati pada 14 Kresnapaksa (paro-terang), Cetramasa (Maret-April) 1367 Saka (1445 Masehi).